32.1 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Waspada, Migrain juga Dipicu Pola Makan yang Salah

Migrain atau sakit kepala sebelah adalah jenis sakit kepala yang cukup sering terjadi. Penyebabnya bisa beragam, seperti pola makan yang salah atau mengonsumsi jenis makanan tertentu.

Munculnya migrain bisa sangat menganggu produktivitas seseorang. Hingga detik ini, belum ada penelitian yang berhasil menemukan penyebab migrain. Namun, sakit kepala sebelah ini sering terjadi ketika seseorang dipercaya dapat memicu terjadinya migrain.

“Timbulnya migrain dapat terjadi akibat kombinasi dari beberapa faktor. Mulai dari stres, kebisingan, kelelahan, sindrom pramenstruasi (PMS), atau akibat konsumsi makanan tertentu,” ujar dr. Nadia Octavia dari KlikDokter.

Waspadai pola makan ini

Jika Anda sering mengalami migrain, Anda perlu mencermati apa saja yang sering menyebabkan munculnya kondisi tersebut. Anda juga perlu mengetahui bahwa beberapa jenis makanan dan minuman juga bisa memicu migrain. Berikut beberapa di antaranya:

1. Alkohol

“Dalam sebuah penelitian, efek memabukkan dari alkohol telah terbukti dalam menyebabkan migrain,” ujar Noah Rosen, MD, direktur Headache Center di Cushing Neuroscience Institute, seperti dikutip di WebMD.

Ada banyak teori tentang ini, salah satunya adalah karena alkohol membuat Anda dehidrasi. Alkohol juga memiliki bahan kimia tertentu yang tampaknya memicu sakit kepala sebelah ini.

2. Makanan mengandung MSG dan kafein

Minuman keras bukan satu-satunya penyebab. Ada juga bukti bahwa dua bahan makanan umum dapat memicu migrain, yaitu monosodium glutamat (MSG) dan kafein.

MSG sebagai bahan aditif banyak ditemukan dalam makanan olahan, makanan kemasan, serta makanan yang dijual di restoran. MSG digunakan untuk meningkatkan rasa. Ada studi yang menunjukkan bahwa MSG dapat menyebabkan migrain pada 15 persen orang.

Baca Juga :  Vaksin Covid-19 Merah Putih Bisa Diproduksi Masal pada 2022

Sementara itu, kafein juga perlu diwaspadai. Menurut dr. Nadia, kafein dalam dosis tertentu sebetulnya dapat membantu meredakan gejala migrain.

“Saat migrain, pembuluh darah di otak akan cenderung melebar. Efek vasokonstriktor dari kafein akan memperkecil pembuluh darah, sehingga gejala sakit kepala pun berkurang. Namun, batasi jumlah kafein maksimal 200 mg per hari atau setara dengan secangkir kopi (350 ml),” ujar dr. Nadia. Jika lebih dari itu, migrain justru bisa muncul.

3. Makanan pedas

Sebagian masyarakat tak bisa lepas dari makanan pedas. Namun, Anda yang punya keluhan migrain harus berhati-hati terhadap jenis makanan ini.

“Makanan pedas dapat bereaksi dengan reseptor nyeri di otak, yang disebut dengan reseptor TRP, dan mencetuskan keluhan nyeri kepala. Meski pada beberapa orang kandungan capcaisin di dalam cabai justru dapat mengurangi gejala nyeri kepala, tetapi pada beberapa kasus, makanan pedas justru bisa mencetuskan gejala sakit kepala sebelah,” ungkap dr. Nadia.

Bagaimana makanan tertentu menyebabkan migrain?

Untuk mengetahui bahwa makanan tertentu dapat memicu migrain, biasanya sakit kepalaakan muncul dalam rentang waktu 12-24 jam. Misalnya, jika saat makan malam seseorang minum wine, sakit kepala bisa dirasakan saat bangun keesokan harinya.


