28.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Kenali Tujuh Gejala Ginjal Bocor

PERNAH dengar soal ginjal bocor? Ini bukan berarti organ
dalam Anda mengeluarkan banyak darah. Kerusakan ginjal yang satu ini tidak
mengeluarkan gejala spesifik kalau belum sampai ke tahap yang berat.

Ginjal
berfungsi untuk menyaring sisa dan racun di dalam tubuh sehingga dapat dibuang
melalui urine. Untuk zat-zat yang berguna, seperti protein, glukosa, dan
mineral, semuanya akan diserap oleh ginjal dan dikembalikan ke aliran darah.

Nah, ketika ginjal
mengalami kerusakan, kemampuan menyaringnya akan berkurang. Zat-zat yang
berguna termasuk protein, justru ikut terbuang bersama urine. Alhasil, tubuh
kekurangan nutrisi dan kesehatan secara menyeluruh ikut terganggu.

Dalam
keadaan normal, sebenarnya memang ada zat-zat berguna yang ikut terbuang
melalui urine. Hanya saja, jumlahnya sedikit. Dalam kasus ginjal yang rusak dan
sudah parah, protein yang terbuang cukup banyak.

Terbuangnya
protein dalam jumlah yang tak wajar dapat terlihat jelas dari urine yang
dihasilkan. Kondisi seperti inilah yang disebut ginjal bocor. Adapun gejala
ginjal bocor yang bisa Anda kenali, antara lain:

 

1. Urine
Berbusa atau Ada Buih

Makin
banyak protein yang terbuang, makin banyak pula buih yang ada dalam urine.
Jadi, sebelum mem-flush, coba perhatikan lagi apakah air kencingnya normal atau
tidak.

Air kencing yang normal adalah berwarna bening atau kekuningan, encer,
dan tidak ada buih atau busanya. Kalau sampai ada buih dan keruh, bisa jadi ada
yang tak beres dengan ginjal.

Baca Juga :  Hari Cuci Tangan Sedunia Ajarkan Disiplin Berantas Virus Korona

Dalam
dunia medis, terbuangnya protein melalui urine dalam jumlah banyak disebut
proteinuria. Ini memang bisa menandakan adanya kegagalan fungsi pada ginjal.
Menurut dr. Sara Elise Wijono, MRes dari KlikDokter, biasanya
dipicu juga oleh hipertensi dan diabetes yang tidak
terkontrol.

 

2. Darah
pada Urine

Tak cuma
berbusa atau berbuih, saat fungsi ginjal rusak dan tak mampu menyaring, sel-sel
darah juga bisa bocor ke dalam urine dan membuatnya berwarna kemerahan.

Sebetulnya,
ini tak melulu soal gagal ginjal. Darah pada urine pun bisa mengindikasikan
adanya infeksi pada saluran kemih.

 

3.
Pembengkakan (Edema)

Ginjal
bocor akan membuat kadar protein albumin di dalam darah berkurang drastis
karena ikut terbuang bersama urine.

Karena
tubuh kekurangan zat tersebut, beberapa bagian seperti tangan, kaki, perut,
mata, dan wajah menjadi bengkak (cairan tertimbun di jaringan tubuh).

 

4. Mudah
Terkena Infeksi

Tak bisa
dimungkiri bahwa ketika tubuh kekurangan protein, antibodi menjadi tak bisa
bekerja maksimal.

Lemahnya
antibodi membuat tubuh mudah terserang infeksi. Tanda-tanda infeksi yang dapat
mudah dikenali adalah sering demam tanpa sebab.

Untuk
sembuh dari suatu penyakit atau luka, orang yang kekurangan protein juga
membutuhkan waktu yang jauh lebih lama dari orang-orang normal.

Baca Juga :  Jaga Lansia dan Kelompok Rentan dari Korona dengan Protokol Kesehatan

 

5. Otot
Sering Kram dan Tulang Jadi Rapuh

Bukan cuma
butuh vitamin D, kalsium, dan vitamin B saja, otot dan tulang membutuhkan
asupan protein yang memadai agar kekuatannya terjaga.

Saat kadar
protein terbilang rendah di dalam tubuh, yang terjadi adalah otot sering
kram, mudah lelah, dan tulang mudah patah.

 

6. Nafsu
Makan Menurun

Adanya
penumpukan racun di dalam tubuh akibat kegagalan ginjal dalam menyaring zat
juga dapat menjadi penyebab nafsu makan yang buruk.

Ini
biasanya berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan membuat bobot tubuh
penderitanya semakin berkurang.

 

7. Tubuh
Jadi ‘Kacau’

Selain
enam gejala di atas, kondisi tubuh orang yang menderita ginjal bocor biasanya
juga lebih “kacau”. Mereka mulai merasakan gejala-gejala tidak spesifik yang
berkaitan dengan ginjal.

Itu semua karena nutrisi yang berguna buat tubuh terbuang percuma
akibat kegagalan ginjal dalam menyaring. Beberapa gejala yang tidak spesifik
itu, antara lain berikut ini.

  • Mual dan muntah
  • Sulit tidur
  • Sulit
    berkonsentrasi
  • Sesak napas
  • Kulit kering dan
    gatal
  • Gangguan
    elektrolit (lemas, sakit kepala, mati rasa, kejang, dan lainnya). (klikdokter/jpnn)

PERNAH dengar soal ginjal bocor? Ini bukan berarti organ
dalam Anda mengeluarkan banyak darah. Kerusakan ginjal yang satu ini tidak
mengeluarkan gejala spesifik kalau belum sampai ke tahap yang berat.

Ginjal
berfungsi untuk menyaring sisa dan racun di dalam tubuh sehingga dapat dibuang
melalui urine. Untuk zat-zat yang berguna, seperti protein, glukosa, dan
mineral, semuanya akan diserap oleh ginjal dan dikembalikan ke aliran darah.

Nah, ketika ginjal
mengalami kerusakan, kemampuan menyaringnya akan berkurang. Zat-zat yang
berguna termasuk protein, justru ikut terbuang bersama urine. Alhasil, tubuh
kekurangan nutrisi dan kesehatan secara menyeluruh ikut terganggu.

Dalam
keadaan normal, sebenarnya memang ada zat-zat berguna yang ikut terbuang
melalui urine. Hanya saja, jumlahnya sedikit. Dalam kasus ginjal yang rusak dan
sudah parah, protein yang terbuang cukup banyak.

Terbuangnya
protein dalam jumlah yang tak wajar dapat terlihat jelas dari urine yang
dihasilkan. Kondisi seperti inilah yang disebut ginjal bocor. Adapun gejala
ginjal bocor yang bisa Anda kenali, antara lain:

 

1. Urine
Berbusa atau Ada Buih

Makin
banyak protein yang terbuang, makin banyak pula buih yang ada dalam urine.
Jadi, sebelum mem-flush, coba perhatikan lagi apakah air kencingnya normal atau
tidak.

Air kencing yang normal adalah berwarna bening atau kekuningan, encer,
dan tidak ada buih atau busanya. Kalau sampai ada buih dan keruh, bisa jadi ada
yang tak beres dengan ginjal.

Baca Juga :  Hari Cuci Tangan Sedunia Ajarkan Disiplin Berantas Virus Korona

Dalam
dunia medis, terbuangnya protein melalui urine dalam jumlah banyak disebut
proteinuria. Ini memang bisa menandakan adanya kegagalan fungsi pada ginjal.
Menurut dr. Sara Elise Wijono, MRes dari KlikDokter, biasanya
dipicu juga oleh hipertensi dan diabetes yang tidak
terkontrol.

 

2. Darah
pada Urine

Tak cuma
berbusa atau berbuih, saat fungsi ginjal rusak dan tak mampu menyaring, sel-sel
darah juga bisa bocor ke dalam urine dan membuatnya berwarna kemerahan.

Sebetulnya,
ini tak melulu soal gagal ginjal. Darah pada urine pun bisa mengindikasikan
adanya infeksi pada saluran kemih.

 

3.
Pembengkakan (Edema)

Ginjal
bocor akan membuat kadar protein albumin di dalam darah berkurang drastis
karena ikut terbuang bersama urine.

Karena
tubuh kekurangan zat tersebut, beberapa bagian seperti tangan, kaki, perut,
mata, dan wajah menjadi bengkak (cairan tertimbun di jaringan tubuh).

 

4. Mudah
Terkena Infeksi

Tak bisa
dimungkiri bahwa ketika tubuh kekurangan protein, antibodi menjadi tak bisa
bekerja maksimal.

Lemahnya
antibodi membuat tubuh mudah terserang infeksi. Tanda-tanda infeksi yang dapat
mudah dikenali adalah sering demam tanpa sebab.

Untuk
sembuh dari suatu penyakit atau luka, orang yang kekurangan protein juga
membutuhkan waktu yang jauh lebih lama dari orang-orang normal.

Baca Juga :  Jaga Lansia dan Kelompok Rentan dari Korona dengan Protokol Kesehatan

 

5. Otot
Sering Kram dan Tulang Jadi Rapuh

Bukan cuma
butuh vitamin D, kalsium, dan vitamin B saja, otot dan tulang membutuhkan
asupan protein yang memadai agar kekuatannya terjaga.

Saat kadar
protein terbilang rendah di dalam tubuh, yang terjadi adalah otot sering
kram, mudah lelah, dan tulang mudah patah.

 

6. Nafsu
Makan Menurun

Adanya
penumpukan racun di dalam tubuh akibat kegagalan ginjal dalam menyaring zat
juga dapat menjadi penyebab nafsu makan yang buruk.

Ini
biasanya berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan membuat bobot tubuh
penderitanya semakin berkurang.

 

7. Tubuh
Jadi ‘Kacau’

Selain
enam gejala di atas, kondisi tubuh orang yang menderita ginjal bocor biasanya
juga lebih “kacau”. Mereka mulai merasakan gejala-gejala tidak spesifik yang
berkaitan dengan ginjal.

Itu semua karena nutrisi yang berguna buat tubuh terbuang percuma
akibat kegagalan ginjal dalam menyaring. Beberapa gejala yang tidak spesifik
itu, antara lain berikut ini.

  • Mual dan muntah
  • Sulit tidur
  • Sulit
    berkonsentrasi
  • Sesak napas
  • Kulit kering dan
    gatal
  • Gangguan
    elektrolit (lemas, sakit kepala, mati rasa, kejang, dan lainnya). (klikdokter/jpnn)

Terpopuler

Artikel Terbaru