Penyebaran
Covid-19 bisa terjadi kapan dan di mana saja, termasuk ketika sedang rapat
terkait pekerjaan. Dalam hal ini, satu ruangan rapat tersebut bisa menjadi
klaster rapat yang bisa memicu klaster perkantoran.
Tim
Pakar Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah pun menyampaikan, agar tidak terjadi
kejadian seperti itu, baiknya hindari rapat pertemuan tatap muka. Lebih baik
melalukan rapat secara daring.
“Kalau bisa online ya online, kalau rapat
bareng jangan sampai makan snack barengan. Kalau rapat mau ngomong kan sulit
ya, orang pada buka masker. Ini juga potensi penularan, kita harus pastikan
masker yang nyaman ketika berbicara. Pakai mic itu harus di disinfesi, jaga
jarak jadi kunci,†ujarnya dalam siaran Youtube BNPB, Rabu (30/9).
Apabila
rapat tersebut memang genting dan harus dilakukan tatap muka, meskipun membawa
hasil PCR atau swab negatif bukan berarti protokol kesehatan tidak diterapkan.
“Belum tentu pasti (aman). Jika tes itu dilaksanakan saat itu juga saya bisa
percaya,†jelasnya.
Pasalnya,
hasil tersebut belum bisa membuktikan bahwa orang itu aman. Ada kemungkinan,
setelah hasil itu keluar, dia pergi keluar dan memiliki potensi menyebarkan
virus.
“Kalaupun
bawa hasil PCR negatif bisa 2 sampai 7 hari yang lalu. Itu ketemu siapa saja,
itu kan potensi, nggak ada kata aman kecuali emang saat itu dites dan keluar
hasilnya. Harus waspada, kondisi kita hari ini nggak tahu,†tutupnya.