26.1 C
Jakarta
Thursday, April 25, 2024

Anosmia, Gejala Covid-19 yang Mengganggu Indra Penciuman

KALTENGPOS.CO – Saat seseorang terinfeksi virus corona (Covid-19),
biasanya mengalami gejala seperti batuk, flu, demam hingga diare. Namun, ada
juga yang tak mengalami gejala apapun atau disebut orang tanpa gejala (OTG).

Belakangan, OTG mengaku mengalami
kehilangan indra penciuman atau anosmia. Meskipun sering dialami saat seseorang
flu, hal ini akan jauh lebih parah pada pasien Covid-19.

Dikutip dari Science Focus, penyebab kehilangan penciuman ini bisa terjadi pada
pasien Covid-19 karena adanya protein di permukaan beberapa sel manusia, yang
bisa dengan mudah ‘mengikat’ virus corona.

Protein sejenis enzim yang
disebut angiotensin converting enzyme II
(ACE-2), memiliki bentuk tertentu yang dirancang untuk mengambil hormon angiotensin dan mengubahnya menjadi
ACE-2 yang digunakan tubuh untuk berbagai hal, seperti mengatur tekanan darah.
Tetapi, ACE-2 ini bisa dengan mudah berikatan dengan virus corona.

Baca Juga :  Serangan Jantung Berisiko Memicu Kanker

Secara umum, saat sel manusia
terinfeksi virus mereka menjalani proses yang disebut pyroptosis atau penghancuran diri untuk menggagalkan virus menempel
pada sel.

“Jadi, kemungkinan besar sel
pendukung penciuman itu menghancurkan dirinya sendiri yang menyebabkan kematian
neuron sensorik dan hilangnya indra penciuman,” jelas penulis studi Dr
Andrew P Lane, tim ilmuwan dari Fakultas Kedokteran Universitas John Hopkins.

KALTENGPOS.CO – Saat seseorang terinfeksi virus corona (Covid-19),
biasanya mengalami gejala seperti batuk, flu, demam hingga diare. Namun, ada
juga yang tak mengalami gejala apapun atau disebut orang tanpa gejala (OTG).

Belakangan, OTG mengaku mengalami
kehilangan indra penciuman atau anosmia. Meskipun sering dialami saat seseorang
flu, hal ini akan jauh lebih parah pada pasien Covid-19.

Dikutip dari Science Focus, penyebab kehilangan penciuman ini bisa terjadi pada
pasien Covid-19 karena adanya protein di permukaan beberapa sel manusia, yang
bisa dengan mudah ‘mengikat’ virus corona.

Protein sejenis enzim yang
disebut angiotensin converting enzyme II
(ACE-2), memiliki bentuk tertentu yang dirancang untuk mengambil hormon angiotensin dan mengubahnya menjadi
ACE-2 yang digunakan tubuh untuk berbagai hal, seperti mengatur tekanan darah.
Tetapi, ACE-2 ini bisa dengan mudah berikatan dengan virus corona.

Baca Juga :  Serangan Jantung Berisiko Memicu Kanker

Secara umum, saat sel manusia
terinfeksi virus mereka menjalani proses yang disebut pyroptosis atau penghancuran diri untuk menggagalkan virus menempel
pada sel.

“Jadi, kemungkinan besar sel
pendukung penciuman itu menghancurkan dirinya sendiri yang menyebabkan kematian
neuron sensorik dan hilangnya indra penciuman,” jelas penulis studi Dr
Andrew P Lane, tim ilmuwan dari Fakultas Kedokteran Universitas John Hopkins.

Terpopuler

Artikel Terbaru