KANKER usus bisa dicegah dan diobati. Asalkan, itu terdeteksi sejak
dini dan didukung dengan pola hidup sehat. Apalagi kebiasaan puasa bisa menjaga
kesehatan usus. Paparan tersebut disampaikan dr Edwin Danardono Sp B KBD saat
mengisi seminar di Surabaya.
Kurang
makan sayur dan buah, banyak mengonsumsi makanan olahan seperti daging merah,
merokok, serta minum minuman beralkohol menjadi salah satu pemicu kanker usus.
Dalam kondisi berpuasa, usus dapat istirahat dari konsumsi makanan
kurang sehat. “Berbuka harus pakai makanan sehat. Kalau tidak, ya sama
saja,” katanya.
Sebenarnya, penyebab pasti kanker usus sulit diketahui. Edwin
menambahkan, munculnya sel penyebab kanker usus telah terakumulasi dari waktu
yang cukup lama. “Kanker itu bukan penyakit tiba-tiba. Tapi, konsekuensi
dari apa yang kita makan atau paparan 10 sampai 15 tahun lalu,” ungkapnya.
Untuk
itu, perlu ada perhatian khusus terkait dengan tanda-tanda seseorang mengalami kanker usus. Tanda yang paling umum adalah kondisi feses berdarah. Umumnya,
orang akan menganggap terkena ambeien. “Dikira cukup pakai obat ambeien
cukup. Padahal harus diperiksa lebih lanjut ke rumah sakit,” tuturnya.
Selanjutnya, bentuk feses kecil dan tidak umum patut dicurigai
sebagai gejala kanker usus. Jika sudah positif, penderita harus menjalani
pengobatan layaknya kanker lain. Namun, jika sudah terbukti tumor, itu harus
dibuang dengan reseksi.
Kanker usus bisa dialami pria maupun wanita.
Biasanya, saat terapi banyak pasien yang mengandalkan makanan untuk kenyamanan
dan pemulihan, yang diatur sedemikian rupa oleh tim dokter. Mereka pun
dianjurkan untuk menghindari beberapa jenis makanan tertentu.
1. Makanan yang tinggi lemak meliputi makanan yang digoreng,
daging merah, dan produk susu.
2. Makanan yang mengandung tinggi garam antara lain makanan
produksi massal dan makanan yang diproses seperti sup kalengan, biskuit atau
crackers, pasta, frozen dinner (menu makanan yang siap dipanaskan), atau
condiment (kecap, saus, atau penambah rasa lainnya).
3. Kudapan dan makanan yang dipanggang yang mengandung tinggi garam dan lemak
trans seperti cake, piza, muffin, cinnamon roll, dan masih banyak lagi.
4. Keju dan daging olahan. Keju olahan adalah keju alami yang
dicampurkan dengan pengemulsi, sodium citrate, kalsium fosfat, asam sorbat
(pengawet), enzim, vitamin D3, lemak susu, ekstra garam, minyak sayur jenuh,
whey, dan pewarna makanan buatan. Daging olahan (julukan lainnya adalah
luncheon meat, cold cut, deli meat, sliced meat, atau cooked meat) misalnya
sosis, ham, atau bacon.
5. Selain makanan di atas, pasien kanker usus juga harus
menghindari konsumsi minuman beralkohol dan rokok.
Diet yang tepat dibutuhkan penderita kanker usus untuk mengurangi
gejala sekaligus meningkatkan kualitas hidupnya. Perbanyak makanan seperti
sayuran, buah, makanan berbahan whole-grain, ikan, dan kacang-kacangan. Sebaliknya,
makanan yang harus dihindari adalah yang tinggi lemak, tinggi garam, dan
makanan yang diproses. Perhatikan juga kebersihan diri saat menyiapkan dan
menyajikan makanan.
Saat memasak, gunakan minyak zaitun atau minyak sayur—bukan butter
atau lemak babi. Penuhi juga kebutuhan cairan, yaitu 6-8 gelas per hari, serta
berolahraga secara rutin. (din/c12/ady/jpnn)