25.1 C
Jakarta
Thursday, June 19, 2025

Tips Bekerja dari Rumah Supaya Tetap Fokus meski Bersama Anak Bisa Diterapkan Secara Mudah

Bekerja dari rumah sambil mengasuh anak bukanlah hal yang mudah. Kurang tidur, kelelahan, dan tuntutan tanpa henti dari si kecil dapat membuat fokus mudah terpecah. Tubuh dan pikiranmu terus siaga, merespons setiap kebutuhan mereka.

Tak hanya itu, banyak dari kita juga memegang peran ganda lainnya merawat orang tua yang sudah lanjut usia, menjalankan pekerjaan sampingan, atau berjuang dengan kondisi kesehatan pribadi. Semua tanggung jawab ini bisa terasa menumpuk dan menguras energi. Banyak orang menjalani peran yang sama kompleksnya, dan mencari cara guna tetap waras, terhubung, dan produktif.

Kuncinya adalah memberi ruang bagi diri sendiri untuk bernapas, menetapkan batas, dan merayakan hal-hal kecil yang berhasil kamu selesaikan hari ini. Dilansir dari Life Hack, berikut ini beberapa tips bekerja dari rumah supaya tetap fokus meski bersama anak yang bisa diterapkan secara mudah.

  1. Tetapkan jadwal

Setiap keluarga punya pendekatan berbeda dalam menjalani hari ada yang menetapkan jadwal ketat, ada pula yang membiarkan anak-anak menentukan ritmenya sendiri. Keadaan ini sering bergantung pada usia anak dan apakah ada bantuan pengasuhan di rumah. Dalam pengalaman saya mendampingi banyak orang tua, khususnya para ibu, produktivitas tak harus datang dalam durasi panjang.

Bahkan 10 menit waktu tanpa gangguan saat anak tidur siang atau sibuk bermain dapat dimanfaatkan guna menyelesaikan tugas penting. Kuncinya adalah menentukan prioritas dan fokus menyelesaikan yang paling penting lebih dulu. Menjadi produktif bukan berarti bekerja terus-menerus sepanjang hari, namun memaksimalkan waktu yang dipunya, sekecil apa pun itu.

  1. Tentukan dan komunikasikan batasanmu

Tekanan untuk menjadi segalanya bagi semua orang adalah kenyataan yang sering dihadapi para orang tua. Tapi, ingat kamu tidak harus selalu berkata “ya”. Menolak hal-hal yang tidak mendukung kesejahteraanmu dan keluarga menjadi langkah penting dalam menciptakan waktu berkualitas bersama.

Baca Juga :  Kebiasaan Kerja yang Akan Membuat Anda Dipromosikan Naik Jabatan dengan Cepat

Batasan bukan hanya bagi anak-anak, namun juga perlu diterapkan di tempat kerja. Misalnya, komunikasikan kebutuhanmu kepada atasan atau rekan kerja entah itu soal fleksibilitas jam kerja atau waktu offline yang kamu perlukan.

Dengan bersikap terbuka, kamu membantu orang lain memahami ritmemu, dan meminimalkan kejutan tak terduga. Menyeimbangkan berbagai peran bukan hal mudah, namun dengan menetapkan batas dan prioritas, maka kamu memberi contoh penting bagi anak-anak bahwa kerja keras tetap bisa selaras dengan waktu bagi keluarga, tanpa harus mengorbankan diri sendiri.

  1. Miliki ruang kerja khusus

Mempunyai ruang kerja khusus di rumah mampu menjadi sinyal kuat bagi anak bahwa “ini waktunya bekerja.” Tak perlu kantor mewah cukup sudut kecil di kamar, ruang laundry, atau meja sederhana yang menandai batas antara pekerjaan dan kehidupan rumah. Ruang ini tak hanya membantumu fokus, tetapi juga memudahkan transisi mental dari peran sebagai profesional ke peran sebagai orang tua.

Anak pun belajar mengenali bahwa kamu mampu menjadi ibu dan pekerja di saat yang berbeda. Kamu juga bisa menyiapkan area bermain khusus bagi anak, agar mereka tahu kapan kamu hadir untuk bermain bersama, dan kapan mereka mampu bermain mandiri. Memisahkan ruang ini juga membantu mengatur batasan yang sehat.

Jika kamu bekerja dari rumah secara permanen, pertimbangkan untuk membuat area kerja senyaman mungkin entah itu kursi ergonomis, meja berdiri, atau sekadar bantal empuk. Karena ruang yang tertata secara baik dapat meningkatkan fokus dan membuat hari kerja lebih menyenangkan.

  1. Biarkan dirimu mengalami emosi

Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Terkadang, kamu adalah ibu yang luar biasa yang hanya sedang menjalani hari yang berat. Tidak semua akan berjalan mulus akan ada tangisan, kekacauan, teknologi yang bermasalah, dan anak-anak yang ogah diajak kerja sama. Saat semuanya terasa terlalu berat, tarik napas, ambil jeda lima menit, dan mulai lagi. Bahkan hari yang penuh restart tetap bisa menjadi hari yang baik.

Baca Juga :  Tinggalkan 7 Kebiasaan Ini Jika Kamu Ingin Melawan Rasa Malas yang Mengganggu Produktivitasmu!

Latih diri untuk bersyukur, sekecil apa pun itu. Temukan kebahagiaan dalam hal sederhana tawa anak, momen hening, atau secangkir kopi yang sempat diminum hangat. Lalu, jika kamu perlu merasa marah atau sedih, beri izin pada diri sendiri untuk merasakannya sebab kamu manusia, bukan robot.

Menjadi ibu bukan berarti harus mengorbankan kesehatan mental. Justru dengan menjaga kondisi emosionalmu, maka kamu akan hadir lebih utuh untuk keluarga. Minta bantuan saat butuh, katakan tidak tanpa rasa bersalah, dan cari dukungan dari orang-orang yang kamu percaya.

  1. Meminta dukungan

Mengasuh anak sambil bekerja bukan tugas yang mudah. Maka, jangan sungkan meminta dan menerima bantuan. Jika kamu bisa bergantian menjaga anak dengan pasangan, teman, saudara, atau pengasuh manfaatkan kesempatan itu. Percayalah, anak-anakmu akan baik-baik saja ketika kamu fokus menyelesaikan pekerjaan.

Dukungan juga bisa datang dari komunitas. Bertukar cerita dengan orang tua lain, dan pelajari tips yang mungkin dapat diterapkan di rumah. Kadang, satu saran sederhana bisa sangat membantu. Sesuatu yang tak kalah penting jangan lupakan diri sendiri. Luangkan waktu untuk recharge, walau hanya lima menit untuk meditasi atau duduk diam tanpa distraksi.

Waktu jeda ini penting agar kamu mampu kembali hadir dengan energi dan perhatian penuh, baik bagi keluarga maupun pekerjaan. Kamu tak harus mengerjakan semuanya sendiri. Dengan meminta bantuan dan memberi ruang bagi diri sendiri, maka kamu justru dapat memberikan yang terbaik untuk orang-orang terdekatmu.(jpc)

Bekerja dari rumah sambil mengasuh anak bukanlah hal yang mudah. Kurang tidur, kelelahan, dan tuntutan tanpa henti dari si kecil dapat membuat fokus mudah terpecah. Tubuh dan pikiranmu terus siaga, merespons setiap kebutuhan mereka.

Tak hanya itu, banyak dari kita juga memegang peran ganda lainnya merawat orang tua yang sudah lanjut usia, menjalankan pekerjaan sampingan, atau berjuang dengan kondisi kesehatan pribadi. Semua tanggung jawab ini bisa terasa menumpuk dan menguras energi. Banyak orang menjalani peran yang sama kompleksnya, dan mencari cara guna tetap waras, terhubung, dan produktif.

Kuncinya adalah memberi ruang bagi diri sendiri untuk bernapas, menetapkan batas, dan merayakan hal-hal kecil yang berhasil kamu selesaikan hari ini. Dilansir dari Life Hack, berikut ini beberapa tips bekerja dari rumah supaya tetap fokus meski bersama anak yang bisa diterapkan secara mudah.

  1. Tetapkan jadwal

Setiap keluarga punya pendekatan berbeda dalam menjalani hari ada yang menetapkan jadwal ketat, ada pula yang membiarkan anak-anak menentukan ritmenya sendiri. Keadaan ini sering bergantung pada usia anak dan apakah ada bantuan pengasuhan di rumah. Dalam pengalaman saya mendampingi banyak orang tua, khususnya para ibu, produktivitas tak harus datang dalam durasi panjang.

Bahkan 10 menit waktu tanpa gangguan saat anak tidur siang atau sibuk bermain dapat dimanfaatkan guna menyelesaikan tugas penting. Kuncinya adalah menentukan prioritas dan fokus menyelesaikan yang paling penting lebih dulu. Menjadi produktif bukan berarti bekerja terus-menerus sepanjang hari, namun memaksimalkan waktu yang dipunya, sekecil apa pun itu.

  1. Tentukan dan komunikasikan batasanmu

Tekanan untuk menjadi segalanya bagi semua orang adalah kenyataan yang sering dihadapi para orang tua. Tapi, ingat kamu tidak harus selalu berkata “ya”. Menolak hal-hal yang tidak mendukung kesejahteraanmu dan keluarga menjadi langkah penting dalam menciptakan waktu berkualitas bersama.

