32.9 C
Jakarta
Sunday, April 20, 2025

Mewarnai Jadi Terapi Anak Disabilitas

ANAK dengan kebutuhan spesial
atau disabilitas butuh stimulus agar kondisinya lebih baik secara mental.
Caranya pun cukup beragam. Salah satunya lewat seni, yakni mewarnai. Dilansir
dari Ameridisability, Sabtu (7/9), terapi warna (atau kromoterapi) merupakan alternatif
yang menggunakan warna dan cahaya untuk merawat kesehatan fisik atau mental.
Caranya dengan menyeimbangkan pusat energi tubuh yang juga dikenal sebagai
chakra.

Konsep ini berasal dari bangsa
Mesir kuno menggunakan ruang solarium yang diaktifkan oleh sinar matahari dan
dibangun dengan kaca berwarna untuk tujuan terapi. Saat ini, baik praktisi
konvensional maupun holistik mengakui potensi terapi seni yang cerah termasuk
mewarnai.

Menurut HealthyPlace.com,
situs kesehatan mental, terapi warna didasarkan pada premis bahwa warna yang
berbeda membangkitkan respons yang berbeda pada seseorang. Beberapa warna
dianggap menstimulus, sedangkan yang lain mungkin menenangkan. Warna dapat
memengaruhi tingkat energi, suasana hati, selera, emosi, bahkan pengambilan
keputusan. Karenanya, warna dapat menjadi alat penyembuhan.

Baca Juga :  Jangan Remehkan Gejala Kesemutan, Bisa Jadi Gejala Berbagai Penyakit I

Terapi warna telah disarankan
untuk mendukung anak dengan gangguan akademik, perilaku agresif, asma, gangguan
hiperaktif-perhatian, tekanan darah, bronkitis, disleksia, dan ketidakmampuan
belajar. Selain itu juga untuk peningkatan kinerja atletik, insomnia,
lesu, kanker paru-paru, migrain, relaksasi otot, reformasi penjara, stres,
fibroid rahim, dan gangguan penglihatan.

Hal senada juga diungkapkan
Head of Marketing Staedtler Indonesia Pramesti Yulfia. Pihaknya mengajak anak
Indonesia mengenal warna dengan mewarnai. Salah satunya dengan mendukung
anak-anak disabilitas lewat kegiatan mewarnai dan berdonasi.

“Kami mengajak anak-anak
Indonesia dari berbagai daerah untuk berkarya secara baik melalui rangkaian
kegiatan #KaryaBaik. Rangkaian acara #KaryaBaik merupakan lomba mewarnai yang
telah dilakukan di 23 kota di Indonesia. Dengan mewarnai anak menjadi kreatif,
sehingga bisa mendukung teman-teman disabilitas. Caranya dengan lomba mewarnai
sekaligus untuk berdonasi. Sambil mewarnai juga menyumbang untuk anak-anak
disabilitas,” kata Pramesti.

Baca Juga :  Mengapa Kadar BPA pada Manusia Sering Dianggap Tidak Penting?

Warna rona juga dikenal
sebagai warna aktual membuat perbedaan besar bagi setiap individu dengan
caranya sendiri. Tingkat intensitas atau saturasi dapat menciptakan rasa
nyaman, aman, dan tenang. Terakhir, pencahayaan adalah sumber warna. (jpc)

ANAK dengan kebutuhan spesial
atau disabilitas butuh stimulus agar kondisinya lebih baik secara mental.
Caranya pun cukup beragam. Salah satunya lewat seni, yakni mewarnai. Dilansir
dari Ameridisability, Sabtu (7/9), terapi warna (atau kromoterapi) merupakan alternatif
yang menggunakan warna dan cahaya untuk merawat kesehatan fisik atau mental.
Caranya dengan menyeimbangkan pusat energi tubuh yang juga dikenal sebagai
chakra.

Konsep ini berasal dari bangsa
Mesir kuno menggunakan ruang solarium yang diaktifkan oleh sinar matahari dan
dibangun dengan kaca berwarna untuk tujuan terapi. Saat ini, baik praktisi
konvensional maupun holistik mengakui potensi terapi seni yang cerah termasuk
mewarnai.

Menurut HealthyPlace.com,
situs kesehatan mental, terapi warna didasarkan pada premis bahwa warna yang
berbeda membangkitkan respons yang berbeda pada seseorang. Beberapa warna
dianggap menstimulus, sedangkan yang lain mungkin menenangkan. Warna dapat
memengaruhi tingkat energi, suasana hati, selera, emosi, bahkan pengambilan
keputusan. Karenanya, warna dapat menjadi alat penyembuhan.

Baca Juga :  Jangan Remehkan Gejala Kesemutan, Bisa Jadi Gejala Berbagai Penyakit I

Terapi warna telah disarankan
untuk mendukung anak dengan gangguan akademik, perilaku agresif, asma, gangguan
hiperaktif-perhatian, tekanan darah, bronkitis, disleksia, dan ketidakmampuan
belajar. Selain itu juga untuk peningkatan kinerja atletik, insomnia,
lesu, kanker paru-paru, migrain, relaksasi otot, reformasi penjara, stres,
fibroid rahim, dan gangguan penglihatan.

Hal senada juga diungkapkan
Head of Marketing Staedtler Indonesia Pramesti Yulfia. Pihaknya mengajak anak
Indonesia mengenal warna dengan mewarnai. Salah satunya dengan mendukung
anak-anak disabilitas lewat kegiatan mewarnai dan berdonasi.

“Kami mengajak anak-anak
Indonesia dari berbagai daerah untuk berkarya secara baik melalui rangkaian
kegiatan #KaryaBaik. Rangkaian acara #KaryaBaik merupakan lomba mewarnai yang
telah dilakukan di 23 kota di Indonesia. Dengan mewarnai anak menjadi kreatif,
sehingga bisa mendukung teman-teman disabilitas. Caranya dengan lomba mewarnai
sekaligus untuk berdonasi. Sambil mewarnai juga menyumbang untuk anak-anak
disabilitas,” kata Pramesti.

Baca Juga :  Mengapa Kadar BPA pada Manusia Sering Dianggap Tidak Penting?

Warna rona juga dikenal
sebagai warna aktual membuat perbedaan besar bagi setiap individu dengan
caranya sendiri. Tingkat intensitas atau saturasi dapat menciptakan rasa
nyaman, aman, dan tenang. Terakhir, pencahayaan adalah sumber warna. (jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru