27.1 C
Jakarta
Friday, November 22, 2024

Cara Menumbuhkan Mental yang Kuat dan Tangguh Pada Remaja

Anak-anak di era sekarang mengalami tekanan yang besar akibat persaingan di media sosial. Anak-anak yang tumbuh sebagai remaja, kini lebih sering membandingkan hidup mereka dengan orang lain dan merasa bahwa dirinya tak lebih baik.

Remaja saat ini, melihat orang lain tampak menjalani hidup yang sempurna dan merasa tidak cukup pintar atau ramah dalam mencapai keberhasilan. Oleh sebab itu, penting mengajarkan anak-anak bahwa tidak ada yang secara otomatis lahir dengan bakat untuk sukses.

Keberhasilan dan kebahagiaan diperoleh dari pilihan yang tepat, seperti memilih mengambil risiko dan mendekati orang lain demi persahabatan, bekerja keras supaya mendapatkan nilai yang baik, atau terus berusaha meskipun menghadapi tantangan yang sulit.

Merangkum psy-ed.com, berikut cara menumbuhkan mental yang kuat dan tangguh pada remaja agar tidak selalu membandingkan diri dengan orang lain.

  1. Beri penjelasan tentang keberanian

Jelaskan bahwa orang yang berani tidak selalu merasakan keberanian di dalam hatinya. Anak-anak cenderung berpikir secara harfiah, sehingga mereka menganggap bahwa jika seseorang bertindak berani, berarti orang tersebut tidak merasakan ketakutan.

Mereka kemudian menyimpulkan bahwa karena mereka merasa takut, maka mereka tidak berani. Persepsi ini dapat memengaruhi perilaku dan citra diri mereka. Kamu bisa membantu mencegah hal ini dengan menjelaskan bahwa orang berani juga merasa takut, meskipun mereka tetap bertindak.

  1. Berikan dukungan kepada anak

Mendorong keberanian pada anak seperti menyiram benih keberanian yang sudah ada di dalam dirinya. Sebagai orang tua, kamu memiliki peran penting dalam memupuk pertumbuhan benih ini. Salah satu cara paling efektif adalah dengan secara konsisten memberikan afirmasi positif.

Baca Juga :  10 Tanda dari Alam Semesta yang Menunjukkan Seseorang Merindukan Anda

Ketika kamu menyatakan keyakinanmu akan keberanian anak, maka kamu tidak hanya sekadar memberikan pujian, tetapi juga menciptakan sebuah cermin yang memantulkan kembali citra dirinya yang kuat dan berani.

Kamu bisa mengucapkan kalimat-kalimat seperti, “Ibu yakin kamu bisa mengatasi ini. Ibu tahu kamu sangat berani,” atau, “Ibu sangat bangga dengan keputusan yang kamu buat. Itu menunjukkan betapa beraninya kamu.”

  1. Dorong anak melakukan hal baru

Dorong anakmu untuk mencoba berbagai kegiatan baru, seperti drama, olahraga, musik, dan seni, tanpa memikirkan apakah anak akan mampu melakukannya. Ajari anak bahwa tujuan kegiatan ini adalah agar lebih mengenal diri sendiri, bukan untuk mengalahkan orang lain.

Biarkan anak bereksperimen dengan ide-ide baru dan jangan batasi pandangannya. Jadikan mencoba hal-hal baru sebagai bagian dari rutinitas keluarga, misalnya dengan mencoba makanan baru, mengunjungi tempat baru, dan mengembangkan rasa petualangan.

  1. Berikan contoh yang positif

Bagikan pengalaman saat kamu merasa takut, gugup, atau harus mempertahankan pendapatmu. Ingatlah bahwa anak mengagumimu dan ingin meniru perilakumu apabila dia menyadari bahwa kamu juga merasakan ketakutan tetapi berhasil mengatasinya, dia akan termotivasi melakukan hal yang sama.

  1. Biarkan anak membuat keputusan sendiri

Biarkan anakmu membuat keputusan sendiri, selama keselamatannya tidak terancam. Dorong dia untuk mengikuti intuisinya. Orang tua yang terlalu mengontrol dapat merusak kepercayaan diri anak dalam membuat keputusan, membuat mereka lebih ragu dan kurang berani.

