29.1 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Terungkap Alasan Mengapa Pasien Diabetes Rentan Terinfeksi Covid-19

Diabetes
adalah salah satu penyakit penyerta atau komorbiditas utama dari kasus positif
dan kasus meninggal Covid-19. Berdasarkan data yang dikeluarkan Kementerian
Kesehatan per tanggal 4 Agustus 2020, diabetes menempati urutan kedua setelah
hipertensi.

Ini
berarti penyandang diabetes akan lebih rentan mengalami kondisi parah bahkan
menyebabkan kematian jika terinfeksi Covid-19. Ahli Endokrin dr. Roy Panusunan
Sibarani, SpPD-KEMD, FES mengatakan, apabila seseorang yang memiliki penyakit
diabetes terpapar virus Covid-19, maka mereka memiliki potensi lebih besar
untuk mengalami tingkat keparahan yang lebih tinggi.

Apa
sebabnya?

“Hal
ini dikarenakan fluktuasi level gula darah dan kemungkinan adanya komplikasi
diabetes lainnya,” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (6/8).

Dengan
kata lain, penyandang diabetes harus lebih waspada dan disiplin dalam menjaga
kadar gula darah senantiasa berada dalam kisaran target untuk mencegah
terjadinya komplikasi. Disiplin dalam mencegah komplikasi ini tentunya juga tak
hanya saat pandemi Covid-19, tetapi harus dijalankan setiap saat agar
penyandang diabetes dapat beraktifitas secara normal.

Cara
termudah untuk mencegah komplikasi adalah dengan menjaga kadar gula darah dalam
rentang normal. Hal ini dapat dicapai dengan kepatuhan dalam menjalankan
pengobatan baik dengan obat oral maupun insulin, dan tetap berkonsultasi dengan
dokter.

Baca Juga :  Rokok Elektrik Juga Perlu Diwaspadai

Namun,
pada saat pandemi Covid-19 ini masyarakat cenderung takut untuk berkunjung ke
fasilitas kesehatan. Hal ini terlihat dari survey MarkPlus Industry Roundtable
edisi ke 20 yang membahas institusi kesehatan selama Covid-19. Berdasarkan
hasil survei cepat yang dilakukan, masyarakat semakin takut untuk mengunjungi
rumah sakit sejak pandemi. Sebanyak 71,8 persen responden mengaku tidak pernah
mengunjungi rumah sakit ataupun klinik sejak adanya Covid-19.

 

“Ketakutan
masyarakat untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan ini dapat mengakibatkan
pasien diabetes mengurangi kepatuhan dalam menjalankan pengobatan dan memeriksa
kadar gula darahnya, sehingga apabila kepatuhan ini berkurang dan gula darah
naik dari kisaran target, pasien diabetes berisiko tinggi untuk mengalami
komplikasi di masa depan walaupun tidak terinfeksi Covid-19,” kata Roy.

Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dr. Widyastuti, MKM, mengungkapkan bahwa
sebenarnya masyarakat tidak perlu takut untuk mengunjungi fasilitas kesehatan
di masa pandemi ini asalkan mengikuti protokol kesehatan. Walaupun di masa
pandemi Covid-19, pengobatan diabetes tetap harus berjalan seperti biasa.

Baca Juga :  Ini 7 Cara Mengatasi Ketombe Yang Benar

“Maka,
penyandang diabetes tidak perlu takut pergi ke puskesmas atau rumah sakit untuk
mendapatkan pengobatan atau berkonsultasi dengan dokter. Selama mereka
memperhatikan protokol keselamatan atau yang kita sebut gerakan 3M, yaitu
memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan teratur, maka
kesehatan dan keamanan dapat tetap terjaga,” tegas Widyastuti.

Seorang
penyandang diabetes, Osy, mengungkapkan bahwa memang pasti ada rasa ragu untuk
pergi ke puskesmas atau rumah sakit di masa pandemi ini. Namun dia mengerti
sebagai penderita diabetes harus tetap sehat dan mengontrol kadar gula darah
tetap dalam kisaran target dengan cara tetap berobat dan berkonsultasi dengan
dokter.

“Karena
yang kami hadapi adalah apabila terinfeksi Covid-19 dan gula darah tidak
terkontrol, akibatnya Covid-19 akan menjadi lebih berat, di sisi lain apabila
menghentikan konsultasi dengan dokter dan mengabaikan kontrol gula darah,
walaupun kami di rumah saja dan terhindar dari Covid-19, risiko komplikasi yang
akan membayangi. Oleh karena itu, saya tetap pergi kontrol ke rumah sakit,
tentunya dengan mematuhi protokol keselamatan yang berlaku,” tegasnya.

Diabetes
adalah salah satu penyakit penyerta atau komorbiditas utama dari kasus positif
dan kasus meninggal Covid-19. Berdasarkan data yang dikeluarkan Kementerian
Kesehatan per tanggal 4 Agustus 2020, diabetes menempati urutan kedua setelah
hipertensi.

Ini
berarti penyandang diabetes akan lebih rentan mengalami kondisi parah bahkan
menyebabkan kematian jika terinfeksi Covid-19. Ahli Endokrin dr. Roy Panusunan
Sibarani, SpPD-KEMD, FES mengatakan, apabila seseorang yang memiliki penyakit
diabetes terpapar virus Covid-19, maka mereka memiliki potensi lebih besar
untuk mengalami tingkat keparahan yang lebih tinggi.

Apa
sebabnya?

“Hal
ini dikarenakan fluktuasi level gula darah dan kemungkinan adanya komplikasi
diabetes lainnya,” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (6/8).

Dengan
kata lain, penyandang diabetes harus lebih waspada dan disiplin dalam menjaga
kadar gula darah senantiasa berada dalam kisaran target untuk mencegah
terjadinya komplikasi. Disiplin dalam mencegah komplikasi ini tentunya juga tak
hanya saat pandemi Covid-19, tetapi harus dijalankan setiap saat agar
penyandang diabetes dapat beraktifitas secara normal.

Cara
termudah untuk mencegah komplikasi adalah dengan menjaga kadar gula darah dalam
rentang normal. Hal ini dapat dicapai dengan kepatuhan dalam menjalankan
pengobatan baik dengan obat oral maupun insulin, dan tetap berkonsultasi dengan
dokter.

Baca Juga :  Rokok Elektrik Juga Perlu Diwaspadai

Namun,
pada saat pandemi Covid-19 ini masyarakat cenderung takut untuk berkunjung ke
fasilitas kesehatan. Hal ini terlihat dari survey MarkPlus Industry Roundtable
edisi ke 20 yang membahas institusi kesehatan selama Covid-19. Berdasarkan
hasil survei cepat yang dilakukan, masyarakat semakin takut untuk mengunjungi
rumah sakit sejak pandemi. Sebanyak 71,8 persen responden mengaku tidak pernah
mengunjungi rumah sakit ataupun klinik sejak adanya Covid-19.

 

“Ketakutan
masyarakat untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan ini dapat mengakibatkan
pasien diabetes mengurangi kepatuhan dalam menjalankan pengobatan dan memeriksa
kadar gula darahnya, sehingga apabila kepatuhan ini berkurang dan gula darah
naik dari kisaran target, pasien diabetes berisiko tinggi untuk mengalami
komplikasi di masa depan walaupun tidak terinfeksi Covid-19,” kata Roy.

Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dr. Widyastuti, MKM, mengungkapkan bahwa
sebenarnya masyarakat tidak perlu takut untuk mengunjungi fasilitas kesehatan
di masa pandemi ini asalkan mengikuti protokol kesehatan. Walaupun di masa
pandemi Covid-19, pengobatan diabetes tetap harus berjalan seperti biasa.

Baca Juga :  Ini 7 Cara Mengatasi Ketombe Yang Benar

“Maka,
penyandang diabetes tidak perlu takut pergi ke puskesmas atau rumah sakit untuk
mendapatkan pengobatan atau berkonsultasi dengan dokter. Selama mereka
memperhatikan protokol keselamatan atau yang kita sebut gerakan 3M, yaitu
memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan teratur, maka
kesehatan dan keamanan dapat tetap terjaga,” tegas Widyastuti.

Seorang
penyandang diabetes, Osy, mengungkapkan bahwa memang pasti ada rasa ragu untuk
pergi ke puskesmas atau rumah sakit di masa pandemi ini. Namun dia mengerti
sebagai penderita diabetes harus tetap sehat dan mengontrol kadar gula darah
tetap dalam kisaran target dengan cara tetap berobat dan berkonsultasi dengan
dokter.

“Karena
yang kami hadapi adalah apabila terinfeksi Covid-19 dan gula darah tidak
terkontrol, akibatnya Covid-19 akan menjadi lebih berat, di sisi lain apabila
menghentikan konsultasi dengan dokter dan mengabaikan kontrol gula darah,
walaupun kami di rumah saja dan terhindar dari Covid-19, risiko komplikasi yang
akan membayangi. Oleh karena itu, saya tetap pergi kontrol ke rumah sakit,
tentunya dengan mematuhi protokol keselamatan yang berlaku,” tegasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru