Banyak wanita yang sedang hamil atau berusaha untuk hamil, memiliki pola makan yang buruk. Padahal, hal itu bisa meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.
Analisis hasil dari 18 studi yang diterbitkan sebelumnya tentang kehamilan dan kualitas diet prakonsepsi menemukan bahwa wanita umumnya tidak mengonsumsi jumlah sayuran, biji-bijian, folat, zat besi, atau kalsium yang disarankan.
Banyak wanita hamil juga mendapatkan terlalu banyak kalori dari lemak.
Untuk kesehatan prakonseptual dan kehamilan, sayuran merupakan sumber folat yang penting, dan biji-bijian sereal merupakan sumber folat dan zat besi yang berharga,” kata penulis utama studi, Cherie Caut dari Endeavour College of Natural Health di Queensland, Australia, seperti dilansir laman MSN, Senin (6/1).
Folat dan zat besi membantu mencegah cacat tabung saraf pada bayi, dan juga mengurangi potensi anemia selama kehamilan atau bayi dengan berat lahir yang kecil.
Kalsium membantu melindungi terhadap preeklampsia, sejenis tekanan darah tinggi berbahaya yang berkembang selama kehamilan.
Kelebihan asupan lemak makanan berpotensi berkontribusi pada kenaikan berat badan ibu yang tidak sehat,” tambah Caut.
Dampak kenaikan berat badan ini untuk ibu dan bayi bisa sangat besar, dengan obesitas ibu terbukti terkait dengan peningkatan risiko preeklampsia, diabetes gestasional, makrosomia (bayi terlalu besar), kelainan bawaan, lahir mati, bayi berat lahir rendah dan kematian ibu.
Para wanita umumnya mendapat cukup susu dan buah selama kehamilan. Para peneliti melaporkan dalam Maternal & Child Nutrition, dan selama beberapa bulan sebelum konsepsi, wanita umumnya mendapat susu yang cukup dan lebih dari cukup protein.
Perempuan mungkin lebih cenderung mengikuti pedoman diet ketika mereka lebih makmur, tidak merokok, lebih tua, dan berolahraga secara teratur, studi ini juga menemukan.
Sumber informasi diet untuk wanita hamil tersedia dari American College of Obstetricians and Gynaecologists.
Lebih dari setengah studi dalam analisis dilakukan di Australia, Tiongkok, dan India, sisanya dari Eropa, Kanada, Jepang, dan Pakistan.
Semua penelitian mengukur kepatuhan perempuan terhadap pedoman diet nasional, bukan pedoman internasional, dan tidak ada yang melihat kualitas diet pra-konsepsi pria.
Studi ini menggunakan berbagai metode untuk menilai kualitas diet, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan luas dengan menganalisis data yang dikumpulkan.
Analisis baru tidak dirancang untuk menentukan apakah atau bagaimana kebiasaan makan bisa secara langsung memengaruhi hasil kesehatan bagi perempuan atau bayi.
Ada kemungkinan bahwa lebih banyak wanita akan mengikuti pedoman jika mereka memahami rekomendasi dan memiliki waktu yang mudah mengakses dan membeli bahan makanan.
Kesesuaian dengan pedoman ini harus memberikan jaminan bahwa asupan energi, makronutrien, dan mikronutrien memadai untuk mendukung kesuburan, kehamilan, dan hasil kelahiran positif, serta kesehatan masa depan keturunan,” jelas Caut.
Temuan dari tinjauan ini menunjukkan bahwa wanita baik pada periode prakonsepsi dan sepanjang kehamilan, mungkin kurang dari target yang ditetapkan dalam pedoman diet dan rekomendasi nutrisi,” pungkas Caut.(fny/jpnn)