Baca Juga :  Kebiasaan Kerja yang Akan Membuat Anda Dipromosikan Naik Jabatan dengan Cepat

Batasan bukan hanya bagi anak-anak, namun juga perlu diterapkan di tempat kerja. Misalnya, komunikasikan kebutuhanmu kepada atasan atau rekan kerja entah itu soal fleksibilitas jam kerja atau waktu offline yang kamu perlukan.

Dengan bersikap terbuka, kamu membantu orang lain memahami ritmemu, dan meminimalkan kejutan tak terduga. Menyeimbangkan berbagai peran bukan hal mudah, namun dengan menetapkan batas dan prioritas, maka kamu memberi contoh penting bagi anak-anak bahwa kerja keras tetap bisa selaras dengan waktu bagi keluarga, tanpa harus mengorbankan diri sendiri.

  1. Miliki ruang kerja khusus

Mempunyai ruang kerja khusus di rumah mampu menjadi sinyal kuat bagi anak bahwa “ini waktunya bekerja.” Tak perlu kantor mewah cukup sudut kecil di kamar, ruang laundry, atau meja sederhana yang menandai batas antara pekerjaan dan kehidupan rumah. Ruang ini tak hanya membantumu fokus, tetapi juga memudahkan transisi mental dari peran sebagai profesional ke peran sebagai orang tua.

Anak pun belajar mengenali bahwa kamu mampu menjadi ibu dan pekerja di saat yang berbeda. Kamu juga bisa menyiapkan area bermain khusus bagi anak, agar mereka tahu kapan kamu hadir untuk bermain bersama, dan kapan mereka mampu bermain mandiri. Memisahkan ruang ini juga membantu mengatur batasan yang sehat.

Jika kamu bekerja dari rumah secara permanen, pertimbangkan untuk membuat area kerja senyaman mungkin entah itu kursi ergonomis, meja berdiri, atau sekadar bantal empuk. Karena ruang yang tertata secara baik dapat meningkatkan fokus dan membuat hari kerja lebih menyenangkan.

  1. Biarkan dirimu mengalami emosi

Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Terkadang, kamu adalah ibu yang luar biasa yang hanya sedang menjalani hari yang berat. Tidak semua akan berjalan mulus akan ada tangisan, kekacauan, teknologi yang bermasalah, dan anak-anak yang ogah diajak kerja sama. Saat semuanya terasa terlalu berat, tarik napas, ambil jeda lima menit, dan mulai lagi. Bahkan hari yang penuh restart tetap bisa menjadi hari yang baik.

Baca Juga :  Tinggalkan 7 Kebiasaan Ini Jika Kamu Ingin Melawan Rasa Malas yang Mengganggu Produktivitasmu!

Latih diri untuk bersyukur, sekecil apa pun itu. Temukan kebahagiaan dalam hal sederhana tawa anak, momen hening, atau secangkir kopi yang sempat diminum hangat. Lalu, jika kamu perlu merasa marah atau sedih, beri izin pada diri sendiri untuk merasakannya sebab kamu manusia, bukan robot.

Menjadi ibu bukan berarti harus mengorbankan kesehatan mental. Justru dengan menjaga kondisi emosionalmu, maka kamu akan hadir lebih utuh untuk keluarga. Minta bantuan saat butuh, katakan tidak tanpa rasa bersalah, dan cari dukungan dari orang-orang yang kamu percaya.

  1. Meminta dukungan

Mengasuh anak sambil bekerja bukan tugas yang mudah. Maka, jangan sungkan meminta dan menerima bantuan. Jika kamu bisa bergantian menjaga anak dengan pasangan, teman, saudara, atau pengasuh manfaatkan kesempatan itu. Percayalah, anak-anakmu akan baik-baik saja ketika kamu fokus menyelesaikan pekerjaan.

Dukungan juga bisa datang dari komunitas. Bertukar cerita dengan orang tua lain, dan pelajari tips yang mungkin dapat diterapkan di rumah. Kadang, satu saran sederhana bisa sangat membantu. Sesuatu yang tak kalah penting jangan lupakan diri sendiri. Luangkan waktu untuk recharge, walau hanya lima menit untuk meditasi atau duduk diam tanpa distraksi.

Waktu jeda ini penting agar kamu mampu kembali hadir dengan energi dan perhatian penuh, baik bagi keluarga maupun pekerjaan. Kamu tak harus mengerjakan semuanya sendiri. Dengan meminta bantuan dan memberi ruang bagi diri sendiri, maka kamu justru dapat memberikan yang terbaik untuk orang-orang terdekatmu.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/