Pernah dengar ungkapan, “pengalaman adalah guru terbaik”? Kalimat ini ternyata bukan sekadar pepatah. Dalam psikologi modern, kebijaksanaan dipandang sebagai hasil dari proses panjang seseorang dalam menjalani hidup, merefleksikan pengalaman, dan mengambil pelajaran darinya.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal of Gerontology (2017), kebijaksanaan adalah kombinasi pengetahuan, empati, pengendalian diri, dan kemampuan membuat keputusan bijak.
Tidak ada orang yang lahir langsung bijak, melainkan kebijaksanaan terbentuk seiring pengalaman yang dilalui, baik menyenangkan maupun penuh tantangan.
Apa itu kebijaksanaan?
Psychology Today mendefinisikan kebijaksanaan sebagai kemampuan menilai situasi dengan pandangan luas, mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang, serta memahami perspektif orang lain. Artinya, seseorang yang bijak tidak hanya pintar secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional.
Peneliti Susan Bluck dalam model MORE Life Experience menjelaskan, kebijaksanaan berkembang melalui Motivasi (Motivation), Kesempatan (Opportunity), Refleksi (Reflection), dan Emosi (Emotion regulation). Keempat aspek ini muncul ketika seseorang belajar dari pengalaman hidup yang penuh arti.
Bagaimana pengalaman hidup membentuk kebijaksanaan?
Pengalaman sehari-hari, baik yang besar maupun kecil, menjadi bahan utama terbentuknya kebijaksanaan. Misalnya, kegagalan dalam pekerjaan sering kali mengajarkan ketekunan, sementara kehilangan orang tercinta menumbuhkan empati dan pemahaman tentang arti hidup.
Riset yang dipublikasikan melalui PubMed (2017) menunjukkan bahwa orang yang sering melakukan refleksi setelah menghadapi pengalaman emosional berat cenderung lebih bijak. Mereka mampu melihat sisi positif dari pengalaman negatif, lalu menggunakannya sebagai bekal menghadapi masa depan.
Selain itu, pengalaman sosial juga berperan penting. Interaksi dengan orang dari latar belakang berbeda melatih kita memahami perspektif yang beragam. Dari situ, lahir kemampuan untuk lebih toleran, terbuka, dan adil dalam menilai sesuatu.
Mengapa kebijaksanaan penting di era modern?
Di tengah derasnya arus informasi dan cepatnya perubahan sosial, kebijaksanaan menjadi bekal utama untuk menjaga keseimbangan hidup. Menurut ResearchGate, orang yang bijak lebih mampu membuat keputusan tepat di situasi penuh tekanan.
Sebagai contoh, dalam dunia kerja, karyawan yang bijak tidak hanya mengejar target, tetapi juga mampu menjaga hubungan sehat dengan rekan. Dalam kehidupan pribadi, kebijaksanaan membantu seseorang lebih tenang menghadapi konflik, tidak gegabah, dan mampu mencari solusi damai.
Apa kaitannya dengan generasi muda?
Banyak yang berpikir kebijaksanaan hanya datang seiring bertambahnya usia. Padahal, generasi muda juga bisa menumbuhkannya lebih cepat. Caranya dengan berani keluar dari zona nyaman, mencoba hal baru, dan berani gagal. Setiap pengalaman, sekecil apapun, bisa menjadi bahan untuk tumbuh lebih dewasa.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di ResearchGate (2018), mahasiswa yang aktif mencari pengalaman, seperti ikut organisasi, magang, atau kerja sosial, cenderung lebih bijak dalam mengambil keputusan dibandingkan yang hanya fokus pada akademik. Hal ini karena mereka berlatih langsung menghadapi dinamika kehidupan nyata.
Psikolog menyebut ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan kebijaksanaan dari pengalaman sehari-hari:
Refleksi diri rutin. Luangkan waktu untuk merenung, menilai pengalaman, dan menemukan pelajaran dari setiap peristiwa.
Kelola emosi dengan tenang. Belajar merespons masalah tanpa terburu-buru membuat kita lebih bijak dalam bersikap.
Belajar dari kegagalan. Anggap kegagalan sebagai kesempatan belajar, bukan akhir dari segalanya.
Dengarkan perspektif orang lain. Membuka diri pada sudut pandang berbeda bisa memperluas cara kita memahami dunia.
Tetap rendah hati. Menyadari bahwa kita tidak selalu benar membuat keputusan lebih bijak dan adil.
Kebijaksanaan adalah hasil dari perjalanan panjang hidup. Setiap pengalaman, baik manis maupun pahit, menyimpan pelajaran berharga. Dengan refleksi, kesabaran, dan keterbukaan, kebijaksanaan akan tumbuh dan membentuk pribadi yang lebih dewasa dalam berpikir maupun bertindak.
Pada akhirnya, bijak bukan berarti sempurna. Justru, kebijaksanaan hadir dari keberanian untuk belajar dari pengalaman dan terus berkembang.(jpc)