26.8 C
Jakarta
Wednesday, October 16, 2024

AstraZeneca: Dari 17 Juta Orang, Hanya 15 yang Alami Pembekuan Darah

PROKALTENG.CO
– Vaksin Covid-19 AstraZeneca Oxford menjadi pusat perhatian dunia menyusul
laporan pembekuan darah pada subjek yang divaksinasi. Beberapa negara di Eropa
menunda penggunaan vaksin karena kekhawatiran akan keamanannya.

Terbaru,
Irlandia dan Italia utara bergabung dengan daftar selusin wilayah yang
menangguhkan penggunaan karena kekhawatiran tentang kemungkinan efek samping.
Sementara regulator obat-obatan Eropa mengatakan tidak ada indikasi masalah apa
pun.

Dalam
sebuah pernyataan yang dirilis Minggu (14/3), AstraZeneca mengatakan telah
memberikan lebih dari 17 juta dosis di UE dan Inggris. Mereka menyatakan tidak
ada bukti bahwa vaksin Covid-19 meningkatkan risiko emboli paru, trombosis vena
dalam (DVT), atau trombositopenia.

 â€œHingga 8 Maret, ada 15 insiden DVT dan 22
kejadian emboli paru,” kata perusahaan itu seperti dilansir dari Bloomberg,
Senin (15/3).

“Jumlah
kejadian lebih rendah dari yang diharapkan terjadi secara alami dalam populasi
umum sebesar itu,” kata Kepala Petugas Medis AstraZeneca Ann Taylor.

Drama
tersebut membuat AstraZeneca menjadi pusat badai politik di Eropa
berminggu-minggu. Baru-baru ini, sejumlah negara telah membatasi penggunaan
suntikan bagi mereka yang berusia di bawah 65 tahun.

Baca Juga :  10 Manfaat dari Rutin Jalan Kaki 30 Menit Setiap Hari

Dalam
survei YouGov pada 7 Maret, persepsi di negara-negara UE tentang keamanan
suntikan dari AstraZeneca dan Universitas Oxford, menyebutkan kepercayaan
populasi lebih rendah dibandingkan dengan vaksin dari Pfizer Inc. dan mitranya
BioNTech SE serta Moderna Inc. Sebaliknya, warga Inggris memandang AstraZeneca
sebagai paling aman dari ketiganya.

Penangguhan
selanjutnya dapat menyematkan pandangan negatif, meskipun ada panduan dari
European Medicines Agency. Panduan EMA tidak cukup untuk meyakinkan Irlandia
untuk melanjutkan vaksin ini.

Dukungan
untuk vaksin berlangsunh di negara berkembang sebab harga yang relatif rendah
dan kemampuan untuk menyimpan suntikan tanpa pendingin memicu daya tarik.
AstraZeneca telah menjanjikan pasokan yang signifikan untuk program Covax,
sebuah fasilitas yang bertujuan untuk mendistribusikan vaksin secara adil ke
seluruh dunia.

Meskipun
demikan WHO sudah memastikan vaksin ini aman sebab sudah melewati tahap uji
klinis sesuai bukti ilmiah. Dan kejadian pembekuan darah hanya sedikit dari
kejadian populasi secara umum.

Drama
tersebut membuat AstraZeneca menjadi pusat badai politik di Eropa
berminggu-minggu. Baru-baru ini, sejumlah negara telah membatasi penggunaan
suntikan bagi mereka yang berusia di bawah 65 tahun.

Baca Juga :  Cut Aigia: Setelah Disemprot, Baru Dimasukan Lagi

Dalam
survei YouGov pada 7 Maret, persepsi di negara-negara UE tentang keamanan
suntikan dari AstraZeneca dan Universitas Oxford, menyebutkan kepercayaan
populasi lebih rendah dibandingkan dengan vaksin dari Pfizer Inc. dan mitranya
BioNTech SE serta Moderna Inc. Sebaliknya, warga Inggris memandang AstraZeneca
sebagai paling aman dari ketiganya.

Penangguhan
selanjutnya dapat menyematkan pandangan negatif, meskipun ada panduan dari
European Medicines Agency. Panduan EMA tidak cukup untuk meyakinkan Irlandia
untuk melanjutkan vaksin ini.

Dukungan
untuk vaksin berlangsunh di negara berkembang sebab harga yang relatif rendah
dan kemampuan untuk menyimpan suntikan tanpa pendingin memicu daya tarik.
AstraZeneca telah menjanjikan pasokan yang signifikan untuk program Covax,
sebuah fasilitas yang bertujuan untuk mendistribusikan vaksin secara adil ke
seluruh dunia.

Meskipun
demikan WHO sudah memastikan vaksin ini aman sebab sudah melewati tahap uji
klinis sesuai bukti ilmiah. Dan kejadian pembekuan darah hanya sedikit dari
kejadian populasi secara umum.

PROKALTENG.CO
– Vaksin Covid-19 AstraZeneca Oxford menjadi pusat perhatian dunia menyusul
laporan pembekuan darah pada subjek yang divaksinasi. Beberapa negara di Eropa
menunda penggunaan vaksin karena kekhawatiran akan keamanannya.

Terbaru,
Irlandia dan Italia utara bergabung dengan daftar selusin wilayah yang
menangguhkan penggunaan karena kekhawatiran tentang kemungkinan efek samping.
Sementara regulator obat-obatan Eropa mengatakan tidak ada indikasi masalah apa
pun.

Dalam
sebuah pernyataan yang dirilis Minggu (14/3), AstraZeneca mengatakan telah
memberikan lebih dari 17 juta dosis di UE dan Inggris. Mereka menyatakan tidak
ada bukti bahwa vaksin Covid-19 meningkatkan risiko emboli paru, trombosis vena
dalam (DVT), atau trombositopenia.

 â€œHingga 8 Maret, ada 15 insiden DVT dan 22
kejadian emboli paru,” kata perusahaan itu seperti dilansir dari Bloomberg,
Senin (15/3).

“Jumlah
kejadian lebih rendah dari yang diharapkan terjadi secara alami dalam populasi
umum sebesar itu,” kata Kepala Petugas Medis AstraZeneca Ann Taylor.

Drama
tersebut membuat AstraZeneca menjadi pusat badai politik di Eropa
berminggu-minggu. Baru-baru ini, sejumlah negara telah membatasi penggunaan
suntikan bagi mereka yang berusia di bawah 65 tahun.

Baca Juga :  10 Manfaat dari Rutin Jalan Kaki 30 Menit Setiap Hari

Dalam
survei YouGov pada 7 Maret, persepsi di negara-negara UE tentang keamanan
suntikan dari AstraZeneca dan Universitas Oxford, menyebutkan kepercayaan
populasi lebih rendah dibandingkan dengan vaksin dari Pfizer Inc. dan mitranya
BioNTech SE serta Moderna Inc. Sebaliknya, warga Inggris memandang AstraZeneca
sebagai paling aman dari ketiganya.

Penangguhan
selanjutnya dapat menyematkan pandangan negatif, meskipun ada panduan dari
European Medicines Agency. Panduan EMA tidak cukup untuk meyakinkan Irlandia
untuk melanjutkan vaksin ini.

Dukungan
untuk vaksin berlangsunh di negara berkembang sebab harga yang relatif rendah
dan kemampuan untuk menyimpan suntikan tanpa pendingin memicu daya tarik.
AstraZeneca telah menjanjikan pasokan yang signifikan untuk program Covax,
sebuah fasilitas yang bertujuan untuk mendistribusikan vaksin secara adil ke
seluruh dunia.

Meskipun
demikan WHO sudah memastikan vaksin ini aman sebab sudah melewati tahap uji
klinis sesuai bukti ilmiah. Dan kejadian pembekuan darah hanya sedikit dari
kejadian populasi secara umum.

Drama
tersebut membuat AstraZeneca menjadi pusat badai politik di Eropa
berminggu-minggu. Baru-baru ini, sejumlah negara telah membatasi penggunaan
suntikan bagi mereka yang berusia di bawah 65 tahun.

Baca Juga :  Cut Aigia: Setelah Disemprot, Baru Dimasukan Lagi

Dalam
survei YouGov pada 7 Maret, persepsi di negara-negara UE tentang keamanan
suntikan dari AstraZeneca dan Universitas Oxford, menyebutkan kepercayaan
populasi lebih rendah dibandingkan dengan vaksin dari Pfizer Inc. dan mitranya
BioNTech SE serta Moderna Inc. Sebaliknya, warga Inggris memandang AstraZeneca
sebagai paling aman dari ketiganya.

Penangguhan
selanjutnya dapat menyematkan pandangan negatif, meskipun ada panduan dari
European Medicines Agency. Panduan EMA tidak cukup untuk meyakinkan Irlandia
untuk melanjutkan vaksin ini.

Dukungan
untuk vaksin berlangsunh di negara berkembang sebab harga yang relatif rendah
dan kemampuan untuk menyimpan suntikan tanpa pendingin memicu daya tarik.
AstraZeneca telah menjanjikan pasokan yang signifikan untuk program Covax,
sebuah fasilitas yang bertujuan untuk mendistribusikan vaksin secara adil ke
seluruh dunia.

Meskipun
demikan WHO sudah memastikan vaksin ini aman sebab sudah melewati tahap uji
klinis sesuai bukti ilmiah. Dan kejadian pembekuan darah hanya sedikit dari
kejadian populasi secara umum.

Terpopuler

Artikel Terbaru