Baca Juga :  5 Weton Ini Bakal Kaya Raya Jika Melewati Ujian dan Cobaan Hidup yang Berat, Apa Saja?

Alih-alih bersikap terlalu protektif, ajari anak cara membuat keputusan yang lebih bijak. Sarankan agar dia mempertimbangkan pilihan sebelum membuatnya, memastikan bahwa pilihan itu tidak melanggar aturan, tidak membahayakan dirinya atau orang lain, dan bahwa pilihan tersebut terasa benar.

  1. Ajari anak berbicara positif kepada dirinya sendiri

Apa yang kita katakan kepada diri sendiri memengaruhi cara kita melihat diri kita. Jika anak terus-menerus berpikir bahwa dia tidak bisa atau tidak boleh melakukan hal-hal yang diinginkannya, harga dirinya bisa menurun. Jadi, dorong dia agar membiasakan diri berkata, “Saya bisa” dan “Saya akan coba.”

Bantu dia berlatih mengucapkan kalimat-kalimat ini setiap hari hingga menjadi kebiasaan. Selain itu, adakan pertemuan keluarga mingguan di mana setiap anggota bisa berbagi mengenai sesuatu yang berani dan biasa mereka lakukan dalam seminggu.

  1. Bantu anak memahami bahwa tidak ada kata terlambat

Jalur menuju kesuksesan biasanya tidak lurus, sehingga anak-anak yang berpikir jangka pendek cenderung cepat putus asa ketika keberanian mereka tidak langsung membuahkan hasil. Jika anak pernah gagal dalam suatu area, seperti pertemanan, ia mungkin lebih mudah menyerah apabila usaha awalnya tidak berhasil.

Ajari anak bahwa keberanian merupakan proses, bukan hasil yang langsung terlihat. Dorong anak untuk terus kembali merencanakan cara baru dalam mencapai keberhasilan, dan ingatkan bahwa kamu percaya anak akan mencapai tujuannya pada akhirnya.(jpc)

Anak-anak di era sekarang mengalami tekanan yang besar akibat persaingan di media sosial. Anak-anak yang tumbuh sebagai remaja, kini lebih sering membandingkan hidup mereka dengan orang lain dan merasa bahwa dirinya tak lebih baik.

Remaja saat ini, melihat orang lain tampak menjalani hidup yang sempurna dan merasa tidak cukup pintar atau ramah dalam mencapai keberhasilan. Oleh sebab itu, penting mengajarkan anak-anak bahwa tidak ada yang secara otomatis lahir dengan bakat untuk sukses.

Keberhasilan dan kebahagiaan diperoleh dari pilihan yang tepat, seperti memilih mengambil risiko dan mendekati orang lain demi persahabatan, bekerja keras supaya mendapatkan nilai yang baik, atau terus berusaha meskipun menghadapi tantangan yang sulit.

Merangkum psy-ed.com, berikut cara menumbuhkan mental yang kuat dan tangguh pada remaja agar tidak selalu membandingkan diri dengan orang lain.

  1. Beri penjelasan tentang keberanian

Jelaskan bahwa orang yang berani tidak selalu merasakan keberanian di dalam hatinya. Anak-anak cenderung berpikir secara harfiah, sehingga mereka menganggap bahwa jika seseorang bertindak berani, berarti orang tersebut tidak merasakan ketakutan.

Mereka kemudian menyimpulkan bahwa karena mereka merasa takut, maka mereka tidak berani. Persepsi ini dapat memengaruhi perilaku dan citra diri mereka. Kamu bisa membantu mencegah hal ini dengan menjelaskan bahwa orang berani juga merasa takut, meskipun mereka tetap bertindak.

  1. Berikan dukungan kepada anak

Mendorong keberanian pada anak seperti menyiram benih keberanian yang sudah ada di dalam dirinya. Sebagai orang tua, kamu memiliki peran penting dalam memupuk pertumbuhan benih ini. Salah satu cara paling efektif adalah dengan secara konsisten memberikan afirmasi positif.

