Jerman
telah memulai studi antibodi berskala besar dengan 34.000 sukarelawan dewasa
untuk menyelidiki penyebaran Covid-19, demikian disampaikan Robert Koch
Institute (RKI) dan Institut Riset Ekonomi Jerman (DIW) pada Kamis (1/10).
Sampel
dan data penelitian akan dikumpulkan hingga akhir Desember guna memberikan
“hasil penting pertama pada status antibodi untuk seluruh Jerman,†menurut
sebuah siaran pers gabungan oleh DIW dan RKI, badan federal untuk pengendalian
dan pencegahan penyakit.
“Studi
tersebut akan semakin melengkapi gambaran kami perihal situasi SARS-CoV-2 di
Jerman hingga saat ini,†ujar Presiden RKI Lothar Wieler, seperti dikutip
Antara dari Xinhua. (Studi) ini akan mengevaluasi bagaimana situasi sosial dan
kondisi kehidupan masyarakat serta risiko infeksi SARS Cov-2 saling berkaitan,â€
imbuhnya.
Para
sukarelawan akan menjalani tes usap (swab) mulut-hidung dan memberikan sampel
sejumlah kecil darah dari jari, menurut pernyataan itu. Kemudian, laboratorium
RKI akan menyelidiki apakah ada infeksi akut dan apakah antibodi terhadap
Covid-19 dapat dideteksi.
Kasus
infeksi baru Covid-19 di Jerman mengalami peningkatan sejak akhir Juli. Dalam
24 jam terakhir, kasus infeksi harian di negara itu naik 2.503 menjadi 291.722
pada Kamis, menurut RKI.
RKI
saat ini sedang melakukan penelitian lebih lanjut pada empat kota di Jerman
yang terdampak parah oleh Covid-19. Di salah satu bekas pusat penyebaran
epidemi (hotspot), 7,7 persen warga menunjukkan antibodi terhadap virus itu,
sementara di kota lain, 6,0 persen populasi orang dewasa memiliki antibodi
positif.
Akan
tetapi, sebagian besar hasil tersebut umumnya tidak dapat dipindahtangankan ke
kota lain atau bahkan ke seluruh Jerman. Namun demikian, hasil itu “penting dan
informatif†untuk menjawab beberapa “pertanyaan mendesak,†misalnya mengenai
penyebab proses infeksi yang dinamis, kata Claudia Santos-Hoevener, kepala
penelitian tersebut di RKI, saat mempresentasikan hasil terbaru itu. (*)