Kadang, tubuh bisa lebih jujur daripada mulut. Menurut Sasha Blossom, seorang ahli holistik dan konseling, tubuh perempuan sering kali memberikan sinyal bahwa ia sedang berada dalam hubungan yang tidak sehat.
Dan sayangnya, sinyal ini tidak selalu kentara. Perubahan fisik dan mental yang terjadi bisa jadi merupakan bentuk komunikasi tubuh yang menunjukkan bahwa hubungan yang dijalani tidak membawa ketenangan, justru menguras energi dan membuat stres.
Berikut delapan tanda tubuh yang bisa menandakan bahwa kamu mungkin bersama pria yang salah, seperti dilansir dari Your Tango.
- Merasa terkuras dan lelah setelah bersama mereka
Jika setiap kali kamu menghabiskan waktu bersama pasangan lalu merasa benar-benar kelelahan, itu bukan sekadar capek biasa. Ini bisa jadi pertanda kamu sedang berhadapan dengan sosok “vampir energi”.
Menurut pelatih hubungan Larry Michel, vampir energi bisa jadi siapa saja, bahkan orang yang kamu cintai. Hubungan yang sehat seharusnya memberi energi, bukan menyedotnya sampai kamu merasa hampa secara emosional.
- Luka dan memar lama sembuhnya
Tubuh punya cara sendiri dalam menyembuhkan luka, tapi jika kamu mulai menyadari bahwa luka atau memar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pulih, bisa jadi itu bukan masalah fisik semata.
Luka semacam ini bisa mencerminkan luka spiritual yang mendalam. Ketika kamu berada dalam hubungan yang menyakitkan, tubuh pun ikut kesulitan menyembuhkan dirinya sendiri.
- Kembung dan peradangan yang sering terjadi
Kembung atau peradangan yang terjadi terus-menerus bukan hanya soal makanan. Menurut Blossom, ini bisa menjadi tanda tubuh sedang bereaksi terhadap stres emosional yang kamu alami.
Studi dari Frontiers in Neuroscience pun menyebut bahwa stres kronis bisa memicu gangguan pencernaan. Artinya, usus kamu mungkin sedang mencoba memberitahu sesuatu yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
- Jerawat yang muncul tiba-tiba
Jerawat sering diasosiasikan dengan hormon atau kebersihan kulit, tapi menurut terapis Julie Peters, jerawat juga bisa menjadi ekspresi dari emosi yang dipendam.
Kulit adalah batas antara diri kita dan dunia luar, dan saat ada konflik batin yang tidak terungkap. Seperti kemarahan atau kesedihan, jerawat bisa jadi bentuk perlawanan diam-diam tubuh terhadap tekanan tersebut.
- Sembelit saat bersama mereka
Masalah pencernaan seperti sembelit bisa muncul karena tubuh merasa tidak mampu melepaskan beban emosional.
Menurut para ahli dari Écoute Ton Corps, hal ini bisa terjadi jika kamu merasa perlu menahan perasaan, ide, atau opini demi menjaga hubungan. Akibatnya, energi terblokir, dan tubuh pun menunjukkan reaksi fisik.
- Pola makan tidak teratur dan dismorfia tubuh
Perubahan pola makan yang ekstrem atau munculnya pandangan negatif terhadap tubuh sendiri sering menjadi tanda bahwa ada tekanan emosional yang belum selesai.
Dokter Kristen Fuller menjelaskan bahwa hubungan yang tidak sehat bisa berdampak langsung pada harga diri, memicu gangguan makan atau perilaku kompulsif sebagai bentuk pelarian dari trauma dan ketidaknyamanan emosional.
- Brain fog dan kehilangan fokus
Sulit fokus, merasa linglung, atau mengalami “brain fog” secara terus-menerus bisa jadi dampak dari hubungan yang melelahkan secara mental.
Psikoterapis Carol A. Lambert menekankan bahwa ketika hubungan penuh kontrol dan pelecehan berlangsung terus-menerus, sistem saraf akan merespons dalam bentuk kebingungan, dan ketakutan. Atau bahkan kehilangan memori jangka pendek sebagai respons terhadap trauma.
- Pola tidur berubah dan memburuk
Tidur yang tidak nyenyak atau bahkan insomnia bisa menjadi tanda jelas bahwa kamu berada dalam lingkungan emosional yang beracun. Para ahli dari Rumah Sakit Sierra Vista menyebutkan bahwa kecemasan dan ketegangan dalam hubungan bisa mengacaukan ritme tidur alami.
Saat tidur terganggu, sistem kekebalan tubuh ikut terpengaruh, dan kamu menjadi lebih rentan terhadap penyakit. Tubuh tidak pernah berbohong. Jika delapan sinyal ini mulai terasa akrab, mungkin sudah saatnya mendengarkan apa yang sedang coba dikatakan oleh tubuhmu.(jpc)