27.1 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Ini Sebabnya Patah Tulang dan Keseleo Tak Boleh Diurut

JAKARTA-Ada pemahaman salah yang berkembang di masyarakat. Ketika
terjadi patah tulang atau keseleo, yang terlintas di pikiran adalah ke tukang
urut atau tukang patah tulang. Ternyata, hal tersebut keliru karena semakin
menimbulkan rasa sakit dan memperburuk cedera.

“Jangan pernah dipijat, diurut
kalau ada patah tulang atau keseleo. Biarkan saja selama tujuh hari prosesnya
berjalan, nyeri dan bengkak. Kemudian nyeri dan bengkak itu akan turun. Cuma
pasien digempur dengan obat antiradang. Kalau dipijet malah tambah bengkak dan
sakit,” kata dr Langga Sintong Sp.OT dalam diskusi kesehatan di Jakarta, beberapa
waktu lalu.

Dokter spesialis bedah ortopedi
Siloam Hospitals Kebun Jeruk, Jakarta Barat ini menambahkan, sejatinya tubuh
manusia itu punya kemampuan untuk recovery. Ketika terjadi patah tulang,
dibiarkan begitu saja (tulangnya) akan nyambung lagi.

Baca Juga :  Ketahui Lebih Jauh Tentang Produk Tembakau yang Dipanaskan

Namun, masalahnya apakah
sambungannya bagus atau tidak (kembali ke posisi awal), itu pentingnya posisi
seorang dokter ortopedi.

Menurut Dokter Langga, kecenderungan
memilih ke tukang urut atau tukang patah tulang justru bisa menyebabkan kondisi
pasien makin parah. Cedera pada pergelangan kaki, kaki maupun telapak kaki bisa
berdampak besar dan menghambat produktivitas seseorang karena kaki merupakan
tumpuan beban tubuh seseorang.

Cedera pergelangan kaki terkadang
bisa menyebabkan robeknya ligamen (pengikat tulang) sehingga menyebabkan nyeri
berkepanjangan di kemudian hari.

“Penanganan yang tidak tepat bisa
memperburuk keadaan. Faktanya, tidak semua cedera harus diselesaikan dengan
cara operasi,” ujarnya.

Dokter Langga mengungkapkan,
banyak orang takut akan pembedahan. Mereka waswas kalau datang ke dokter
ortopedi pasti disuruh operasi atau bahkan amputasi sehingga lebih condong ke
tukang urut dan patah tulang. Padahal belum tentu dibedah. Ada yang
pengobatannya melalui pemberian obat, fisioterapi, radio frekuensi.

Baca Juga :  Kanker Otak Tak Mengenal Usia

“Dokter akan melakukan pembedahan
bila memang itu solusi terbaiknya. Kalau tidak perlu dioperasi, ya tidak akan
dilakukan,” ucapnya.

Dia menyebutkan, selama ini
banyak kasus cedera otot dan patah tulang tidak diketahui penyakitnya karena
dokter yang mendalami minat ilmu foot dan ankle masih sangat sedikit di Indonesia.

Memahami kompleksnya cedera pada
tulang, Sports, Shoulder & Spine Clinic Siloam Hospitals Kebun Jeruk terus
hadir dengan berbagai dokter spesialis.

Dengan harapan bisa memberikan
pelayanan lebih maksimal kepada masyarakat yang mengalami masalah tulang dan
sendi berkaitan dengan cedera olahraga, kaki, pergelangan kaki, bahu, serta
tulang belakang. (esy/jpnn/kpc)

JAKARTA-Ada pemahaman salah yang berkembang di masyarakat. Ketika
terjadi patah tulang atau keseleo, yang terlintas di pikiran adalah ke tukang
urut atau tukang patah tulang. Ternyata, hal tersebut keliru karena semakin
menimbulkan rasa sakit dan memperburuk cedera.

“Jangan pernah dipijat, diurut
kalau ada patah tulang atau keseleo. Biarkan saja selama tujuh hari prosesnya
berjalan, nyeri dan bengkak. Kemudian nyeri dan bengkak itu akan turun. Cuma
pasien digempur dengan obat antiradang. Kalau dipijet malah tambah bengkak dan
sakit,” kata dr Langga Sintong Sp.OT dalam diskusi kesehatan di Jakarta, beberapa
waktu lalu.

Dokter spesialis bedah ortopedi
Siloam Hospitals Kebun Jeruk, Jakarta Barat ini menambahkan, sejatinya tubuh
manusia itu punya kemampuan untuk recovery. Ketika terjadi patah tulang,
dibiarkan begitu saja (tulangnya) akan nyambung lagi.

Baca Juga :  Ketahui Lebih Jauh Tentang Produk Tembakau yang Dipanaskan

Namun, masalahnya apakah
sambungannya bagus atau tidak (kembali ke posisi awal), itu pentingnya posisi
seorang dokter ortopedi.

Menurut Dokter Langga, kecenderungan
memilih ke tukang urut atau tukang patah tulang justru bisa menyebabkan kondisi
pasien makin parah. Cedera pada pergelangan kaki, kaki maupun telapak kaki bisa
berdampak besar dan menghambat produktivitas seseorang karena kaki merupakan
tumpuan beban tubuh seseorang.

Cedera pergelangan kaki terkadang
bisa menyebabkan robeknya ligamen (pengikat tulang) sehingga menyebabkan nyeri
berkepanjangan di kemudian hari.

“Penanganan yang tidak tepat bisa
memperburuk keadaan. Faktanya, tidak semua cedera harus diselesaikan dengan
cara operasi,” ujarnya.

Dokter Langga mengungkapkan,
banyak orang takut akan pembedahan. Mereka waswas kalau datang ke dokter
ortopedi pasti disuruh operasi atau bahkan amputasi sehingga lebih condong ke
tukang urut dan patah tulang. Padahal belum tentu dibedah. Ada yang
pengobatannya melalui pemberian obat, fisioterapi, radio frekuensi.

Baca Juga :  Kanker Otak Tak Mengenal Usia

“Dokter akan melakukan pembedahan
bila memang itu solusi terbaiknya. Kalau tidak perlu dioperasi, ya tidak akan
dilakukan,” ucapnya.

Dia menyebutkan, selama ini
banyak kasus cedera otot dan patah tulang tidak diketahui penyakitnya karena
dokter yang mendalami minat ilmu foot dan ankle masih sangat sedikit di Indonesia.

Memahami kompleksnya cedera pada
tulang, Sports, Shoulder & Spine Clinic Siloam Hospitals Kebun Jeruk terus
hadir dengan berbagai dokter spesialis.

Dengan harapan bisa memberikan
pelayanan lebih maksimal kepada masyarakat yang mengalami masalah tulang dan
sendi berkaitan dengan cedera olahraga, kaki, pergelangan kaki, bahu, serta
tulang belakang. (esy/jpnn/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru