32.9 C
Jakarta
Sunday, April 20, 2025

Virus Korona Bisa Menular Lewat Kontak Berjarak 1 Meter

KARAKTER virus Korona jenis baru atau COVID-19 sudah berubah. Virus
tersebut semakin minimal gejalanya. Sehingga penularan semakin cepat karena
menunjukkan gejala yang tidak terlalu berat.

Sekretaris Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sekaligus
Juru Bicara COVID-19, Achmad Yurianto menyebut virus Korona sudah masuk
gelombang kedua atau second wave. Itu
karena banyak tanda klinis penularan virus yang jauh lebih ringan.

“Flunya ringan, suhunya ringan.
Atau beberapa kasus, tanpa gejala. Makanya setiap orang yang datang kami
berikan Health Alert Card,” jelas Yurianto dalam konferensi pers di Istana
Negara, Jumat (6/3).

Penularan paling cepat terjadi
lewat partikel cairan droplet (air
liur dan dahak) dari orang yang terinfeksi. Kontak paling dekat (close contact) menularkan partikel
droplet yang terpercik ke orang lain. Bahkan, penularan bisa terjadi dalam
jarak dekat.

Baca Juga :  Pasien Ringan dan OTG Covid-19 Mengalami 5 Gejala Ini Berminggu-Minggu

“Batuk, bersin, dan ada percikan
dari orang terinfeksi. Itu close contact.
Jaraknya mungkin hanya 1 meter berhadap-hadapan,” jelasnya.

“Dan, jika yakin sama-sama enggak
sakit, salaman ya enggak apa-apa,” imbuhnya.

Selain itu Yurianto menegaskan
tak mungkin setiap orang yang datang dari luar negeri diperiksa spesimen dari nasofaring-nya di bandara. Proses
pemeriksaan dengan PCR butuh waktu 24 jam.

“Maka, berapa jam kita tahan
semua orang di bandara? Semua negara tak ada yang melakukan itu,” ungkapnya.

Dari data yang ada di seluruh
dunia, Yurianto menyebutkan angka kematian hanya berkisar 2-3 persen. Artinya
kasus lainnya bisa sembuh. “Kalau yang lain masih ada yang terinfeksi artinya
masih dalam proses sembuh. Meskipun ada kasus yang baru sakit lagi, dan sudah
lebih dari 55 ribu pasien terbukti sembuh dan pulang dari rumah sakit,” pungkas
Yurianto. (JPC/KPC)

Baca Juga :  Ini Enam Manfaat Konsumsi Jantung Pisang Untuk Kesehatan

KARAKTER virus Korona jenis baru atau COVID-19 sudah berubah. Virus
tersebut semakin minimal gejalanya. Sehingga penularan semakin cepat karena
menunjukkan gejala yang tidak terlalu berat.

Sekretaris Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sekaligus
Juru Bicara COVID-19, Achmad Yurianto menyebut virus Korona sudah masuk
gelombang kedua atau second wave. Itu
karena banyak tanda klinis penularan virus yang jauh lebih ringan.

“Flunya ringan, suhunya ringan.
Atau beberapa kasus, tanpa gejala. Makanya setiap orang yang datang kami
berikan Health Alert Card,” jelas Yurianto dalam konferensi pers di Istana
Negara, Jumat (6/3).

Penularan paling cepat terjadi
lewat partikel cairan droplet (air
liur dan dahak) dari orang yang terinfeksi. Kontak paling dekat (close contact) menularkan partikel
droplet yang terpercik ke orang lain. Bahkan, penularan bisa terjadi dalam
jarak dekat.

Baca Juga :  Pasien Ringan dan OTG Covid-19 Mengalami 5 Gejala Ini Berminggu-Minggu

“Batuk, bersin, dan ada percikan
dari orang terinfeksi. Itu close contact.
Jaraknya mungkin hanya 1 meter berhadap-hadapan,” jelasnya.

“Dan, jika yakin sama-sama enggak
sakit, salaman ya enggak apa-apa,” imbuhnya.

Selain itu Yurianto menegaskan
tak mungkin setiap orang yang datang dari luar negeri diperiksa spesimen dari nasofaring-nya di bandara. Proses
pemeriksaan dengan PCR butuh waktu 24 jam.

“Maka, berapa jam kita tahan
semua orang di bandara? Semua negara tak ada yang melakukan itu,” ungkapnya.

Dari data yang ada di seluruh
dunia, Yurianto menyebutkan angka kematian hanya berkisar 2-3 persen. Artinya
kasus lainnya bisa sembuh. “Kalau yang lain masih ada yang terinfeksi artinya
masih dalam proses sembuh. Meskipun ada kasus yang baru sakit lagi, dan sudah
lebih dari 55 ribu pasien terbukti sembuh dan pulang dari rumah sakit,” pungkas
Yurianto. (JPC/KPC)

Baca Juga :  Ini Enam Manfaat Konsumsi Jantung Pisang Untuk Kesehatan

Terpopuler

Artikel Terbaru