Agar lebih pasti dalam menemukan makanan yang dapat memicu migrain, Anda disarankan untuk menuliskannya ke dalam jurnal. Karena, pemicu migrain bisa berbeda pada tiap orang. Biasakan makanan pencetus akan teridentifikasi setelah 20-30 kali serangan migrain. Jika Anda sudah mengetahuinya, hindari mengonsumsinya apalagi ketika risikonya tinggi, misalnya pada wanita yang sedang dalam periode menstruasi.

Baca Juga :  Tekan Angka Kasus Covid-19, Langkah Promotif Preventif FKTP Diperkuat

Jika menyimpan jurnal dianggap merepotkan tapi Anda ingin mengubah pola makan, para ahli menyarankan Anda untuk mengonsumsi makanan segar (bukan kemasan atau olahan). Itu dapat membantu Anda terhindar dari bahan kimia dalam makanan yang dapat memicu migrain.

Manfaat lainnya dari menyimpan jurnal adalah mungkin pemicu migrain adalah tidak rutin makan atau minum.

“Melewatkan makan dan mengalami dehidrasi adalah pemicu migrain yang signifikan,” kata Noah.

Para ahli menyarankan untuk makan 5-6 kali dalam sehari. Studi menunjukkan bahwa frekuensi makan tersebut dapat menurunkan angka terjadinya migrain. Sebagai bonus, frekuensi tersebut dapat meningkatkan metabolisme dan mencegah terjadinya kenaikan berat badan, yang juga berhubungan dengan migrain.

Itulah beberapa pola makan yang diketahui dapat memicu terjadinya migrain. Jika Anda termasuk sering mengalami sakit kepala sebelah dan ingin tahu pemicunya, Anda bisa mencoba menuliskan pola makan dalam jurnal untuk mengidentifikasinya. Selain itu, baiknya memang beralih ke pola makan yang lebih sehat.

Tak hanya untuk mengurangi angka kekambuhan migrain, tetapi juga baik untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.(RN/ RVS/klikdokter)

Migrain atau sakit kepala sebelah adalah jenis sakit kepala yang cukup sering terjadi. Penyebabnya bisa beragam, seperti pola makan yang salah atau mengonsumsi jenis makanan tertentu.

Munculnya migrain bisa sangat menganggu produktivitas seseorang. Hingga detik ini, belum ada penelitian yang berhasil menemukan penyebab migrain. Namun, sakit kepala sebelah ini sering terjadi ketika seseorang dipercaya dapat memicu terjadinya migrain.

“Timbulnya migrain dapat terjadi akibat kombinasi dari beberapa faktor. Mulai dari stres, kebisingan, kelelahan, sindrom pramenstruasi (PMS), atau akibat konsumsi makanan tertentu,” ujar dr. Nadia Octavia dari KlikDokter.

Waspadai pola makan ini

Jika Anda sering mengalami migrain, Anda perlu mencermati apa saja yang sering menyebabkan munculnya kondisi tersebut. Anda juga perlu mengetahui bahwa beberapa jenis makanan dan minuman juga bisa memicu migrain. Berikut beberapa di antaranya:

1. Alkohol

“Dalam sebuah penelitian, efek memabukkan dari alkohol telah terbukti dalam menyebabkan migrain,” ujar Noah Rosen, MD, direktur Headache Center di Cushing Neuroscience Institute, seperti dikutip di WebMD.

Ada banyak teori tentang ini, salah satunya adalah karena alkohol membuat Anda dehidrasi. Alkohol juga memiliki bahan kimia tertentu yang tampaknya memicu sakit kepala sebelah ini.

2. Makanan mengandung MSG dan kafein

Minuman keras bukan satu-satunya penyebab. Ada juga bukti bahwa dua bahan makanan umum dapat memicu migrain, yaitu monosodium glutamat (MSG) dan kafein.

