32.1 C
Jakarta
Tuesday, October 8, 2024

Usai Suntik Vaksin AstraZeneca, Musisi Eric Clapton Lumpuh Dua Minggu

PROKALTENG.CO – Musisi Eric Clapton memberi testimoni terkait
polemik vaksin AstraZeneca. Pelantun lagu Wonderful
Tonight
ini menceritakan bagaimana dirinya menderita efek samping setelah
disuntik vaksin AstraZeneca dosis pertama.

“Saya mengambil suntikan
pertama AZ dan langsung mengalami reaksi parah yang berlangsung sepuluh
hari.” tulis Eric Clapton dalam surat yang dikonfirmasi kebenarannya oleh
majalah musik Rolling Stone.

Setelah sembuh, Eric Clapton
diminta menunggu selama 12 pekan hingga waktu penerimaan dosis vaksin yang
kedua. Namun, Eric Clapton menolak karena trauma akan efek samping yang ia
terima setelah dosis pertama.

“Tangan dan kaki saya
membeku, mati rasa atau seperti terbakar, dan hampir tidak berguna selama dua
minggu, saya khawatir saya tidak akan pernah bermain gitar lagi,”
lanjutnya.

Pemberontakan Eric Clapton

Eric Clapton juga mengkritik
pihak-pihak yang mengkampanyekan keamanan vaksin, dan menyebut bahwa keamanan
vaksin adalah sebuah propaganda. Ini bukan kali pertama musisi 76 tahun
tersebut mengkritik soal pandemi Covid-19.

Baca Juga :  10 Fakta Jamur Ajaib Cordyceps, Pengobat Corona yang Kini Diuji LIPI

Desember 2020 lalu, Eric Clapton bersama
Van Morrison merilis lagu kampanye anti-lockdown berjudul Stand and Deliver.
Kepada publik, Eric Clapton kerap menyuarakan dukungan pada gerakan
anti-lockdown. Dengan lagu tersebut, Eric Clapton dan Van Morrison ingin
mendorong pemulihan industri musik, terutama pertunjukan live.

“Kita harus berdiri dan
diperhitungkan karena kita perlu menemukan jalan keluar dari kekacauan ini.
Alternatifnya tidak perlu dipikirkan. Musik live mungkin tidak akan pernah
pulih,” ujarnya di surat yang sama.

Di akhir surat, Eric Clapton
mengaku bahwa menjadi kritis dan memberontak adalah jati dirinya sejak dulu.
“Saya telah menjadi pemberontak sepanjang hidup saya, melawan tirani dan
otoritas arogan, yang kita miliki sekarang,” tutup dia.

Dua Orang Meninggal di DKI Jakarta

Sementara itu di DKI Jakarta,
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut ada dua kejadian ikutan pasca
imunisasi (KIPI) terkait AstraZeneca bets atau batch CTMAV547. Namun, belum
bisa dipastikan penyebab wafat kedua warga tersebut terkait vaksin corona.

Baca Juga :  Ini Manfaat Menjaga Pola Tidur dengan Baik

Diberitakan sebelumnya, Trio
Fauqi Firdaus, pemuda 22 tahun di Jakarta Timur meninggal usai menerima vaksin
AstraZeneca dosis pertama di Istora Senayan, pada 5 Mei  2021, dan satu kasus warga DKI yang tidak
dijelaskan secara detail.

Atas rekomendasi Komnas KIPI, Kemenkes
akhirnya menyetop sementara vaksinasi Astrazeneca batch CTMAV547. Menurut juru
bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi, hal ini sebagai
tindak kehati-hatian sambil menunggu hasil uji sterilitas dan toksisitas BPOM
soal vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 keluar.

Siti Nadia Tarmizi menyebutkan
bahwa tidak semua batch vaksin AstraZeneca dihentikan distribusi dan
penggunaannya. “Hanya batch CTMAV547 yang dihentikan sementara, sambil menunggu
hasil investigasi dan pengujian dari BPOM yang kemungkinan memakan waktu satu
hingga dua pekan,” ujarnya, Minggu (16/5/2021).

Batch CTMAV547 saat ini berjumlah
448.480 dosis dan merupakan bagian dari 3.852.000 dosis AstraZeneca yang
diterima Indonesia pada 26 April 2021 melalui skema Covax Facility/WHO.

PROKALTENG.CO – Musisi Eric Clapton memberi testimoni terkait
polemik vaksin AstraZeneca. Pelantun lagu Wonderful
Tonight
ini menceritakan bagaimana dirinya menderita efek samping setelah
disuntik vaksin AstraZeneca dosis pertama.

“Saya mengambil suntikan
pertama AZ dan langsung mengalami reaksi parah yang berlangsung sepuluh
hari.” tulis Eric Clapton dalam surat yang dikonfirmasi kebenarannya oleh
majalah musik Rolling Stone.

Setelah sembuh, Eric Clapton
diminta menunggu selama 12 pekan hingga waktu penerimaan dosis vaksin yang
kedua. Namun, Eric Clapton menolak karena trauma akan efek samping yang ia
terima setelah dosis pertama.

“Tangan dan kaki saya
membeku, mati rasa atau seperti terbakar, dan hampir tidak berguna selama dua
minggu, saya khawatir saya tidak akan pernah bermain gitar lagi,”
lanjutnya.

Pemberontakan Eric Clapton

Eric Clapton juga mengkritik
pihak-pihak yang mengkampanyekan keamanan vaksin, dan menyebut bahwa keamanan
vaksin adalah sebuah propaganda. Ini bukan kali pertama musisi 76 tahun
tersebut mengkritik soal pandemi Covid-19.

Baca Juga :  10 Fakta Jamur Ajaib Cordyceps, Pengobat Corona yang Kini Diuji LIPI

Desember 2020 lalu, Eric Clapton bersama
Van Morrison merilis lagu kampanye anti-lockdown berjudul Stand and Deliver.
Kepada publik, Eric Clapton kerap menyuarakan dukungan pada gerakan
anti-lockdown. Dengan lagu tersebut, Eric Clapton dan Van Morrison ingin
mendorong pemulihan industri musik, terutama pertunjukan live.

“Kita harus berdiri dan
diperhitungkan karena kita perlu menemukan jalan keluar dari kekacauan ini.
Alternatifnya tidak perlu dipikirkan. Musik live mungkin tidak akan pernah
pulih,” ujarnya di surat yang sama.

Di akhir surat, Eric Clapton
mengaku bahwa menjadi kritis dan memberontak adalah jati dirinya sejak dulu.
“Saya telah menjadi pemberontak sepanjang hidup saya, melawan tirani dan
otoritas arogan, yang kita miliki sekarang,” tutup dia.

Dua Orang Meninggal di DKI Jakarta

Sementara itu di DKI Jakarta,
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut ada dua kejadian ikutan pasca
imunisasi (KIPI) terkait AstraZeneca bets atau batch CTMAV547. Namun, belum
bisa dipastikan penyebab wafat kedua warga tersebut terkait vaksin corona.

Baca Juga :  Ini Manfaat Menjaga Pola Tidur dengan Baik

Diberitakan sebelumnya, Trio
Fauqi Firdaus, pemuda 22 tahun di Jakarta Timur meninggal usai menerima vaksin
AstraZeneca dosis pertama di Istora Senayan, pada 5 Mei  2021, dan satu kasus warga DKI yang tidak
dijelaskan secara detail.

Atas rekomendasi Komnas KIPI, Kemenkes
akhirnya menyetop sementara vaksinasi Astrazeneca batch CTMAV547. Menurut juru
bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi, hal ini sebagai
tindak kehati-hatian sambil menunggu hasil uji sterilitas dan toksisitas BPOM
soal vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 keluar.

Siti Nadia Tarmizi menyebutkan
bahwa tidak semua batch vaksin AstraZeneca dihentikan distribusi dan
penggunaannya. “Hanya batch CTMAV547 yang dihentikan sementara, sambil menunggu
hasil investigasi dan pengujian dari BPOM yang kemungkinan memakan waktu satu
hingga dua pekan,” ujarnya, Minggu (16/5/2021).

Batch CTMAV547 saat ini berjumlah
448.480 dosis dan merupakan bagian dari 3.852.000 dosis AstraZeneca yang
diterima Indonesia pada 26 April 2021 melalui skema Covax Facility/WHO.

Terpopuler

Artikel Terbaru