26.6 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Pertolongan Pertama, Langsung Istirahat setelah Muncul Cedera

Olahraga urban semakin
digemari. Lari, fitness, dan bersepeda jadi pilihan paling diminati. Seiring
dengan itu, potensi cedera juga membayangi. Sangat penting mempelajari
penanganan pertama pada cedera supaya kondisi tak semakin parah.

SEBELUM mengenal
penanganannya, sangat penting mengenal bentuk-bentuk cedera yang mungkin
terjadi karena olahraga. Dalam penjelasannya, dr Theri Effendi SpOT(K) membagi
cedera olahraga menjadi tiga macam. Pertama dislokasi, yaitu terlepasnya sendi
dari tempat asalnya. ”Yang disebabkan kerusakan atau robekan kapsul sendi dan
ligamen,” ucapnya. Kedua, luka pada kulit hingga pendarahan dan potensi
infeksi. Ketiga, fraktur atau patah tulang.

Lutut, pergelangan kaki,
bahu, dan pergelangan tangan adalah beberapa bagian tubuh yang paling umum
mengalami cedera saat olahraga. Pada lutut, cedera umum yang terjadi adalah
robekan ligamen dan jaringan lunak, cedera tulang rawan, serta cedera otot di
sekitar lutut. ”Yang sering itu anterior cruciate ligaments (ACL) pada jaringan
yang menghubungkan paha dengan tulang kering di sendi lutut,” tutur alumnus
Universitas Airlangga itu. Contoh lainnya, pada bagian ankle sering terjadi
sprain ankle atau dalam istilah awam disebut keseleo.

Penyebab cedera sebenarnya
cukup banyak (lihat grafis). Salah satunya adalah intensitas yang berlebihan.
Gerakan yang berulang-ulang dan overused bisa mengakibatkan beban pada tulang
hingga timbul stress fracture. Asupan gizi juga sangat memengaruhi kesiapan
tubuh saat olahraga. ”Misal, kurang elektrolit, lalu muncul kram saat lari. Ya,
ditambah asupannya. Jika hanya dipijat tanpa menambah asupan, kram lagi nanti,”
ujar Theri.

Baca Juga :  Penelitian Ungkap Dampak Buruk Rasa Lapar Saat Mengambil Keputusan

Dalam pertolongan pertama
pada cedera, rumus RICE bisa dihafalkan dan diaplikasikan. Huruf R pada RICE
berarti rest atau istirahat. ”Jika sudah muncul cedera, segera hentikan untuk
istirahat,” ucapnya. Jika tubuh dipaksa melanjutkan, bisa jadi cedera justru
semakin parah dan membutuhkan penanganan lebih.

Langkah berikutnya adalah
icing. Area tubuh yang cedera dikompres dengan es atau air dingin. Jika memang
terjadi pendarahan, kompres dingin bisa membantu mempersempit pembuluh darah.
Pendarahan akan berkurang dan pembengkakan lebih cepat mengecil. Dua kesalahan
umum yang sering dilakukan adalah melakukan kompres hangat atau dengan alkohol.
Air hangat justru membuat pembuluh darah melebar dan pendarahan semakin banyak.
Sementara itu, alkohol berfungsi membersihkan luka atau pendarahan luar saja.

Compression adalah
memberikan tekanan yang tepat pada bagian cedera. Ingat, tekanan yang dimaksud
bukan pijatan. Melainkan penggunaan bandage yang juga berfungsi
mengistirahatkan area yang cedera. ”Dan memasangnya juga tidak asal. Tidak
terlalu menekan hingga kesempitan, tapi juga tidak terlalu longgar,” tegasnya.

Terakhir, elevating adalah
menempatkan bagian tubuh yang cedera lebih tinggi dari jantung. Hal tersebut
dilakukan untuk mempermudah pembuluh darah vena membawa darah ke jantung. Darah
tak lagi menumpuk di area cedera. Jika cedera terjadi di tangan, tangan bisa
digendong dan dibiarkan istirahat. Jika cedera terjadi di kaki, posisi tiduran
atau duduk diikuti dengan kaki yang diberi sandaran lebih tinggi.

Baca Juga :  Datangkan Mesin Anyar, Eijkman Sanggup Lakukan Seribu Tes PCR per Hari

Langkah-langkah tersebut
merupakan pertolongan pertama. Jika cedera tidak mereda beberapa hari,
disarankan melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan.

Pemijatan sangat tidak
dianjurkan. Pijatan yang diberikan bisa memperparah kondisi cedera di dalam
tubuh. ”Penyembuhan jadi tidak bisa maksimal. Padahal, kita tentu ingin kembali
normal atau malah kondisinya lebih baik,” ucap Theri.

APA SAJA PENYEBAB CEDERA?

• Intensitas latihan
melebihi kekuatan tubuh, terlalu banyak atau terlalu cepat.

• Ada benturan hingga mengakibatkan
traumatic injury.

• Asupan gizi kurang
sehingga performa tubuh tidak maksimal.

• Pemanasan dan pendinginan
kurang atau tidak efektif.

• Teknik dan alat olahraga
kurang tepat.

• Adanya kondisi tubuh
khusus karena pengaruh genetik, kelemahan otot, atau bagian tubuh kurang
fleksibel.

PENANGANAN CEDERA DENGAN
RICE

Rest: istirahatkan tubuh
setelah muncul rasa nyeri

Icing: kompres dengan air
es, bukan air hangat

Compression: tekanan bisa
diberikan dengan bandage yang tak terlalu kencang atau terlalu longgar

Elevating: bagian yang
cedera diposisikan lebih tinggi daripada jantung

Olahraga urban semakin
digemari. Lari, fitness, dan bersepeda jadi pilihan paling diminati. Seiring
dengan itu, potensi cedera juga membayangi. Sangat penting mempelajari
penanganan pertama pada cedera supaya kondisi tak semakin parah.

SEBELUM mengenal
penanganannya, sangat penting mengenal bentuk-bentuk cedera yang mungkin
terjadi karena olahraga. Dalam penjelasannya, dr Theri Effendi SpOT(K) membagi
cedera olahraga menjadi tiga macam. Pertama dislokasi, yaitu terlepasnya sendi
dari tempat asalnya. ”Yang disebabkan kerusakan atau robekan kapsul sendi dan
ligamen,” ucapnya. Kedua, luka pada kulit hingga pendarahan dan potensi
infeksi. Ketiga, fraktur atau patah tulang.

Lutut, pergelangan kaki,
bahu, dan pergelangan tangan adalah beberapa bagian tubuh yang paling umum
mengalami cedera saat olahraga. Pada lutut, cedera umum yang terjadi adalah
robekan ligamen dan jaringan lunak, cedera tulang rawan, serta cedera otot di
sekitar lutut. ”Yang sering itu anterior cruciate ligaments (ACL) pada jaringan
yang menghubungkan paha dengan tulang kering di sendi lutut,” tutur alumnus
Universitas Airlangga itu. Contoh lainnya, pada bagian ankle sering terjadi
sprain ankle atau dalam istilah awam disebut keseleo.

Penyebab cedera sebenarnya
cukup banyak (lihat grafis). Salah satunya adalah intensitas yang berlebihan.
Gerakan yang berulang-ulang dan overused bisa mengakibatkan beban pada tulang
hingga timbul stress fracture. Asupan gizi juga sangat memengaruhi kesiapan
tubuh saat olahraga. ”Misal, kurang elektrolit, lalu muncul kram saat lari. Ya,
ditambah asupannya. Jika hanya dipijat tanpa menambah asupan, kram lagi nanti,”
ujar Theri.

Baca Juga :  Penelitian Ungkap Dampak Buruk Rasa Lapar Saat Mengambil Keputusan

Dalam pertolongan pertama
pada cedera, rumus RICE bisa dihafalkan dan diaplikasikan. Huruf R pada RICE
berarti rest atau istirahat. ”Jika sudah muncul cedera, segera hentikan untuk
istirahat,” ucapnya. Jika tubuh dipaksa melanjutkan, bisa jadi cedera justru
semakin parah dan membutuhkan penanganan lebih.

Langkah berikutnya adalah
icing. Area tubuh yang cedera dikompres dengan es atau air dingin. Jika memang
terjadi pendarahan, kompres dingin bisa membantu mempersempit pembuluh darah.
Pendarahan akan berkurang dan pembengkakan lebih cepat mengecil. Dua kesalahan
umum yang sering dilakukan adalah melakukan kompres hangat atau dengan alkohol.
Air hangat justru membuat pembuluh darah melebar dan pendarahan semakin banyak.
Sementara itu, alkohol berfungsi membersihkan luka atau pendarahan luar saja.

Compression adalah
memberikan tekanan yang tepat pada bagian cedera. Ingat, tekanan yang dimaksud
bukan pijatan. Melainkan penggunaan bandage yang juga berfungsi
mengistirahatkan area yang cedera. ”Dan memasangnya juga tidak asal. Tidak
terlalu menekan hingga kesempitan, tapi juga tidak terlalu longgar,” tegasnya.

Terakhir, elevating adalah
menempatkan bagian tubuh yang cedera lebih tinggi dari jantung. Hal tersebut
dilakukan untuk mempermudah pembuluh darah vena membawa darah ke jantung. Darah
tak lagi menumpuk di area cedera. Jika cedera terjadi di tangan, tangan bisa
digendong dan dibiarkan istirahat. Jika cedera terjadi di kaki, posisi tiduran
atau duduk diikuti dengan kaki yang diberi sandaran lebih tinggi.

Baca Juga :  Datangkan Mesin Anyar, Eijkman Sanggup Lakukan Seribu Tes PCR per Hari

Langkah-langkah tersebut
merupakan pertolongan pertama. Jika cedera tidak mereda beberapa hari,
disarankan melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan.

Pemijatan sangat tidak
dianjurkan. Pijatan yang diberikan bisa memperparah kondisi cedera di dalam
tubuh. ”Penyembuhan jadi tidak bisa maksimal. Padahal, kita tentu ingin kembali
normal atau malah kondisinya lebih baik,” ucap Theri.

APA SAJA PENYEBAB CEDERA?

• Intensitas latihan
melebihi kekuatan tubuh, terlalu banyak atau terlalu cepat.

• Ada benturan hingga mengakibatkan
traumatic injury.

• Asupan gizi kurang
sehingga performa tubuh tidak maksimal.

• Pemanasan dan pendinginan
kurang atau tidak efektif.

• Teknik dan alat olahraga
kurang tepat.

• Adanya kondisi tubuh
khusus karena pengaruh genetik, kelemahan otot, atau bagian tubuh kurang
fleksibel.

PENANGANAN CEDERA DENGAN
RICE

Rest: istirahatkan tubuh
setelah muncul rasa nyeri

Icing: kompres dengan air
es, bukan air hangat

Compression: tekanan bisa
diberikan dengan bandage yang tak terlalu kencang atau terlalu longgar

Elevating: bagian yang
cedera diposisikan lebih tinggi daripada jantung

Terpopuler

Artikel Terbaru