Site icon Prokalteng

Peneliti Uji Coba Aspirin Sebagai Obat Pengencer Darah Pasien Covid-19

peneliti-uji-coba-aspirin-sebagai-obat-pengencer-darah-pasien-covid-19

Salah
satu gejala dan keluhan yang dialami pasien Covid-19 adalah gumpalan atau
pembekuan darah. Untuk mengatasinya, diperlukan obat pengencer darah.

Para
peneliti di Inggris memulai Evaluasi Acak Terapi Covid-19, dengan lebih dari 16
ribu pasien di 176 rumah sakit. Mereka baru-baru ini mengumumkan rencana untuk
memasukkan aspirin sebagai pengobatan obat tambahan dalam percobaan pemulihan
karena memiliki sifat anti-pembekuan darah.

Banyak
pasien dengan kasus yang parah telah diamati mengalami pembekuan darah,
biasanya karena kondisi yang mendasari seperti kondisi kardiovaskular. Aspirin
dapat digunakan sebagai agen antiplatelet untuk mengurangi risiko pembekuan
darah pada pasien Covid-19.

Dilansir
dari Science Times, Senin (9/11), Peneliti Profesor Peter Horby mengatakan
bahwa aspirin merupakan tambahan penting untuk uji coba karena aman, murah,
tersedia secara luas, dan mungkin bermanfaat bagi pasien yang sakit kritis. Uji
coba akan membantu menentukan apakah obat berusia 160 tahun itu dapat digunakan
sebagai pengobatan yang efektif. Setidaknya 2 ribu pasien secara acak akan
menerima 150 miligram aspirin yang ditambahkan ke pengobatan standar mereka
setiap hari.

Ahli
lainnya, Profesor Martin Landray menjelaskan bagaimana aspirin digunakan untuk
mengobati berbagai kondisi yang berhubungan dengan pembekuan darah seperti
stroke dan serangan jantung. Sehingga, hasilnya akan mengungkapkan apakah ada
manfaat yang jelas bagi pasien dengan Covid-19? Dan apakah manfaat tersebut
lebih besar daripada potensi efek samping seperti risiko perdarahan?

Gumpalan
Darah pada Pasien Covid-19

Sebelumnya
pada Juli, para peneliti menerbitkan sebuah penelitian yang menghubungkan virus
Korona dan pembekuan darah kaki atau trombosis, yang menyebabkan iskemia kaki.
Gumpalan darah di arteri pulmonalis (paru-paru) bisa dialami pasien sejak dini.

Peneliti
Dr Inessa Goldman menjelaskan bahwa iskemia kaki yang terkait dengan virus
Korona mengakibatkan tingginya persentase amputasi atau kematian. Pasien dengan
virus Korona dan trombosis meningkatkan risiko kerusakan lapisan arteri dan
reaksi kekebalan lainnya.

Dalam
studi lain, otopsi pasien virus Korona juga mengungkapkan trombosis (gumpalan
darah) di ginjal dan jantung. Penemuan yang menonjol pada pasien, ketika mereka
masih hidup, adalah kerusakan alveolar difus atau respon tubuh terhadap
jaringan paru-paru.

Profesor
Beverly Hunt dari Thrombosis UK menjelaskan bahwa Covid-19 menyebabkan darah
menjadi lengket, sehingga terjadi trombosis vena dalam. Para peneliti dari
Imperial College London merekomendasikan bahwa obat pengencer darah dapat
ditambahkan untuk pengobatan pasien Covid-19.

Exit mobile version