27.3 C
Jakarta
Saturday, May 31, 2025

Ciri Kepribadian Dimiliki Orang-Orang yang Takut Menerima Panggilan Telepon

Di era komunikasi digital yang serba instan, banyak orang lebih memilih mengetik pesan daripada mengangkat telepon.  Namun, ada kelompok tertentu yang mengalami ketakutan nyata saat menerima panggilan suara, bahkan dari orang yang mereka sukai atau dekat dengannya.

Bukan karena mereka tidak peduli. Justru sering kali mereka sangat peduli, tapi rasa takut dan tekanan yang mereka rasakan saat mendengar dering telepon terlalu berat untuk ditanggung.

Menurut psikologi, fenomena ini sering berkaitan dengan kecenderungan kepribadian tertentu.

Dilansir dari Geediting pada Senin (26/5), terdapat 7 ciri kepribadian yang biasanya dimiliki oleh orang-orang yang takut menerima panggilan telepon, bahkan dari orang yang mereka sukai:

  1. Tingkat Kecemasan Sosial yang Tinggi

Orang dengan kecemasan sosial kerap merasa takut dinilai, dikritik, atau melakukan kesalahan saat berinteraksi — termasuk lewat telepon.

Mereka mungkin khawatir akan terdengar gugup, mengatakan hal yang salah, atau tidak tahu harus berkata apa.

Telepon, yang tidak memberi waktu berpikir seperti teks, terasa seperti medan yang menakutkan.

Dalam percakapan langsung, tidak ada tombol backspace. Semua harus spontan, dan bagi seseorang dengan kecemasan sosial, ini bisa memicu rasa panik dan rasa malu yang berlebihan.

  1. Perfeksionis yang Berlebihan

Perfeksionisme sering kali menjadi jebakan psikologis. Orang perfeksionis ingin mengatakan hal yang tepat, dengan intonasi yang tepat, dan respons yang sempurna.

Karena itu, mereka lebih nyaman dengan teks — mereka bisa menyusun pesan, meninjau, dan mengeditnya sebelum dikirim.

Panggilan telepon, yang menuntut respons cepat dan spontan, membuat mereka merasa tidak punya kendali.

Ketakutan akan “merusak suasana” atau “terdengar bodoh” membuat mereka lebih memilih menghindari panggilan sama sekali.

  1. Overthinker (Terlalu Banyak Berpikir)
Baca Juga :  Pernah Mimpi Bersetubuh dengan Orang yang Dikenal? Berikut Ini 3 Tafsirnya

Bagi seorang overthinker, satu dering telepon bisa memicu ribuan skenario di kepala mereka. “Apa yang ingin dia bicarakan?”, “Apakah ada masalah?”, “Apakah saya akan terdengar menyebalkan?” — semua ini berlomba-lomba menguasai pikiran mereka dalam hitungan detik.

Akhirnya, alih-alih menjawab, mereka membiarkan panggilan itu lewat dan merasa bersalah kemudian.

Ketakutan akan hasil buruk sering kali mengalahkan kenyataan bahwa sebagian besar panggilan sebenarnya tidak seburuk itu.

  1. Mudah Merasa Terbebani oleh Interaksi Emosional

Panggilan telepon bisa membawa percakapan yang mendalam, penuh emosi, atau personal.

Bagi orang yang sensitif atau mudah terbebani secara emosional, panggilan ini bisa terasa seperti beban besar — bahkan jika itu dari orang yang mereka sukai.

Mereka mungkin merasa harus “siap mental” dulu sebelum bicara, dan kalau sedang tidak dalam kondisi ideal, mereka lebih memilih menunda atau tidak menjawab sama sekali.

Ini bukan karena mereka tidak peduli, tetapi karena mereka takut tidak bisa hadir secara emosional dengan baik.

  1. Lebih Nyaman dengan Komunikasi Tertulis

Ada orang yang memang merasa jauh lebih nyaman mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka lewat tulisan.

Ini bukan berarti mereka tidak bisa berbicara — hanya saja mereka merasa ekspresi mereka lebih tepat dan terkendali dalam bentuk teks.

Mereka bisa berpikir dengan lebih jernih saat menulis, menghindari jeda canggung atau reaksi spontan yang tidak sesuai.

Dalam telepon, tekanan untuk terus mengisi percakapan terasa melelahkan, dan mereka lebih memilih ruang hening yang diberikan oleh komunikasi tertulis.

  1. Takut Konfrontasi atau Ketegangan
Baca Juga :  Cara Menjaga Penampilan Supaya Awet Muda dan Mengurangi Penuaan Dini

Panggilan telepon bisa terasa seperti momen yang tak terduga.

Apakah ini kabar buruk? Apakah ini teguran? Apakah orang yang menelepon ingin membahas sesuatu yang serius?

Orang yang cenderung menghindari konflik atau konfrontasi akan cemas menghadapi ketidakpastian ini.

Mereka takut telepon akan berubah menjadi situasi yang membuat mereka tidak nyaman atau defensif, jadi mereka memilih menjauhi kemungkinan itu sejak awal.

  1. Suka Mengontrol Situasi Sosial

Banyak orang yang cemas saat menerima panggilan karena merasa kehilangan kendali. Mereka tidak tahu topik pembicaraan, durasinya, atau suasana hatinya.

Sebaliknya, dalam komunikasi teks, mereka bisa memilih waktu merespons, menyusun kata, dan bahkan menghindar jika ingin.Orang dengan kebutuhan tinggi untuk mengontrol situasi sosial akan lebih memilih komunikasi yang memberi mereka ruang kendali dan batasan.

Panggilan telepon, yang menghapus batas-batas itu, bisa terasa terlalu mengganggu bagi mereka.

Penutup: Bukan Malas, Bukan Aneh — Tapi Butuh Pemahaman

Takut menerima panggilan telepon bukan tanda kemalasan atau sikap dingin. Ini seringkali berkaitan erat dengan aspek psikologis yang kompleks — seperti kecemasan, perfeksionisme, atau sensitivitas emosional.

Bahkan ketika mereka menyukai orang yang menelepon, ketakutan itu tetap bisa menguasai diri mereka. Jika Anda mengenal seseorang seperti ini — atau Anda sendiri mengalaminya — pahamilah bahwa preferensi komunikasi bukan soal suka atau tidak suka semata.

Itu sering kali tentang rasa aman, kendali, dan kenyamanan dalam berinteraksi. Komunikasi yang baik tidak harus selalu lewat suara. Terkadang, teks yang tulus bisa lebih bermakna daripada suara yang dipaksakan.(jpc)

Di era komunikasi digital yang serba instan, banyak orang lebih memilih mengetik pesan daripada mengangkat telepon.  Namun, ada kelompok tertentu yang mengalami ketakutan nyata saat menerima panggilan suara, bahkan dari orang yang mereka sukai atau dekat dengannya.

Bukan karena mereka tidak peduli. Justru sering kali mereka sangat peduli, tapi rasa takut dan tekanan yang mereka rasakan saat mendengar dering telepon terlalu berat untuk ditanggung.

Menurut psikologi, fenomena ini sering berkaitan dengan kecenderungan kepribadian tertentu.

Dilansir dari Geediting pada Senin (26/5), terdapat 7 ciri kepribadian yang biasanya dimiliki oleh orang-orang yang takut menerima panggilan telepon, bahkan dari orang yang mereka sukai:

  1. Tingkat Kecemasan Sosial yang Tinggi

Orang dengan kecemasan sosial kerap merasa takut dinilai, dikritik, atau melakukan kesalahan saat berinteraksi — termasuk lewat telepon.

Mereka mungkin khawatir akan terdengar gugup, mengatakan hal yang salah, atau tidak tahu harus berkata apa.

Telepon, yang tidak memberi waktu berpikir seperti teks, terasa seperti medan yang menakutkan.

Dalam percakapan langsung, tidak ada tombol backspace. Semua harus spontan, dan bagi seseorang dengan kecemasan sosial, ini bisa memicu rasa panik dan rasa malu yang berlebihan.

  1. Perfeksionis yang Berlebihan

Perfeksionisme sering kali menjadi jebakan psikologis. Orang perfeksionis ingin mengatakan hal yang tepat, dengan intonasi yang tepat, dan respons yang sempurna.

Karena itu, mereka lebih nyaman dengan teks — mereka bisa menyusun pesan, meninjau, dan mengeditnya sebelum dikirim.

Panggilan telepon, yang menuntut respons cepat dan spontan, membuat mereka merasa tidak punya kendali.

Ketakutan akan “merusak suasana” atau “terdengar bodoh” membuat mereka lebih memilih menghindari panggilan sama sekali.

  1. Overthinker (Terlalu Banyak Berpikir)
Baca Juga :  Pernah Mimpi Bersetubuh dengan Orang yang Dikenal? Berikut Ini 3 Tafsirnya

Bagi seorang overthinker, satu dering telepon bisa memicu ribuan skenario di kepala mereka. “Apa yang ingin dia bicarakan?”, “Apakah ada masalah?”, “Apakah saya akan terdengar menyebalkan?” — semua ini berlomba-lomba menguasai pikiran mereka dalam hitungan detik.

Akhirnya, alih-alih menjawab, mereka membiarkan panggilan itu lewat dan merasa bersalah kemudian.

Ketakutan akan hasil buruk sering kali mengalahkan kenyataan bahwa sebagian besar panggilan sebenarnya tidak seburuk itu.

  1. Mudah Merasa Terbebani oleh Interaksi Emosional

Panggilan telepon bisa membawa percakapan yang mendalam, penuh emosi, atau personal.

Bagi orang yang sensitif atau mudah terbebani secara emosional, panggilan ini bisa terasa seperti beban besar — bahkan jika itu dari orang yang mereka sukai.

Mereka mungkin merasa harus “siap mental” dulu sebelum bicara, dan kalau sedang tidak dalam kondisi ideal, mereka lebih memilih menunda atau tidak menjawab sama sekali.

Ini bukan karena mereka tidak peduli, tetapi karena mereka takut tidak bisa hadir secara emosional dengan baik.

  1. Lebih Nyaman dengan Komunikasi Tertulis

Ada orang yang memang merasa jauh lebih nyaman mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka lewat tulisan.

Ini bukan berarti mereka tidak bisa berbicara — hanya saja mereka merasa ekspresi mereka lebih tepat dan terkendali dalam bentuk teks.

Mereka bisa berpikir dengan lebih jernih saat menulis, menghindari jeda canggung atau reaksi spontan yang tidak sesuai.

Dalam telepon, tekanan untuk terus mengisi percakapan terasa melelahkan, dan mereka lebih memilih ruang hening yang diberikan oleh komunikasi tertulis.

  1. Takut Konfrontasi atau Ketegangan
Baca Juga :  Cara Menjaga Penampilan Supaya Awet Muda dan Mengurangi Penuaan Dini

Panggilan telepon bisa terasa seperti momen yang tak terduga.

Apakah ini kabar buruk? Apakah ini teguran? Apakah orang yang menelepon ingin membahas sesuatu yang serius?

Orang yang cenderung menghindari konflik atau konfrontasi akan cemas menghadapi ketidakpastian ini.

Mereka takut telepon akan berubah menjadi situasi yang membuat mereka tidak nyaman atau defensif, jadi mereka memilih menjauhi kemungkinan itu sejak awal.

  1. Suka Mengontrol Situasi Sosial

Banyak orang yang cemas saat menerima panggilan karena merasa kehilangan kendali. Mereka tidak tahu topik pembicaraan, durasinya, atau suasana hatinya.

Sebaliknya, dalam komunikasi teks, mereka bisa memilih waktu merespons, menyusun kata, dan bahkan menghindar jika ingin.Orang dengan kebutuhan tinggi untuk mengontrol situasi sosial akan lebih memilih komunikasi yang memberi mereka ruang kendali dan batasan.

Panggilan telepon, yang menghapus batas-batas itu, bisa terasa terlalu mengganggu bagi mereka.

Penutup: Bukan Malas, Bukan Aneh — Tapi Butuh Pemahaman

Takut menerima panggilan telepon bukan tanda kemalasan atau sikap dingin. Ini seringkali berkaitan erat dengan aspek psikologis yang kompleks — seperti kecemasan, perfeksionisme, atau sensitivitas emosional.

Bahkan ketika mereka menyukai orang yang menelepon, ketakutan itu tetap bisa menguasai diri mereka. Jika Anda mengenal seseorang seperti ini — atau Anda sendiri mengalaminya — pahamilah bahwa preferensi komunikasi bukan soal suka atau tidak suka semata.

Itu sering kali tentang rasa aman, kendali, dan kenyamanan dalam berinteraksi. Komunikasi yang baik tidak harus selalu lewat suara. Terkadang, teks yang tulus bisa lebih bermakna daripada suara yang dipaksakan.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru