27.8 C
Jakarta
Saturday, April 12, 2025

Penelitian Ungkap Vaksin Covid-19 Kurang Efektif Pada Obesitas

Obesitas
merupakan salah satu kelompok rentan atau komorbid terpapar Covid-19. Baru-baru
ini, di tengah perjuangan para peneliti mendapatkan vaksin Covid-19, justru
studi menunjukkan penemuan yang mengejutkan. Dikatakan vaksin Covid-19 mungkin
tidak efektif pada orang gemuk atau obesitas.

Orang
gemuk yang terinfeksi Covid-19 hampir 50 persen lebih mungkin meninggal.
รขโ‚ฌล“Vaksin potensial apa pun mungkin tidak efektif (pada obesitas, Red),รขโ‚ฌย kata
para peneliti tim dari University of North Carolina (UNC), seperti dilansir dari
diabetes.co.uk, Minggu (15/11).

Tim
tersebut mendesak para peneliti yang sedang mengerjakan vaksin untuk memastikan
mereka melakukan uji klinis pada orang gemuk. Sehingga bisa memastikan mereka
dapat menyempurnakan pengobatan. Penemuan ini telah dipublikasikan di jurnal
Obesity Review.

Studi
yang baru diterbitkan menggunakan data virus Korona dari seluruh dunia, seluruh
dunia diminta mengambil tindakan segera guna mengatasi masalah obesitas. AS dan
Inggris memiliki tingkat obesitas tertinggi di dunia.

Baca Juga :  Menurut Ilmuwan, Ini Efek Pakai Masker Terhadap Jantung Saat Olahraga

Menurut
angka pemerintah Amerika, lebih dari 40 persen warga AS mengalami obesitas.
Sedangkann di Inggris, kondisi tersebut berdampak pada 27 persen orang dewasa.

Penelitian
yang dilakukan oleh tim dari University of North Carolina (UNC), menemukan
bahwa obesitas memengaruhi keparahan virus pembunuh dalam segala hal. Angka
mereka menunjukkan ada 113 persnb risiko lebih tinggi untuk dirawat di rumah
sakit, 74 persen kemungkinan berakhir di perawatan intensif dan risiko kematian
adalah 48 persen.

 รขโ‚ฌล“Itu efek yang cukup besar bagi saya. Ini pada
dasarnya adalah peningkatan 50 persen. Itu angka menakutkan yang cukup tinggi.
Semuanya sebenarnya, jauh lebih tinggi dari yang pernah saya duga,รขโ‚ฌย kata
peneliti dari departemen nutrisi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Gillings
Global UNC, Penulis utama Profesor Barry Popkin.

Baca Juga :  Makanan Tinggi Lemak Picu Reaksi Radang Berbeda pada Tiap Orang

Berbicara
kepada surat kabar Guardian tentang tingginya angka persentase kematian dan
masuk rumah sakit sangat mengejutkan. Rekan penulis studi tersebut, Profesor
Melinda Beck, menambahkan individu dengan obesitas juga lebih mungkin mengalami
penyakit fisik yang membuat melawan penyakitnya lebih sulit. Misalnya sleep
apnea (gangguan tidur) yang meningkatkan hipertensi pulmonal. Obesitas memicu
kondisi keparahan pasien Covid-19.

รขโ‚ฌล“Kami
tahu vaksin Covid-19 akan berdampak positif pada orang gemuk, tapi kami menduga
dari semua pengetahuan kami dari tes vaksin Sars dan vaksin flu, manfaatnya
akan berkurang dibandingkan dengan yang lain,รขโ‚ฌย tegasnya.

Obesitas
merupakan salah satu kelompok rentan atau komorbid terpapar Covid-19. Baru-baru
ini, di tengah perjuangan para peneliti mendapatkan vaksin Covid-19, justru
studi menunjukkan penemuan yang mengejutkan. Dikatakan vaksin Covid-19 mungkin
tidak efektif pada orang gemuk atau obesitas.

Orang
gemuk yang terinfeksi Covid-19 hampir 50 persen lebih mungkin meninggal.
รขโ‚ฌล“Vaksin potensial apa pun mungkin tidak efektif (pada obesitas, Red),รขโ‚ฌย kata
para peneliti tim dari University of North Carolina (UNC), seperti dilansir dari
diabetes.co.uk, Minggu (15/11).

Tim
tersebut mendesak para peneliti yang sedang mengerjakan vaksin untuk memastikan
mereka melakukan uji klinis pada orang gemuk. Sehingga bisa memastikan mereka
dapat menyempurnakan pengobatan. Penemuan ini telah dipublikasikan di jurnal
Obesity Review.

Studi
yang baru diterbitkan menggunakan data virus Korona dari seluruh dunia, seluruh
dunia diminta mengambil tindakan segera guna mengatasi masalah obesitas. AS dan
Inggris memiliki tingkat obesitas tertinggi di dunia.

Baca Juga :  Menurut Ilmuwan, Ini Efek Pakai Masker Terhadap Jantung Saat Olahraga

Menurut
angka pemerintah Amerika, lebih dari 40 persen warga AS mengalami obesitas.
Sedangkann di Inggris, kondisi tersebut berdampak pada 27 persen orang dewasa.

Penelitian
yang dilakukan oleh tim dari University of North Carolina (UNC), menemukan
bahwa obesitas memengaruhi keparahan virus pembunuh dalam segala hal. Angka
mereka menunjukkan ada 113 persnb risiko lebih tinggi untuk dirawat di rumah
sakit, 74 persen kemungkinan berakhir di perawatan intensif dan risiko kematian
adalah 48 persen.

 รขโ‚ฌล“Itu efek yang cukup besar bagi saya. Ini pada
dasarnya adalah peningkatan 50 persen. Itu angka menakutkan yang cukup tinggi.
Semuanya sebenarnya, jauh lebih tinggi dari yang pernah saya duga,รขโ‚ฌย kata
peneliti dari departemen nutrisi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Gillings
Global UNC, Penulis utama Profesor Barry Popkin.

Baca Juga :  Makanan Tinggi Lemak Picu Reaksi Radang Berbeda pada Tiap Orang

Berbicara
kepada surat kabar Guardian tentang tingginya angka persentase kematian dan
masuk rumah sakit sangat mengejutkan. Rekan penulis studi tersebut, Profesor
Melinda Beck, menambahkan individu dengan obesitas juga lebih mungkin mengalami
penyakit fisik yang membuat melawan penyakitnya lebih sulit. Misalnya sleep
apnea (gangguan tidur) yang meningkatkan hipertensi pulmonal. Obesitas memicu
kondisi keparahan pasien Covid-19.

รขโ‚ฌล“Kami
tahu vaksin Covid-19 akan berdampak positif pada orang gemuk, tapi kami menduga
dari semua pengetahuan kami dari tes vaksin Sars dan vaksin flu, manfaatnya
akan berkurang dibandingkan dengan yang lain,รขโ‚ฌย tegasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru