Dalam budaya Jawa, setiap hal penting dalam hidup manusia punya perhitungan hari baiknya sendiri. Termasuk ketika akan menggelar hajatan, seperti pernikahan, khitanan, atau syukuran lainnya.
Nah, kalau kamu sedang mempersiapkan acara besar, ada baiknya kamu mengetahui juga hari-hari yang sebaiknya dihindari menurut Primbon Jawa. Bukan hanya soal pantangan, tetapi demi kelancaran dan keselamatan acara yang sedang kamu rancang.
Dalam ajaran Primbon Jawa, dikenal tiga jenis hari/tanggal pantangan untuk hajatan, yaitu Tanggal Sangar, Banaspati Dewan, dan Taliwangke. Ketiganya merupakan waktu yang diyakini memiliki energi negatif atau “angin buruk” yang bisa memengaruhi kelancaran hajatan.
- Tanggal Sangar: Tanggal ini khusus dilarang untuk pernikahan saja. Contoh tanggalnya antara lain: tanggal 18 bulan Suro, 10 bulan Safar, 8 bulan Rabiul Awal, 28 bulan Rabiul Akhir, 18 Jumadil Awal, 26 bulan Rajab, 24 bulan Ruwah, 2 bulan Syawal, dan lainnya. Tanggal-tanggal ini diyakini membawa aura “berat” yang bisa menyebabkan masalah rumah tangga di kemudian hari.
- Bangas Padewan: Kalau yang ini lebih luas larangannya: dilarang untuk hajatan apapun. Contohnya adalah tanggal 11 bulan Suro, 1 dan 15 Rabiul Awal, 10 dan 14 Jumadil Akhir, 13 dan 27 Rajab, 7 dan 20 bulan Ramadhan, dan lain-lain. Weton-weton ini dipercaya bisa menyebabkan acara jadi sepi, tidak berjalan lancar, bahkan bisa berujung pada kesialan.
- Taliwangke : Kategori ini merupakan kombinasi antara hari dan pasaran yang sebaiknya dihindari. Misalnya, Senin Kliwon di bulan Jumadil Awal dan Zulkaidah, Selasa Legi di bulan Dzulhijjah, Rabu Pahing di bulan Suro, Kamis Pon di bulan Safar dan Ruwah, Jumat Wage di bulan Mulud dan Ramadhan, serta Sabtu Kliwon di bulan Syawal. Perpaduan waktu ini dipercaya bisa mendatangkan celaka jika dilanggar.
Memang benar, semua yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Tuhan. Tapi tak ada salahnya jika kita tetap berikhtiar dengan menjaga waktu dan menghormati tradisi. Ilmu Primbon bukan untuk dipercayai secara mutlak, melainkan sebagai warisan kearifan lokal yang bisa jadi pertimbangan.
Jadi, kalau bisa memilih hari yang baik dan menghindari yang kurang baik, kenapa tidak? Semoga hajatanmu diberi kelancaran, dijauhkan dari segala bentuk kesulitan, dan membawa kebahagiaan bagi semua yang terlibat. Aamiin.(jpc)