33.5 C
Jakarta
Wednesday, July 3, 2024
spot_img

Meski Suka Makan, Begini Cara Orang Jepang Hindari Perut Buncit

ORANG Jepang terkenal dengan gaya hidup sehat yang dikaitkan dengan panjang umur dan tubuh yang tetap ramping. Mereka menerapkan pola makan sehat hingga konsumsi makanan kaya gizi baik. Tak lupa juga mereka aktif bergerak dan manajemen stres yang baik.

Khususnya dalam hal makan, orang Jepang menerapkan filosofi ‘shokuiku’. Shokuiku atau secara bahasa berarti “pendidikan makanan” adalah filosofi Jepang yang bertujuan mendorong kebiasaan makan sehat.

Shokuiku membantu mengubah cara berpikir tentang makanan sekaligus memberikan pedoman tentang bagaimana dan apa saja yang harus dimakan.

Penerapan shokuiku dalam kehidupan sehari-hari akan membantu berat badan tetap terjaga, perut anti-buncit, serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Lantas, bagaimana cara menerapkannya?

Dilansir dari Healthline, shokuiku pertama kali dikembangkan oleh Dagen Ishizuka, seorang dokter militer serta pencipta diet dengan mengonsumsi makanan rendah lemak atau makrobiotik.

Selama beberapa dekade terakhir, pola makan ini menjadi populer di seluruh Jepang dan dunia. Bahkan, pada 2005, Jepang memberlakukan “Hukum Dasar Shokuiku” yang mengharuskan program pendidikan gizi di sekolah untuk membantu anak mengembangkan kebiasaan makan ini.

Melalui program ini, anak-anak diajarkan mulai dari cara membaca label makanan hingga kebutuhan nutrisi berdasarkan tahapan kehidupan atau usia.

Shokuiku sendiri berfokus pada membangun kebiasaan sehat, dengan efek samping berupa penurunan berat badan jangka panjang. Shokuiku mendorong mengonsumsi lebih banyak makanan padat nutrisi.

Baca Juga :  Orang yang Lebih Suka Bangun Pagi Cenderung Lebih Sehat dan Bahagia

Berdasarkan beberapa penelitian, cara ini mencegah penambahan berat badan dan risiko obesitas lebih tinggi.

Tak hanya itu, shokuiku juga mengajarkan untuk berbagi makanan dengan keluarga dan teman. Hal ini berkaitan dengan kualitas diet yang lebih baik dan berat badan lebih sehat.

Prinsip dan cara menerapkan shokuiku

Menurut A Guide to Shokuiku terbitan Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, memahami makanan dan gizi dapat membantu hidup, pikiran, dan tubuh lebih sehat.

Makanan yang dikonsumsi semula merupakan bagian dari alam, yang dipanen, diproses, kemudian masuk ke dalam tubuh.

Sebagai bahan bakar tubuh, makanan sangat menopang hidup manusia dan membantu menghubungkannya dengan generasi selanjutnya. Berikut cara menerapkan shokuiku berdasarkan prinsip-prinsipnya:

  1. Fokus pada rasa kenyang bukan kalori

Alih-alih menghitung kalori, shokuiku mendorong agar fokus pada perasaan terhadap makanan tertentu. Hal ini melibatkan rasa lapar dan nafsu makan, serta belajar untuk mengenali kapan mulai merasa kenyang.

Shokuiku juga memasukkan konsep yang disebut hara hachi bun me, yaitu gagasan bahwa seseorang harus berhenti makan ketika merasa sudah 80 persen kenyang.

Berhenti makan sebelum 100 persen kenyang ini akan membantu mencegah makan berlebihan sembari memastikan tubuh telah mendapat cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan.

  1. Lebih banyak makan makanan utuh
Baca Juga :  Jepang vs Indonesia: Garuda Tak Boleh Gentar

Shokuiku menekankan pentingnya makanan utuh, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Makanan utuh sendiri berasal dari bahan pangan alami yang tidak mengalami pengurangan jumlah kandungan karena proses memasak. Sebab, makanan tersebut kaya akan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh, termasuk protein, serat, lemak sehat, serta mikronutrien.

Menurut shokuiku, membatasi konsumsi makanan olahan perlu dilakukan lantaran biasanya mengandung banyak kalori, sodium, dan gula tambahan.

  1. Nikmati aneka makanan

Berbeda dengan sebagian besar diet di Amerika dan Eropa yang fokus pada pembatasan bahan pangan tertentu, shokuiku menyorot pentingnya menikmati beragam makanan.

Idealnya, menurut pola makan ala Jepang ini, makanan harus terdiri dari beberapa jenis sayuran ditambah nasi dan sumber protein.

Bukan hanya itu, shokuiku juga mendorong untuk mencoba menyiapkan makanan dengan cara berbeda, seperti memanggang, menggoreng, atau merebus.

  1. Berbagi lebih banyak makanan dengan orang lain

Selain memberikan rezeki, shokuiku mengajarkan bahwa makanan harus dipandang sebagai sumber kenikmatan.

Menurut prinsip shokuiku, makanan juga dapat membantu memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan kesejahteraan emosional serta mental. Oleh karena itu, jika memiliki waktu, penting untuk duduk dan berbagi makanan dengan orang lain. (*)

 

 

ORANG Jepang terkenal dengan gaya hidup sehat yang dikaitkan dengan panjang umur dan tubuh yang tetap ramping. Mereka menerapkan pola makan sehat hingga konsumsi makanan kaya gizi baik. Tak lupa juga mereka aktif bergerak dan manajemen stres yang baik.

Khususnya dalam hal makan, orang Jepang menerapkan filosofi ‘shokuiku’. Shokuiku atau secara bahasa berarti “pendidikan makanan” adalah filosofi Jepang yang bertujuan mendorong kebiasaan makan sehat.

Shokuiku membantu mengubah cara berpikir tentang makanan sekaligus memberikan pedoman tentang bagaimana dan apa saja yang harus dimakan.

Penerapan shokuiku dalam kehidupan sehari-hari akan membantu berat badan tetap terjaga, perut anti-buncit, serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Lantas, bagaimana cara menerapkannya?

Dilansir dari Healthline, shokuiku pertama kali dikembangkan oleh Dagen Ishizuka, seorang dokter militer serta pencipta diet dengan mengonsumsi makanan rendah lemak atau makrobiotik.

Selama beberapa dekade terakhir, pola makan ini menjadi populer di seluruh Jepang dan dunia. Bahkan, pada 2005, Jepang memberlakukan “Hukum Dasar Shokuiku” yang mengharuskan program pendidikan gizi di sekolah untuk membantu anak mengembangkan kebiasaan makan ini.

Melalui program ini, anak-anak diajarkan mulai dari cara membaca label makanan hingga kebutuhan nutrisi berdasarkan tahapan kehidupan atau usia.

Shokuiku sendiri berfokus pada membangun kebiasaan sehat, dengan efek samping berupa penurunan berat badan jangka panjang. Shokuiku mendorong mengonsumsi lebih banyak makanan padat nutrisi.

Baca Juga :  Orang yang Lebih Suka Bangun Pagi Cenderung Lebih Sehat dan Bahagia

Berdasarkan beberapa penelitian, cara ini mencegah penambahan berat badan dan risiko obesitas lebih tinggi.

Tak hanya itu, shokuiku juga mengajarkan untuk berbagi makanan dengan keluarga dan teman. Hal ini berkaitan dengan kualitas diet yang lebih baik dan berat badan lebih sehat.

Prinsip dan cara menerapkan shokuiku

Menurut A Guide to Shokuiku terbitan Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, memahami makanan dan gizi dapat membantu hidup, pikiran, dan tubuh lebih sehat.

Makanan yang dikonsumsi semula merupakan bagian dari alam, yang dipanen, diproses, kemudian masuk ke dalam tubuh.

Sebagai bahan bakar tubuh, makanan sangat menopang hidup manusia dan membantu menghubungkannya dengan generasi selanjutnya. Berikut cara menerapkan shokuiku berdasarkan prinsip-prinsipnya:

  1. Fokus pada rasa kenyang bukan kalori

Alih-alih menghitung kalori, shokuiku mendorong agar fokus pada perasaan terhadap makanan tertentu. Hal ini melibatkan rasa lapar dan nafsu makan, serta belajar untuk mengenali kapan mulai merasa kenyang.

Shokuiku juga memasukkan konsep yang disebut hara hachi bun me, yaitu gagasan bahwa seseorang harus berhenti makan ketika merasa sudah 80 persen kenyang.

Berhenti makan sebelum 100 persen kenyang ini akan membantu mencegah makan berlebihan sembari memastikan tubuh telah mendapat cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan.

  1. Lebih banyak makan makanan utuh
Baca Juga :  Jepang vs Indonesia: Garuda Tak Boleh Gentar

Shokuiku menekankan pentingnya makanan utuh, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Makanan utuh sendiri berasal dari bahan pangan alami yang tidak mengalami pengurangan jumlah kandungan karena proses memasak. Sebab, makanan tersebut kaya akan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh, termasuk protein, serat, lemak sehat, serta mikronutrien.

Menurut shokuiku, membatasi konsumsi makanan olahan perlu dilakukan lantaran biasanya mengandung banyak kalori, sodium, dan gula tambahan.

  1. Nikmati aneka makanan

Berbeda dengan sebagian besar diet di Amerika dan Eropa yang fokus pada pembatasan bahan pangan tertentu, shokuiku menyorot pentingnya menikmati beragam makanan.

Idealnya, menurut pola makan ala Jepang ini, makanan harus terdiri dari beberapa jenis sayuran ditambah nasi dan sumber protein.

Bukan hanya itu, shokuiku juga mendorong untuk mencoba menyiapkan makanan dengan cara berbeda, seperti memanggang, menggoreng, atau merebus.

  1. Berbagi lebih banyak makanan dengan orang lain

Selain memberikan rezeki, shokuiku mengajarkan bahwa makanan harus dipandang sebagai sumber kenikmatan.

Menurut prinsip shokuiku, makanan juga dapat membantu memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan kesejahteraan emosional serta mental. Oleh karena itu, jika memiliki waktu, penting untuk duduk dan berbagi makanan dengan orang lain. (*)

 

 

spot_img
spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru