26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Gejala Baru Pasien Covid-19: Nyeri Perut dan Gangguan Pendengaran

Jumlah
kasus baru Covid-19 di Jatim mengalami tren penurunan dengan angka kesembuhan
meningkat. Meski demikian, masyarakat harus tetap waspada terhadap persebaran
virus SARS-CoV-2. Apalagi saat ini muncul perkembangan gejala baru.

Direktur
Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Prof dr Nasronudin SpPD-KPTI FINASIM
mengatakan, saat ini jumlah pasien Covid-19 di Rumah Sakit Penyakit Tropik
Infeksi (RSPTI) Universitas Airlangga (Unair) masih sangat fluktuatif. Awal
bulan sempat turun. Namun, pekan ini jumlahnya naik. ’’Apalagi, RSPTI menjadi
rumah sakit rujukan tersier,’’ katanya.

Nasronudin
menuturkan, saat ini terdapat 60 orang yang dirawat. Seluruhnya berada dalam
kondisi berat. Usianya mulai muda hingga tua. ’’RSPTI tidak hanya menjadi
rujukan pasien Surabaya, tetapi juga dari luar Surabaya. Jadi, jumlah pasien
bergantung dari rujukan,’’ ujarnya.

Baca Juga :  4 Kiat Agar Tak Mudah Sakit Selama Musim Hujan

Sejak
awal pandemi hingga saat ini, lanjut dia, tim tenaga kesehatan (nakes) RSPTI
terus belajar dan melakukan evaluasi. Sebab, Covid-19 adalah penyakit baru.
Pada awal, penanganan pasien tentu memiliki banyak kekurangan, tetapi setiap
hari terus ditata hingga semakin baik. ’’Sekarang kami mempertajam diagnosis
dan penapisannya. Penanganannya semakin dirapikan sesuai standar WHO (World Health
Organization),’’ tuturnya.

Sepanjang
masa pandemi, gejala-gejala baru Covid-19 pun muncul. Gejala klasik adalah
gangguan saluran pernapasan, demam, dan nyeri tenggorokan. Kemudian, berkembang
lagi dengan munculnya gangguan pencernaan serta nyeri perut. ’’Paling umum
sekarang nyeri perut. Nyerinya hebat dan itu tidak lazim,’’ jelasnya.

Selain
itu, ada kejang-kejang, sulit tidur, kecemasan, dan keinginan untuk lompat dari
ketinggian. Hal itu disebabkan efek psychotoxic. Ada pula efek neurotoxic yang tidak
hanya mengakibatkan gangguan penciuman, tetapi kini mulai banyak muncul gejala
gangguan pendengaran. ’’Keluhan dan gejalanya berkembang dan bervariasi
terus,’’ katanya.

Baca Juga :  Perut Bunyi Selalu Pertanda Lapar?

Nasronudin
mengatakan, kondisi saat ini belum aman dari Covid-19. Karena itu, masyarakat
tetap harus waspada dan memperhatikan kesehatan diri. Yang terpenting,
menjalani protokol kesehatan selama beraktivitas di luar rumah.

’’Masyarakat
tidak bisa dituntut untuk di rumah terus. Mereka juga harus beraktivitas dan
bekerja. Yang terpenting tetap menaati protokol kesehatan. Sebab, lingkungan
kita belum bersih dari Covid-19,’’ tegasnya.

Jumlah
kasus baru Covid-19 di Jatim mengalami tren penurunan dengan angka kesembuhan
meningkat. Meski demikian, masyarakat harus tetap waspada terhadap persebaran
virus SARS-CoV-2. Apalagi saat ini muncul perkembangan gejala baru.

Direktur
Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Prof dr Nasronudin SpPD-KPTI FINASIM
mengatakan, saat ini jumlah pasien Covid-19 di Rumah Sakit Penyakit Tropik
Infeksi (RSPTI) Universitas Airlangga (Unair) masih sangat fluktuatif. Awal
bulan sempat turun. Namun, pekan ini jumlahnya naik. ’’Apalagi, RSPTI menjadi
rumah sakit rujukan tersier,’’ katanya.

Nasronudin
menuturkan, saat ini terdapat 60 orang yang dirawat. Seluruhnya berada dalam
kondisi berat. Usianya mulai muda hingga tua. ’’RSPTI tidak hanya menjadi
rujukan pasien Surabaya, tetapi juga dari luar Surabaya. Jadi, jumlah pasien
bergantung dari rujukan,’’ ujarnya.

Baca Juga :  4 Kiat Agar Tak Mudah Sakit Selama Musim Hujan

Sejak
awal pandemi hingga saat ini, lanjut dia, tim tenaga kesehatan (nakes) RSPTI
terus belajar dan melakukan evaluasi. Sebab, Covid-19 adalah penyakit baru.
Pada awal, penanganan pasien tentu memiliki banyak kekurangan, tetapi setiap
hari terus ditata hingga semakin baik. ’’Sekarang kami mempertajam diagnosis
dan penapisannya. Penanganannya semakin dirapikan sesuai standar WHO (World Health
Organization),’’ tuturnya.

Sepanjang
masa pandemi, gejala-gejala baru Covid-19 pun muncul. Gejala klasik adalah
gangguan saluran pernapasan, demam, dan nyeri tenggorokan. Kemudian, berkembang
lagi dengan munculnya gangguan pencernaan serta nyeri perut. ’’Paling umum
sekarang nyeri perut. Nyerinya hebat dan itu tidak lazim,’’ jelasnya.

Selain
itu, ada kejang-kejang, sulit tidur, kecemasan, dan keinginan untuk lompat dari
ketinggian. Hal itu disebabkan efek psychotoxic. Ada pula efek neurotoxic yang tidak
hanya mengakibatkan gangguan penciuman, tetapi kini mulai banyak muncul gejala
gangguan pendengaran. ’’Keluhan dan gejalanya berkembang dan bervariasi
terus,’’ katanya.

Baca Juga :  Perut Bunyi Selalu Pertanda Lapar?

Nasronudin
mengatakan, kondisi saat ini belum aman dari Covid-19. Karena itu, masyarakat
tetap harus waspada dan memperhatikan kesehatan diri. Yang terpenting,
menjalani protokol kesehatan selama beraktivitas di luar rumah.

’’Masyarakat
tidak bisa dituntut untuk di rumah terus. Mereka juga harus beraktivitas dan
bekerja. Yang terpenting tetap menaati protokol kesehatan. Sebab, lingkungan
kita belum bersih dari Covid-19,’’ tegasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru