27.8 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Peneliti Ungkap Makanan Tinggi Lemak Bisa Pengaruhi Otak

Makanan berlemak dan
karbohidrat olahan sudah diketahui bisa memicu banyak penyakit kronis. Berbagai
penyakit karena sering mengosumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak
seperti 
junk food bisa memicu obesitas hingga diabetes tipe-2.

Dalam laman Healthline,
Ahli Gizi dari South Dakota, Amerika Serikat, Gavin Van De Walle mengatakan
obesitas adalah penyakit yang kompleks dan multifaktorial. Junk food diyakini
sebagai kontributor utama, bersama dengan kondisi lain seperti penyakit jantung
dan diabetes tipe 2.

Tapi baru-baru ini,
penelitian mengungkapkan, ternyata ada kaitannya antara pola makan tinggi lemak
seperti junk food dengan kesehatan otak. Dilansir dari NDTV,
Jumat (13/9), sebuah studi terbaru mengatakan, mengikuti pola makan
makanan junk food berlemak dan tinggi karbohidrat tidak hanya
dapat memengaruhi penampilan fisik, tetapi bahkan dapat menyebabkan perubahan
pada otak.

Baca Juga :  Simak 7 Pedoman Merawat Pasien Covid-19 jika Isolasi Mandiri

Penelitian telah
menunjukkan, mengonsumsi makanan yang tidak sehat dapat menyebabkan perubahan
di wilayah hipotalamus otak, yang mengatur berat badan. Hal itu tetungkap dalam
penelitian yang berjudul, ‘Mikroglial UCP2 Mediates Inflammation and Obesity
Induced by High-Fat Feeding’, yang dilakukan oleh para peneliti dari Yale
University dan diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism.

Bagaimana bisa junk
food
 memengaruhi otak?

Dalam penelitian
dikatakan, pola makan tinggi lemak dan tinggi karbohidrat menyebabkan
peradangan di hipotalamus, yang merupakan respons fisiologis terhadap obesitas
dan kekurangan gizi. Sehingga peradangan pada hipotalamus dapat terjadi paling
cepat, yakni tiga hari setelah konsumsi makanan tinggi lemak.

Para peneliti
mengamati perubahan sel-sel mikroglial hewan dan bahwa struktur fisik sel-sel
ini tampaknya berubah. Sel-sel mikrolglial adalah garis pertahanan pertama
dalam sistem saraf pusat. Bahkan, perubahan dalam mikroglia dipicu oleh
perubahan mitokondria, yang membantu sel-sel tubuh mendapatkan energi dari
makanan yang dimakan.

Baca Juga :  4 Makanan Ini Sebaiknya Dikonsumsi Sebelum Minum Alkohol

Studi ini berusaha
membuktikan dampak neurologis dari mengonsumsi makanan kaya lemak secara
konsisten, ketika sebelumnya hanya dampak fisiologis yang diketahui. Maka
jika junk food dikonsumsi terus menerus, bisa saja hal ini
terjadi pada manusia meskipun penelitian baru dilakukan pada hewan. Selain itu,
kolesterol yang tinggi juga bisa memicu sumbatan aliran darah ke otak dan bisa
menyebabkan stroke.(jpg)

 

Makanan berlemak dan
karbohidrat olahan sudah diketahui bisa memicu banyak penyakit kronis. Berbagai
penyakit karena sering mengosumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak
seperti 
junk food bisa memicu obesitas hingga diabetes tipe-2.

Dalam laman Healthline,
Ahli Gizi dari South Dakota, Amerika Serikat, Gavin Van De Walle mengatakan
obesitas adalah penyakit yang kompleks dan multifaktorial. Junk food diyakini
sebagai kontributor utama, bersama dengan kondisi lain seperti penyakit jantung
dan diabetes tipe 2.

Tapi baru-baru ini,
penelitian mengungkapkan, ternyata ada kaitannya antara pola makan tinggi lemak
seperti junk food dengan kesehatan otak. Dilansir dari NDTV,
Jumat (13/9), sebuah studi terbaru mengatakan, mengikuti pola makan
makanan junk food berlemak dan tinggi karbohidrat tidak hanya
dapat memengaruhi penampilan fisik, tetapi bahkan dapat menyebabkan perubahan
pada otak.

Baca Juga :  Simak 7 Pedoman Merawat Pasien Covid-19 jika Isolasi Mandiri

Penelitian telah
menunjukkan, mengonsumsi makanan yang tidak sehat dapat menyebabkan perubahan
di wilayah hipotalamus otak, yang mengatur berat badan. Hal itu tetungkap dalam
penelitian yang berjudul, ‘Mikroglial UCP2 Mediates Inflammation and Obesity
Induced by High-Fat Feeding’, yang dilakukan oleh para peneliti dari Yale
University dan diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism.

Bagaimana bisa junk
food
 memengaruhi otak?

Dalam penelitian
dikatakan, pola makan tinggi lemak dan tinggi karbohidrat menyebabkan
peradangan di hipotalamus, yang merupakan respons fisiologis terhadap obesitas
dan kekurangan gizi. Sehingga peradangan pada hipotalamus dapat terjadi paling
cepat, yakni tiga hari setelah konsumsi makanan tinggi lemak.

Para peneliti
mengamati perubahan sel-sel mikroglial hewan dan bahwa struktur fisik sel-sel
ini tampaknya berubah. Sel-sel mikrolglial adalah garis pertahanan pertama
dalam sistem saraf pusat. Bahkan, perubahan dalam mikroglia dipicu oleh
perubahan mitokondria, yang membantu sel-sel tubuh mendapatkan energi dari
makanan yang dimakan.

Baca Juga :  4 Makanan Ini Sebaiknya Dikonsumsi Sebelum Minum Alkohol

Studi ini berusaha
membuktikan dampak neurologis dari mengonsumsi makanan kaya lemak secara
konsisten, ketika sebelumnya hanya dampak fisiologis yang diketahui. Maka
jika junk food dikonsumsi terus menerus, bisa saja hal ini
terjadi pada manusia meskipun penelitian baru dilakukan pada hewan. Selain itu,
kolesterol yang tinggi juga bisa memicu sumbatan aliran darah ke otak dan bisa
menyebabkan stroke.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru