33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Mengenal Sinovac, Vaksin Corona Asal Cina yang Diujicoba di Indonesia

KALTENGPOS.CO – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
menyebut vaksin penangkal virus penyebab Covid-19 dari Tiongkok sudah masuk ke
Indonesia. Vaksin tersebut saat ini sedang diuji klinis tahap III oleh PT Bio
Farma (Persero).

Sebanyak 2.400 dosis vaksin
Corona Sinovac ini tiba di Indonesia, Minggu (19/7). Setibanya di Indonesia,
vaksin ini langsung dibawa ke PT Bio Farma (Persero). Rencananya akan ada uji
klinis tahap III oleh Bio Farma bersama Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran (FK Unpad) Bandung, yang akan dimulai Agustus nati.

Menurut WHO, hingga saat ini ada
23 calon vaksin Corona yang sedang uji coba manusia. 3 Di antaranya sudah masuk
fase III atau uji skala besar-besaran yaitu Sinovac, China National
Pharmaceutical Group (Sinopharm) dan AstraZeneca dengan vaksin dari Universitas
Oxford, Inggris.

(BACA JUGA: Vaksin
Corona Buatan Cina Sudah Tiba di Indonesia
)

Staf Khusus Menteri BUMN Arya
Sinulingga berharap, vaksin buatan Sinovac tersebut nantinya dapat diproduksi
di Indonesia. Sebab, pihaknya telah bekerja sama dengan beberapa negara. “Vaksin
Sinovac ini sudah sampai di Indonesia sekarang dalam proses uji klinis tahap
III oleh teman-teman di Bio Farma,” ujarnya di Jakarta, Senin (20/7).

Arya mengungkapkan, saat ini Bio
Farma juga mengecek apakah vaksin tersebut cocok untuk Indonesia. Sebab, bisa
saja virus yang ada di Tiongkok berbeda dari yang ada di Indoensia. “Itu yang
kita lakukan tes klinis apakah cocok dan mematikan virus korona yang ada di
Indonesia,” imbuhnya.

Menteri Kesehatan Indonesia,
Terawan Agus Putranto sempat menyinggung tentang  izin vaksin virus corona yang diperkirakan
beredar di awal tahun 2021 tersebut. Hal ini ia ungkapkan langsung dalam rapat
dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (14/7).

Baca Juga :  7 Kiat Mengatasi Biduran Tanpa Obat

Vaksin yang dimaksud adalah
CoronaVac, hasil kerja sama antara PT Bio Farma dengan perusahaan bioteknologi
asal Tiongkok, Sinovac Biotech Ltd.

Ia mengatakan, vaksin yang dibuat
itu tergolong aman dan mampu memicu respon kekebalan tubuh dalam percobaan pada
manusia. Menurutnya, vaksin tersebut juga menunjukan kemampuan untuk membentuk
sebuah pertahanan terhadap infeksi Covid-19.

Mengutip laman Sinovac, pada
tanggal 3 Juli 2020 lalu, Badan Regulasi Nasional Brasil, Anvisa, memberikan
persetujuan untuk uji klinis fase III yang disponsori oleh Butantan Institute.

Mereka setuju untuk menguji
kemanjuran dan keamanan dari calon vaksin Covid-19 ini. Uji coba juga bertujuan
menjadi studi penting untuk mendukung lisensi produk vaksin Sinovac.

Anvisa berperan meninjau proses
pembuatan dan informasi klinis yang dihasilkan oleh Sinovac, sedangkan
pengembangan klinis serta protokol percobaan akan dilakukan oleh Butantan.

Peninjauan dilakukan dengan
standar tertinggi, karena Anvisa adalah anggota dari International Council for
Harmonization of Technical Requirements for Pharmaceuticals for Human Use.

Selain itu, peninjauan ini juga
dilakukan sebagai salah satu syarat untuk masuk kualifikasi dari Badan
Kesehatan Dunia (WHO).

Weidong Yin, Ketua, Presiden,
sekaligus CEO Sinovac mengatakan produknya tersebut telah berada dalam tahap
tiga, yang artinya sudah masuk dalam uji coba pada manusia.

Dijelaskan oleh dr. Devia Irine
Putri, tahap tiga ini berarti vaksin sudah masuk dalam uji pada manusia, namun
dalam tahapan yang lebih besar. “Dalam tahapan ketiga, uji vaksin ini akan
langsung diuji coba pada kelompok masyarakat yang lebih besar. Biasanya ribuan
orang akan jadi volunteer untuk uji coba tahap tiga,” ujar dr. Devia.

Baca Juga :  Sakit Kepala Datang? 6 Makanan Ini Sangat Ampuh untuk Meredakannya

Dokter devia juga menuturkan,
dalam tahap ini efektivitas vaksin akan diuji. Selain itu, peneliti juga akan
melihat apa saja efek samping yang mungkin terjadi, serta dilihat pula
perbandingan antara orang yang diberi vaksin dan tidak.

Perlu diketahui, Sinovac mengembangkan
vaksin untuk memberikan pertahanan atau perlindungan tubuh terhadap virus
corona.

Sampai saat ini, belum dilaporkan
adanya efek samping parah pada uji coba vaksin tersebut ke manusia.

“Vaksin Sinovac terbuat dari
virus-virus corona yang sudah dilemahkan. Jadi, nanti cara kerjanya adalah
membiarkan tubuh akan membuat antibodi sendiri untuk melawan atau melindungi
tubuh dari virus corona,” kata dr. Devia.

Dengan menggunakan versi
coronavirus yang dilemahkah, vaksin Sinovac menjadi satu dari lima percobaan di
Tiongkok yang perkembangannya sudah mencapai tahap akhir. Ini merupakan tahap
penting penting dari pengujian manusia sebelum disetujui untuk digunakan ke
masyarakat umum.

Dikutip dari Sky News, bulan
lalu, Sinovac menerbitkan hasil uji coba vaksin Korona lewat jurnal Science.
Mereka melaporkan bahwa vaksin yang disebut CoronaVac mampu melindungi monyet
dari infeksi Covid-19.

Kendati uji coba belum selesai,
Sinovac dikabarkan tengah membangun pabrik untuk memproduksi vaksin dalam
jumlah besar. Pabrik itu terleteak di barat laut Beijing. Mereka berharap bisa
memproduksi sekitar 100 juta dosis. Jumlah yang tak seberapa itu dibanding
populasi dunia, diakui akan membuat distribusi vaksin terbatas.

KALTENGPOS.CO – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
menyebut vaksin penangkal virus penyebab Covid-19 dari Tiongkok sudah masuk ke
Indonesia. Vaksin tersebut saat ini sedang diuji klinis tahap III oleh PT Bio
Farma (Persero).

Sebanyak 2.400 dosis vaksin
Corona Sinovac ini tiba di Indonesia, Minggu (19/7). Setibanya di Indonesia,
vaksin ini langsung dibawa ke PT Bio Farma (Persero). Rencananya akan ada uji
klinis tahap III oleh Bio Farma bersama Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran (FK Unpad) Bandung, yang akan dimulai Agustus nati.

Menurut WHO, hingga saat ini ada
23 calon vaksin Corona yang sedang uji coba manusia. 3 Di antaranya sudah masuk
fase III atau uji skala besar-besaran yaitu Sinovac, China National
Pharmaceutical Group (Sinopharm) dan AstraZeneca dengan vaksin dari Universitas
Oxford, Inggris.

(BACA JUGA: Vaksin
Corona Buatan Cina Sudah Tiba di Indonesia
)

Staf Khusus Menteri BUMN Arya
Sinulingga berharap, vaksin buatan Sinovac tersebut nantinya dapat diproduksi
di Indonesia. Sebab, pihaknya telah bekerja sama dengan beberapa negara. “Vaksin
Sinovac ini sudah sampai di Indonesia sekarang dalam proses uji klinis tahap
III oleh teman-teman di Bio Farma,” ujarnya di Jakarta, Senin (20/7).

Arya mengungkapkan, saat ini Bio
Farma juga mengecek apakah vaksin tersebut cocok untuk Indonesia. Sebab, bisa
saja virus yang ada di Tiongkok berbeda dari yang ada di Indoensia. “Itu yang
kita lakukan tes klinis apakah cocok dan mematikan virus korona yang ada di
Indonesia,” imbuhnya.

Menteri Kesehatan Indonesia,
Terawan Agus Putranto sempat menyinggung tentang  izin vaksin virus corona yang diperkirakan
beredar di awal tahun 2021 tersebut. Hal ini ia ungkapkan langsung dalam rapat
dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (14/7).

Baca Juga :  7 Kiat Mengatasi Biduran Tanpa Obat

Vaksin yang dimaksud adalah
CoronaVac, hasil kerja sama antara PT Bio Farma dengan perusahaan bioteknologi
asal Tiongkok, Sinovac Biotech Ltd.

Ia mengatakan, vaksin yang dibuat
itu tergolong aman dan mampu memicu respon kekebalan tubuh dalam percobaan pada
manusia. Menurutnya, vaksin tersebut juga menunjukan kemampuan untuk membentuk
sebuah pertahanan terhadap infeksi Covid-19.

Mengutip laman Sinovac, pada
tanggal 3 Juli 2020 lalu, Badan Regulasi Nasional Brasil, Anvisa, memberikan
persetujuan untuk uji klinis fase III yang disponsori oleh Butantan Institute.

Mereka setuju untuk menguji
kemanjuran dan keamanan dari calon vaksin Covid-19 ini. Uji coba juga bertujuan
menjadi studi penting untuk mendukung lisensi produk vaksin Sinovac.

Anvisa berperan meninjau proses
pembuatan dan informasi klinis yang dihasilkan oleh Sinovac, sedangkan
pengembangan klinis serta protokol percobaan akan dilakukan oleh Butantan.

Peninjauan dilakukan dengan
standar tertinggi, karena Anvisa adalah anggota dari International Council for
Harmonization of Technical Requirements for Pharmaceuticals for Human Use.

Selain itu, peninjauan ini juga
dilakukan sebagai salah satu syarat untuk masuk kualifikasi dari Badan
Kesehatan Dunia (WHO).

Weidong Yin, Ketua, Presiden,
sekaligus CEO Sinovac mengatakan produknya tersebut telah berada dalam tahap
tiga, yang artinya sudah masuk dalam uji coba pada manusia.

Dijelaskan oleh dr. Devia Irine
Putri, tahap tiga ini berarti vaksin sudah masuk dalam uji pada manusia, namun
dalam tahapan yang lebih besar. “Dalam tahapan ketiga, uji vaksin ini akan
langsung diuji coba pada kelompok masyarakat yang lebih besar. Biasanya ribuan
orang akan jadi volunteer untuk uji coba tahap tiga,” ujar dr. Devia.

Baca Juga :  Sakit Kepala Datang? 6 Makanan Ini Sangat Ampuh untuk Meredakannya

Dokter devia juga menuturkan,
dalam tahap ini efektivitas vaksin akan diuji. Selain itu, peneliti juga akan
melihat apa saja efek samping yang mungkin terjadi, serta dilihat pula
perbandingan antara orang yang diberi vaksin dan tidak.

Perlu diketahui, Sinovac mengembangkan
vaksin untuk memberikan pertahanan atau perlindungan tubuh terhadap virus
corona.

Sampai saat ini, belum dilaporkan
adanya efek samping parah pada uji coba vaksin tersebut ke manusia.

“Vaksin Sinovac terbuat dari
virus-virus corona yang sudah dilemahkan. Jadi, nanti cara kerjanya adalah
membiarkan tubuh akan membuat antibodi sendiri untuk melawan atau melindungi
tubuh dari virus corona,” kata dr. Devia.

Dengan menggunakan versi
coronavirus yang dilemahkah, vaksin Sinovac menjadi satu dari lima percobaan di
Tiongkok yang perkembangannya sudah mencapai tahap akhir. Ini merupakan tahap
penting penting dari pengujian manusia sebelum disetujui untuk digunakan ke
masyarakat umum.

Dikutip dari Sky News, bulan
lalu, Sinovac menerbitkan hasil uji coba vaksin Korona lewat jurnal Science.
Mereka melaporkan bahwa vaksin yang disebut CoronaVac mampu melindungi monyet
dari infeksi Covid-19.

Kendati uji coba belum selesai,
Sinovac dikabarkan tengah membangun pabrik untuk memproduksi vaksin dalam
jumlah besar. Pabrik itu terleteak di barat laut Beijing. Mereka berharap bisa
memproduksi sekitar 100 juta dosis. Jumlah yang tak seberapa itu dibanding
populasi dunia, diakui akan membuat distribusi vaksin terbatas.

Terpopuler

Artikel Terbaru