Peneliti
masih berupaya menemukan berbagai cara untuk mengatasi penyebaran virus Korona
yang menyebabkan penyakit Covid-19. Selain vaksin, peneliti di Australia bahkan
meneliti antibodi pada hewan. Salah satunya yakni ayam.
Uji
klinis telah dimulai di Australia menyelidiki antibodi ayam terhadap
SARS-CoV-2. Dalam bentuk obat tetes hidung, antibodi tersebut diharapkan dapat
memberikan perlindungan sementara.
Tim
peneliti dari Universitas Stanford yang mensponsori penelitian fase 1 yang
tidak biasa ini berharap antibodi tersebut dapat melindungi orang dari risiko
penularan yang lebih besar selama beberapa jam. Saat ini, semprotan pelindung
hidung lainnya dilaporkan sedang dikembangkan.
Namun,
pendekatan Stanford ini menggunakan pendekatan dari kuning telur ayam yang
disuntik dengan spike, protein permukaan SARS-CoV-2. Tes ini akan memeriksa
keamanan antibodi yang diberikan secara intranasal (lewat hidung). Selain itu,
untuk penilaian durasi persistensi antibodi juga akan dinilai.
Menurut
seorang dokter penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Washington
di St. Louis, Michael Diamond, menilai konsep itu masuk akal. “Ada beberapa
masalah yang perlu dipikirkan. Salah satunya adalah berapa lama antibodi ayam
bisa bertahan sebelum rusak,†jelasnya seperti dilansir dari Science Times, Jumat
(13/11).
Masalah
lain yang perlu dipikirkan, lanjutnya, adalah apakah manusia cenderung
mengembangkan respons kekebalan terhadap mereka. Sebab uji coba baru dilakukan
pada hamster.
48
Orang Sedang Diuji
Mochly-Rosen
yakin antibodi tersebut akan lulus tes tersebut. Namun, dikatakan, uji coba
keamanan terkontrol plasebo sekarang dilakukan pada 48 orang di Australia.
Bertentangan
dengan praktik lab yang biasa ini, untuk membuat antibodi ayam, para ilmuwan
menyuntikkan protein lonjakan di dada ayam. Akibatnya, ayam meningkatkan
respons imun dinamis terhadap lonjakan yang disuntikkan, termasuk ayam petelur
yang memiliki antibodi terhadap protein virus Korona.
Untuk
mendapatkan hasil seperti itu, para ilmuwan memanen antibodi, varietas ayam
yang unik, juga dikenal sebagai imunoglobulin Y atau IgY, dari kuning telur.
Dan merumuskan dalam bentuk obat tetes hidung.
Ide
ini datang dari Direktur Spark di Australia, Michael Wallach dari University of
Technology Sydney. Dia telah mengembangkan vaksin untuk melindungi ayam dari
penyakit dan telah mencoba antibodi ayam pada model flu tikus. Namun peneliti
masih akan mencoba meneliti uji coba itu lebih lanjut selain pada hamster.