Baca Juga :  10 Tanda dari Alam Semesta yang Menunjukkan Seseorang Merindukan Anda

Ketika kamu menyatakan keyakinanmu akan keberanian anak, maka kamu tidak hanya sekadar memberikan pujian, tetapi juga menciptakan sebuah cermin yang memantulkan kembali citra dirinya yang kuat dan berani.

Kamu bisa mengucapkan kalimat-kalimat seperti, “Ibu yakin kamu bisa mengatasi ini. Ibu tahu kamu sangat berani,” atau, “Ibu sangat bangga dengan keputusan yang kamu buat. Itu menunjukkan betapa beraninya kamu.”

  1. Dorong anak melakukan hal baru

Dorong anakmu untuk mencoba berbagai kegiatan baru, seperti drama, olahraga, musik, dan seni, tanpa memikirkan apakah anak akan mampu melakukannya. Ajari anak bahwa tujuan kegiatan ini adalah agar lebih mengenal diri sendiri, bukan untuk mengalahkan orang lain.

Biarkan anak bereksperimen dengan ide-ide baru dan jangan batasi pandangannya. Jadikan mencoba hal-hal baru sebagai bagian dari rutinitas keluarga, misalnya dengan mencoba makanan baru, mengunjungi tempat baru, dan mengembangkan rasa petualangan.

  1. Berikan contoh yang positif

Bagikan pengalaman saat kamu merasa takut, gugup, atau harus mempertahankan pendapatmu. Ingatlah bahwa anak mengagumimu dan ingin meniru perilakumu apabila dia menyadari bahwa kamu juga merasakan ketakutan tetapi berhasil mengatasinya, dia akan termotivasi melakukan hal yang sama.

  1. Biarkan anak membuat keputusan sendiri

Biarkan anakmu membuat keputusan sendiri, selama keselamatannya tidak terancam. Dorong dia untuk mengikuti intuisinya. Orang tua yang terlalu mengontrol dapat merusak kepercayaan diri anak dalam membuat keputusan, membuat mereka lebih ragu dan kurang berani.

Baca Juga :  5 Weton Ini Bakal Kaya Raya Jika Melewati Ujian dan Cobaan Hidup yang Berat, Apa Saja?

Alih-alih bersikap terlalu protektif, ajari anak cara membuat keputusan yang lebih bijak. Sarankan agar dia mempertimbangkan pilihan sebelum membuatnya, memastikan bahwa pilihan itu tidak melanggar aturan, tidak membahayakan dirinya atau orang lain, dan bahwa pilihan tersebut terasa benar.

  1. Ajari anak berbicara positif kepada dirinya sendiri

Apa yang kita katakan kepada diri sendiri memengaruhi cara kita melihat diri kita. Jika anak terus-menerus berpikir bahwa dia tidak bisa atau tidak boleh melakukan hal-hal yang diinginkannya, harga dirinya bisa menurun. Jadi, dorong dia agar membiasakan diri berkata, “Saya bisa” dan “Saya akan coba.”

Bantu dia berlatih mengucapkan kalimat-kalimat ini setiap hari hingga menjadi kebiasaan. Selain itu, adakan pertemuan keluarga mingguan di mana setiap anggota bisa berbagi mengenai sesuatu yang berani dan biasa mereka lakukan dalam seminggu.

  1. Bantu anak memahami bahwa tidak ada kata terlambat

Jalur menuju kesuksesan biasanya tidak lurus, sehingga anak-anak yang berpikir jangka pendek cenderung cepat putus asa ketika keberanian mereka tidak langsung membuahkan hasil. Jika anak pernah gagal dalam suatu area, seperti pertemanan, ia mungkin lebih mudah menyerah apabila usaha awalnya tidak berhasil.

Ajari anak bahwa keberanian merupakan proses, bukan hasil yang langsung terlihat. Dorong anak untuk terus kembali merencanakan cara baru dalam mencapai keberhasilan, dan ingatkan bahwa kamu percaya anak akan mencapai tujuannya pada akhirnya.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru