Dalam beberapa tahun terakhir, banyak orang hidup dalam tekanan yang berat. Stres memang terasa tidak nyaman, dan dampaknya jauh lebih dalam dari sekadar perasaan lelah atau gelisah. Kalau kamu tidak bisa mengelola stres dengan baik, dampaknya bisa sangat serius bagi kesehatanmu bahkan sampai membahayakan nyawa.
Menurut Dr. Jessica Wright, ketika kamu merasa stres, sistem saraf otomatis di tubuhmu langsung aktif. Otakmu memberi sinyal ke kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon seperti kortisol dan adrenalin.
Hormon-hormon inilah yang membuat detak jantungmu meningkat, siap untuk menghadapi atau melarikan diri dari bahaya. Tapi otakmu, tidak bisa membedakan antara ancaman nyata dan ancaman yang cuma kamu bayangkan.
Dilansir dari laman Your Tango pada Kamis (28/05), berikut 15 masalah kesehatan serius yang bisa terjadi kalau kamu terus membiarkan dirimu stres.
- Mata Kering
Kalau kamu sering merasa matamu perih atau seperti ada pasir didalamnya, itu bisa jadi karena stres. Menurut Dr. Leigh Plowman, stres bisa memicu peradangan sistemik dalam tubuh dan mempengaruhi produksi air mata. Ditambah lagi, kurang tidur dan jarangnya kamu berkedip normal saat stres juga memperparah kondisi ini.
- Penyakit Jantung
Stres bisa langsung mempengaruhi kesehatan jantungmu. Ketika kamu stres, detak jantung dan tekanan darahmu meningkat, dan kadar kolesterol juga bisa naik. Selain itu, stres juga bisa mendorong kebiasaan tidak sehat seperti merokok atau makan berlebihan, semuanya meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Gangguan Tidur
Kalau kamu sulit tidur atau sering terbangun di malam hari, bisa jadi itu efek dari stres yang kronis. Ketika stres, kadar kortisol bisa tetap tinggi atau justru terlalu rendah, dan ini mengganggu ritme alami tidur. Akibatnya, kamu bangun dengan tubuh yang tetap lelah.
- Asma
Stres bisa memperparah gejala asma seperti sesak napas, batuk, atau mengi. Ini karena stres bisa memicu peradangan di saluran pernapasanmu, yang pada akhirnya memicu serangan asma.
- Rambut Rontok
Kamu mungkin pernah merasa rambutmu rontok lebih banyak setelah melewati masa-masa sulit. Itu bukan imajinasi, rambut rontok sering kali terjadi sekitar tiga bulan setelah stres berat, seperti setelah pandemi atau kejadian traumatis.
- Jerawat
Ketika kamu stres, tubuhmu memproduksi lebih banyak kortisol yang mempengaruhi produksi minyak di kulit. Minyak yang berlebihan ini bisa menyumbat pori-pori dan memicu jerawat. Banyak orang fokus mengobati jerawatnya, tapi lupa mengatasi sumbernya: stres.
- Penyakit Gusi
Kesehatan mulutmu juga bisa memburuk saat kamu stres. Bakteri di mulut bisa lebih mudah menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan peradangan. Kalau peradangannya tidak terkontrol, itu bisa merusak jaringan gusi dan bahkan memperburuk kondisi pembuluh darah.
- Obesitas
Saat stres, kamu mungkin cenderung mencari kenyamanan lewat makanan. Sayangnya, makanan yang kamu pilih biasanya tinggi lemak, gula, dan kalori. Hormon stres seperti kortisol juga bisa menyebabkan penumpukan lemak di bagian perut.
- Diabetes
Stres bisa memicu lonjakan gula darah, terutama bagi kamu yang punya diabetes tipe 2. Tubuhmu merespons stres dengan melepaskan lebih banyak glukosa dan menghambat kerja insulin, yang memperburuk kondisi diabetes.
- Sakit Kepala
Kalau kamu sering merasa pusing atau tegang di bagian kepala, bisa jadi itu efek dari stres atau kecemasan. Stres adalah salah satu pemicu utama sakit kepala tipe tegang maupun migrain.
- Depresi dan Kecemasan
Stres yang terus berlangsung bisa menurunkan kadar serotonin dan dopamin di otak—dua zat kimia yang penting untuk menjaga suasana hati. Kalau kamu mulai merasa sangat sedih, mudah cemas, atau kehilangan motivasi, mungkin kamu sedang mengalami gejala depresi atau gangguan kecemasan yang perlu ditangani dengan serius.
- Masalah Pencernaan
Stres bisa menyebabkan aliran darah dan oksigen ke perut menurun, yang akhirnya menyebabkan perut kram, meradang, atau bahkan ketidakseimbangan bakteri usus. Gejala seperti maag, GERD, atau IBS bisa makin parah ketika kamu tidak bisa mengelola stres dengan baik.
- Alzheimer
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa stres bisa mempercepat munculnya gejala penyakit Alzheimer. Meskipun belum ada bukti mutlak, para ahli percaya bahwa mengurangi stres bisa membantu memperlambat proses penurunan kognitif.
- Penuaan Dini
Kalau kamu merasa wajahmu tampak lebih tua setelah masa-masa stres, itu bukan cuma perasaanmu saja. Studi menunjukkan bahwa stres kronis bisa mempercepat penuaan sel hingga 9–17 tahun lebih cepat.
- Kematian Dini
Ini yang paling mengkhawatirkan. Stres yang berkepanjangan bisa memperpendek umurmu. Efek gabungan dari semua kondisi di atas bisa membuat tubuhmu lebih rentan terhadap penyakit serius dan mempercepat kematian.(jpc)