MSG sebagai bahan aditif banyak ditemukan dalam makanan olahan, makanan kemasan, serta makanan yang dijual di restoran. MSG digunakan untuk meningkatkan rasa. Ada studi yang menunjukkan bahwa MSG dapat menyebabkan migrain pada 15 persen orang.

Baca Juga :  Vaksin Covid-19 Merah Putih Bisa Diproduksi Masal pada 2022

Sementara itu, kafein juga perlu diwaspadai. Menurut dr. Nadia, kafein dalam dosis tertentu sebetulnya dapat membantu meredakan gejala migrain.

“Saat migrain, pembuluh darah di otak akan cenderung melebar. Efek vasokonstriktor dari kafein akan memperkecil pembuluh darah, sehingga gejala sakit kepala pun berkurang. Namun, batasi jumlah kafein maksimal 200 mg per hari atau setara dengan secangkir kopi (350 ml),” ujar dr. Nadia. Jika lebih dari itu, migrain justru bisa muncul.

3. Makanan pedas

Sebagian masyarakat tak bisa lepas dari makanan pedas. Namun, Anda yang punya keluhan migrain harus berhati-hati terhadap jenis makanan ini.

“Makanan pedas dapat bereaksi dengan reseptor nyeri di otak, yang disebut dengan reseptor TRP, dan mencetuskan keluhan nyeri kepala. Meski pada beberapa orang kandungan capcaisin di dalam cabai justru dapat mengurangi gejala nyeri kepala, tetapi pada beberapa kasus, makanan pedas justru bisa mencetuskan gejala sakit kepala sebelah,” ungkap dr. Nadia.

Bagaimana makanan tertentu menyebabkan migrain?

Untuk mengetahui bahwa makanan tertentu dapat memicu migrain, biasanya sakit kepalaakan muncul dalam rentang waktu 12-24 jam. Misalnya, jika saat makan malam seseorang minum wine, sakit kepala bisa dirasakan saat bangun keesokan harinya.


Agar lebih pasti dalam menemukan makanan yang dapat memicu migrain, Anda disarankan untuk menuliskannya ke dalam jurnal. Karena, pemicu migrain bisa berbeda pada tiap orang. Biasakan makanan pencetus akan teridentifikasi setelah 20-30 kali serangan migrain. Jika Anda sudah mengetahuinya, hindari mengonsumsinya apalagi ketika risikonya tinggi, misalnya pada wanita yang sedang dalam periode menstruasi.

Baca Juga :  Tekan Angka Kasus Covid-19, Langkah Promotif Preventif FKTP Diperkuat

Jika menyimpan jurnal dianggap merepotkan tapi Anda ingin mengubah pola makan, para ahli menyarankan Anda untuk mengonsumsi makanan segar (bukan kemasan atau olahan). Itu dapat membantu Anda terhindar dari bahan kimia dalam makanan yang dapat memicu migrain.

Manfaat lainnya dari menyimpan jurnal adalah mungkin pemicu migrain adalah tidak rutin makan atau minum.

“Melewatkan makan dan mengalami dehidrasi adalah pemicu migrain yang signifikan,” kata Noah.

Para ahli menyarankan untuk makan 5-6 kali dalam sehari. Studi menunjukkan bahwa frekuensi makan tersebut dapat menurunkan angka terjadinya migrain. Sebagai bonus, frekuensi tersebut dapat meningkatkan metabolisme dan mencegah terjadinya kenaikan berat badan, yang juga berhubungan dengan migrain.

Itulah beberapa pola makan yang diketahui dapat memicu terjadinya migrain. Jika Anda termasuk sering mengalami sakit kepala sebelah dan ingin tahu pemicunya, Anda bisa mencoba menuliskan pola makan dalam jurnal untuk mengidentifikasinya. Selain itu, baiknya memang beralih ke pola makan yang lebih sehat.

Tak hanya untuk mengurangi angka kekambuhan migrain, tetapi juga baik untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.(RN/ RVS/klikdokter)

Terpopuler

Artikel Terbaru