28.8 C
Jakarta
Monday, September 16, 2024

Makanan Tinggi Lemak Picu Reaksi Radang Berbeda pada Tiap Orang

Sudah rahasia umum,
jika terlalu berlebihan mengosumsi makanan tinggi lemak bisa mengganggu
kesehatan. Seperti menimbulkan obesitas hingga tekanan darah tinggi. Untuk itu,
konsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah lebih dianjurkan.

Tapi, tahukah Anda
kalau respon tiap orang terhadap makanan tinggi lemak ternyata berbeda lho.
Dilansir dari NDTV, Rabu (18/9), temuan penelitian yang diterbitkan
dalam ‘Journal of Nutritional Biokimia’, menunjukkan, tiap orang memiliki
respon individual dalam mencerna makanan berlemak tinggi.

Jenis respons ini
disebut respons peradangan. Dalam penelitian dikatakan, peradangan bisa
timbul karena reaksi sel darah putih yang dihasilkan setelah makan, terutama
dengan kandungan lemak tinggi.

Karena respon
peradangan berbeda sehingga efek penyakit yang ditimbulkan pun bisa
bermacam-macam. Seperti diabetes, asma, tukak lambung dan radang sendi.

Baca Juga :  Mengenal Lebih Jauh Kolagen dan Manfaatnya untuk Tubuh

Penelitian ini
dilakukan pada 20 orang yang diminta makan makanan tinggi lemak seperti
hamburger, kentang goreng, dan es krim. Lalu dipelajari hingga 6 jam setelah
makan makanan tinggi lemak tersebut.

“Kami melihat reaksi
inflamasi dari 20 sukarelawan pada 0, 3 dan 6 jam setelah makan makanan standar
yang mengandung 38 persen lemak dan respons mereka unik. Seperti kepingan salju
yang tak sama,” kata Ahli biologi molekuler Danielle G Lemay di ARS Western
Human Nutrition Research Center, California.

Setiap peserta
menunjukkan jumlah respons inflamasi yang unik. Dengan kata lain, Lemay
menjelaskan setiap orang punya standar yang berbeda dalam pola makannya.

Menurut para ilmuwan,
penemuan ini dapat membantu ahli gizi dan masyarakat untuk membatasi pola
makan. Sehingga kesehatan tubuh bisa dijaga dari pola makan.

Baca Juga :  10 Vaksin Sudah Uji Klinis Tahap III, Dua Masuk ke Indonesia

“Makan makanan dengan
jumlah lemak boleh saja jika dikonsumsi 1 kali seminggu. Tapi kalau berlebihan,
coba mempertimbangkan efek pada peradangan. Makan makanan berlemak setiap hari
bisa merusak tubuh seseorang,” tegas Lemay. (jpg)

Sudah rahasia umum,
jika terlalu berlebihan mengosumsi makanan tinggi lemak bisa mengganggu
kesehatan. Seperti menimbulkan obesitas hingga tekanan darah tinggi. Untuk itu,
konsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah lebih dianjurkan.

Tapi, tahukah Anda
kalau respon tiap orang terhadap makanan tinggi lemak ternyata berbeda lho.
Dilansir dari NDTV, Rabu (18/9), temuan penelitian yang diterbitkan
dalam ‘Journal of Nutritional Biokimia’, menunjukkan, tiap orang memiliki
respon individual dalam mencerna makanan berlemak tinggi.

Jenis respons ini
disebut respons peradangan. Dalam penelitian dikatakan, peradangan bisa
timbul karena reaksi sel darah putih yang dihasilkan setelah makan, terutama
dengan kandungan lemak tinggi.

Karena respon
peradangan berbeda sehingga efek penyakit yang ditimbulkan pun bisa
bermacam-macam. Seperti diabetes, asma, tukak lambung dan radang sendi.

Baca Juga :  Mengenal Lebih Jauh Kolagen dan Manfaatnya untuk Tubuh

Penelitian ini
dilakukan pada 20 orang yang diminta makan makanan tinggi lemak seperti
hamburger, kentang goreng, dan es krim. Lalu dipelajari hingga 6 jam setelah
makan makanan tinggi lemak tersebut.

“Kami melihat reaksi
inflamasi dari 20 sukarelawan pada 0, 3 dan 6 jam setelah makan makanan standar
yang mengandung 38 persen lemak dan respons mereka unik. Seperti kepingan salju
yang tak sama,” kata Ahli biologi molekuler Danielle G Lemay di ARS Western
Human Nutrition Research Center, California.

Setiap peserta
menunjukkan jumlah respons inflamasi yang unik. Dengan kata lain, Lemay
menjelaskan setiap orang punya standar yang berbeda dalam pola makannya.

Menurut para ilmuwan,
penemuan ini dapat membantu ahli gizi dan masyarakat untuk membatasi pola
makan. Sehingga kesehatan tubuh bisa dijaga dari pola makan.

Baca Juga :  10 Vaksin Sudah Uji Klinis Tahap III, Dua Masuk ke Indonesia

“Makan makanan dengan
jumlah lemak boleh saja jika dikonsumsi 1 kali seminggu. Tapi kalau berlebihan,
coba mempertimbangkan efek pada peradangan. Makan makanan berlemak setiap hari
bisa merusak tubuh seseorang,” tegas Lemay. (jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru