30.2 C
Jakarta
Tuesday, July 2, 2024
spot_img

Berikut Beberapa Sifat Menunjukkan Seseorang Mempunyai Masa Kecil Tidak Bahagia

Masa kecil adalah fase penting dalam hidup kita yang paling menentukan arah masa depan kita.Ketika masa kecil itu dirusak oleh ketidakbahagiaan maka seringkali meninggalkan sifat yang membentuk kita di masa dewasa.

Psikologi menegaskan bahwa masa kecil yang tidak bahagia dapat terwujud dalam sifat-sifat tertentu di kemudian hari.Hal ini bukan soal menyalahkan tapi memahami bagaimana masa lalu bisa mempengaruhi masa kini.

Dilansir dari laman Global English Editing, Selasa (28/5), berikut beberapa sifat yang menunjukkan bahwa seseorang mempunyai masa kecil yang tidak bahagia diantaranya

  1. Kewaspadaan berlebihan

Masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan dan eksplorasi. Namun ada sebagian orang, masa ini merupakan masa kecemasan dan stress yang terus-menerus.Sebab ketika anak-anak tumbuh di lingkungan dimana mereka merasa terancam atau tidak aman.

Psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang mengalami masa kecil tidak bahagia kerap mengalami kecemasan yang berlebihan di kehidupan dewasanya.Hal ini dapat terwujud dalam berbagai cara mulai dari ketidakmampuan untuk bersantai dalam situasi sosial hingga kekhawatiran terus-menerus tentang potensi hasil negatif.

  1. Kesulitan membentuk hubungan dekat
Baca Juga :  Anda Sedang Jatuh Cinta? Kenali 3 Fasenya dan Identifikasi Berada di Nomor Berapakah Anda

Psikologi mengungkapkan bahwa mereka yang memiliki masa kecil tidak bahagia sering kali menghadapi tantangan dalam membangun ikatan yang kuat dan intim di usia dewasa.Mereka cenderung merasa takut untuk disakiti sehingga memilih untuk menjaga jarak dalam hubungan sosialnya. Nyatanya tidak semua orang berpotensi menyakiti kita.

  1. Perfeksionisme

Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang membuatnya tidak bahagia cenderung mempunyai dorongan yang kuat untuk mengendalikan lingkungan saat dewasa.Salah satunya dengan menjadi pribadi yang perfeksionisme.

Perfeksionisme bukan hanya tentang berjuang untuk mencapai keunggulan. Tetapi ini tentang menetapkan standar yang sangat tinggi dan kemudian menyalahkan diri sendiri ketika tidak memenuhi standar tersebut.

  1. Takut ditinggalkan

Ketakutan akan ditinggalkan bisa terwujud dalam berbagai cara mulai dari sikap terlalu melekat dalam hubungan hingga menjauhkan orang lain untuk menghindari rasa sakit karena ditinggalkan.Ini bukan tentang menjadi membutuhkan perlindungan tapi tentang ketakutan yang berlebihan yang berasal dari pengalaman kurang bahagia di masa kecil.

  1. Sensitivitas emosional
Baca Juga :  Tips Agar Aglaonema Dapat Tumbuh dengan Sempurna dan Kian Cantik

Sensitivitas emosional yang meningkat sering kali merupakan sifat yang dimiliki oleh mereka yang memiliki masa kecil yang tidak bahagia. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh gejolak emosi sering kali menjadi sangat peka terhadap perasaan orang lain.

  1. Kesulitan mengekspresikan emosi

Tumbuh di lingkungan dimana emosi tidak diakui atau diabaikan dapat menyebabkan kesulitan dalam mengekspresikan perasaan di masa dewasa.Anak-anak tidak didorong untuk mengekspresikan emosinya akan tumbuh dengan pemahaman bahwa perasaannya tidak valid. Sehingga ketika beranjak dewasa mereka menekan emosi dan kesulitan mengekspresikannya.(jpc)

Masa kecil adalah fase penting dalam hidup kita yang paling menentukan arah masa depan kita.Ketika masa kecil itu dirusak oleh ketidakbahagiaan maka seringkali meninggalkan sifat yang membentuk kita di masa dewasa.

Psikologi menegaskan bahwa masa kecil yang tidak bahagia dapat terwujud dalam sifat-sifat tertentu di kemudian hari.Hal ini bukan soal menyalahkan tapi memahami bagaimana masa lalu bisa mempengaruhi masa kini.

Dilansir dari laman Global English Editing, Selasa (28/5), berikut beberapa sifat yang menunjukkan bahwa seseorang mempunyai masa kecil yang tidak bahagia diantaranya

  1. Kewaspadaan berlebihan

Masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan dan eksplorasi. Namun ada sebagian orang, masa ini merupakan masa kecemasan dan stress yang terus-menerus.Sebab ketika anak-anak tumbuh di lingkungan dimana mereka merasa terancam atau tidak aman.

Psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang mengalami masa kecil tidak bahagia kerap mengalami kecemasan yang berlebihan di kehidupan dewasanya.Hal ini dapat terwujud dalam berbagai cara mulai dari ketidakmampuan untuk bersantai dalam situasi sosial hingga kekhawatiran terus-menerus tentang potensi hasil negatif.

  1. Kesulitan membentuk hubungan dekat
Baca Juga :  Anda Sedang Jatuh Cinta? Kenali 3 Fasenya dan Identifikasi Berada di Nomor Berapakah Anda

Psikologi mengungkapkan bahwa mereka yang memiliki masa kecil tidak bahagia sering kali menghadapi tantangan dalam membangun ikatan yang kuat dan intim di usia dewasa.Mereka cenderung merasa takut untuk disakiti sehingga memilih untuk menjaga jarak dalam hubungan sosialnya. Nyatanya tidak semua orang berpotensi menyakiti kita.

  1. Perfeksionisme

Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang membuatnya tidak bahagia cenderung mempunyai dorongan yang kuat untuk mengendalikan lingkungan saat dewasa.Salah satunya dengan menjadi pribadi yang perfeksionisme.

Perfeksionisme bukan hanya tentang berjuang untuk mencapai keunggulan. Tetapi ini tentang menetapkan standar yang sangat tinggi dan kemudian menyalahkan diri sendiri ketika tidak memenuhi standar tersebut.

  1. Takut ditinggalkan

Ketakutan akan ditinggalkan bisa terwujud dalam berbagai cara mulai dari sikap terlalu melekat dalam hubungan hingga menjauhkan orang lain untuk menghindari rasa sakit karena ditinggalkan.Ini bukan tentang menjadi membutuhkan perlindungan tapi tentang ketakutan yang berlebihan yang berasal dari pengalaman kurang bahagia di masa kecil.

  1. Sensitivitas emosional
Baca Juga :  Tips Agar Aglaonema Dapat Tumbuh dengan Sempurna dan Kian Cantik

Sensitivitas emosional yang meningkat sering kali merupakan sifat yang dimiliki oleh mereka yang memiliki masa kecil yang tidak bahagia. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh gejolak emosi sering kali menjadi sangat peka terhadap perasaan orang lain.

  1. Kesulitan mengekspresikan emosi

Tumbuh di lingkungan dimana emosi tidak diakui atau diabaikan dapat menyebabkan kesulitan dalam mengekspresikan perasaan di masa dewasa.Anak-anak tidak didorong untuk mengekspresikan emosinya akan tumbuh dengan pemahaman bahwa perasaannya tidak valid. Sehingga ketika beranjak dewasa mereka menekan emosi dan kesulitan mengekspresikannya.(jpc)

spot_img
spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru