28.3 C
Jakarta
Monday, June 30, 2025

Kenali 5 Pemicu Disfungsi Seksual pada Perempuan

DISFUNGSI seksual merupakan masalah yang terjadi selama fase siklus
respons seksual yang menghambat individu atau pasangan saat berhubungan. Tapi,
tak hanya pria, disfungsi seksual dapat dialami oleh perempuan dewasa.

Dokter Spesialis Kandungan dan
Kebidanan di Bamed Women’s Clinic dr. Grace Valentine, SpOG, mengatakan
disfungsi seksual dibagai menjadi 4 kelompok besar, yaitu gangguan libido atau
hasrat seksual, gangguan orgasme, ganggun rangsangan seksual, dan nyeri saat
berhubungan seksual.

Berdasarkan laporan saat ini
semakin banyak pasangan usia muda mengalami disfungsi seksual. Penelitian
diberbagai negara menunjukkan bahwa disfungsi seksual adalah hal yang umum
(dilaporkan terjadi pada 43 persen perempuan dan 31 persen pria).

“Seorang perempuan bisa mengalami
satu atau beberapa jenis disfungsi seksual sekaligus dalam waktu bersamaan.
Gangguan ini dapat terjadi sejak perempuan mulai aktif secara seksual atau baru
muncul di kemudian hari meskipun sebelumnya tidak ada masalah,” jelasnya dalam
diskusi baru-baru ini.

Baca Juga :  Inilah Alasan Mandi Air Dingin Bisa Meningkatkan Metabolisme Anda

Disfungsi seksual pada perempuan
bisa terjadi pada saat kadar hormon berubah. Hal ini biasanya terjadi pada saat
kehamilan, setelah melahirkan atau saat menyusui. Selain itu saat menopause,
kadar hormon estrogen mulai menurun yang akan memicu perubahan pada jaringan di
organ kelamin serta respon terhadap rangsangan seksual.

Hasil penelitian di Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo, Jakarta (2018) ditemukan sebesar 90 persen dari 300
perempuan yang disurvei pernah mengalami disfungsi seksual. Hasil ini cukup
mengejutkan. Namun, hanya 6 persen dari perempuan tersebut yang mengakui dirinya
merasa terganggu akibat disfungsi seksual. Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa sebagian besar perempuan Indonesia masih enggan mengakui kepada
pasangan atau bahkan mencari pertolongan medis.

5 Pemicu Disfungsi Seksual Pada
Perempuan

Beberapa penyebab disfungsi
seksual yang dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Kondisi ini cepat atau
lambat akan mempengaruhi keharmonisan suami istri.

Baca Juga :  Ahli Ungkap Manfaat Ajaib Buah Jeruk Bagi Pasien Diabetes

“Meski sudah dilakukan foreplay
(pemanasan) seringkali masih sulit bagi perempuan, dan suami harus mengetahuinya
dengan komunikasi yang baik,” jelas dr. Grace.

1. Kondisi Fisik

Disfungsi seperti gangguan pada
organ genitalia, bekas operasi, akibat penyakit tertentu, dan efek samping dari
obat-obatan termasuk obat antidepressan.

2. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang disebabkan
oleh stres dan kecemasan terkait pekerjaan, efek atau trauma seksual masa lalu,
kekhawatiran saat hamil atau perubahan situasi saat menjadi ibu baru.

3. Faktor Hormonal

Faktor hormonal yang mengalami
perubahan pada saat hamil, setelah melahirkan dan selama menyusui, terjadi
penurunan kadar hormon saat menopause yang memicu perubahan pada jaringan di
organ kelamin serta respon terhadap rangsangan.

4. Perubahan Gaya Hidup

Pola makan yang buruk, jarang
berolahraga, merokok, minum alkohol, dan penggunaan obat-obatan.

5. Konflik dengan Pasangan

Kualitas hubungan dengan pasangan
yang menurun akibat konfik berkepanjangan dapat menurukan gairah dan respon
seksual perempuan. (JPC/KPC)

DISFUNGSI seksual merupakan masalah yang terjadi selama fase siklus
respons seksual yang menghambat individu atau pasangan saat berhubungan. Tapi,
tak hanya pria, disfungsi seksual dapat dialami oleh perempuan dewasa.

Dokter Spesialis Kandungan dan
Kebidanan di Bamed Women’s Clinic dr. Grace Valentine, SpOG, mengatakan
disfungsi seksual dibagai menjadi 4 kelompok besar, yaitu gangguan libido atau
hasrat seksual, gangguan orgasme, ganggun rangsangan seksual, dan nyeri saat
berhubungan seksual.

Berdasarkan laporan saat ini
semakin banyak pasangan usia muda mengalami disfungsi seksual. Penelitian
diberbagai negara menunjukkan bahwa disfungsi seksual adalah hal yang umum
(dilaporkan terjadi pada 43 persen perempuan dan 31 persen pria).

“Seorang perempuan bisa mengalami
satu atau beberapa jenis disfungsi seksual sekaligus dalam waktu bersamaan.
Gangguan ini dapat terjadi sejak perempuan mulai aktif secara seksual atau baru
muncul di kemudian hari meskipun sebelumnya tidak ada masalah,” jelasnya dalam
diskusi baru-baru ini.

Baca Juga :  Inilah Alasan Mandi Air Dingin Bisa Meningkatkan Metabolisme Anda

Disfungsi seksual pada perempuan
bisa terjadi pada saat kadar hormon berubah. Hal ini biasanya terjadi pada saat
kehamilan, setelah melahirkan atau saat menyusui. Selain itu saat menopause,
kadar hormon estrogen mulai menurun yang akan memicu perubahan pada jaringan di
organ kelamin serta respon terhadap rangsangan seksual.

Hasil penelitian di Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo, Jakarta (2018) ditemukan sebesar 90 persen dari 300
perempuan yang disurvei pernah mengalami disfungsi seksual. Hasil ini cukup
mengejutkan. Namun, hanya 6 persen dari perempuan tersebut yang mengakui dirinya
merasa terganggu akibat disfungsi seksual. Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa sebagian besar perempuan Indonesia masih enggan mengakui kepada
pasangan atau bahkan mencari pertolongan medis.

5 Pemicu Disfungsi Seksual Pada
Perempuan

Beberapa penyebab disfungsi
seksual yang dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Kondisi ini cepat atau
lambat akan mempengaruhi keharmonisan suami istri.

Baca Juga :  Ahli Ungkap Manfaat Ajaib Buah Jeruk Bagi Pasien Diabetes

“Meski sudah dilakukan foreplay
(pemanasan) seringkali masih sulit bagi perempuan, dan suami harus mengetahuinya
dengan komunikasi yang baik,” jelas dr. Grace.

1. Kondisi Fisik

Disfungsi seperti gangguan pada
organ genitalia, bekas operasi, akibat penyakit tertentu, dan efek samping dari
obat-obatan termasuk obat antidepressan.

2. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang disebabkan
oleh stres dan kecemasan terkait pekerjaan, efek atau trauma seksual masa lalu,
kekhawatiran saat hamil atau perubahan situasi saat menjadi ibu baru.

3. Faktor Hormonal

Faktor hormonal yang mengalami
perubahan pada saat hamil, setelah melahirkan dan selama menyusui, terjadi
penurunan kadar hormon saat menopause yang memicu perubahan pada jaringan di
organ kelamin serta respon terhadap rangsangan.

4. Perubahan Gaya Hidup

Pola makan yang buruk, jarang
berolahraga, merokok, minum alkohol, dan penggunaan obat-obatan.

5. Konflik dengan Pasangan

Kualitas hubungan dengan pasangan
yang menurun akibat konfik berkepanjangan dapat menurukan gairah dan respon
seksual perempuan. (JPC/KPC)

Terpopuler

Artikel Terbaru