33 C
Jakarta
Wednesday, May 7, 2025

Dampak Paparan Layar Pada Bayi Usia 0-2 Tahun dan Cara Bijak Mengelolanya

Paparan layar pada bayi usia 0 hingga 2 tahun berpotensi mempengaruhi perkembangan otak dan kemampuan belajar mereka di masa awal pertumbuhan. Paparan layar merujuk pada interaksi atau kehadiran bayi di sekitar perangkat visual digital seperti televisi, ponsel, atau tablet.

Mengetahui dampak paparan layar membantu merancang rutinitas harian yang mendukung perkembangan optimal bayi sejak usia dini.Berikut adalah dampak paparan layar pada bayi usia 0-2 tahun dan cara bijak mengelolanya menurut ahli perkembangan dilansir dari laman Huffpost, Jumat (18/4).

  1. Otak Bayi Terus Berkembang

Dua tahun pertama kehidupan merupakan fase percepatan pertumbuhan otak yang sangat tinggi. Pengalaman multisensori seperti bermain dan berinteraksi secara langsung membantu perkembangan neuron secara optimal.

Ketika fokus dialihkan pada gambar dua dimensi, stimulasi otak menjadi terbatas. Hal ini dapat menghambat proses belajar yang terjadi secara alami melalui lingkungan nyata.

  1. Layar Tidak Menggantikan Interaksi Nyata

Pengalaman belajar terbaik terjadi ketika bayi merespons suara, ekspresi wajah, dan sentuhan orang di sekitarnya. Media digital bersifat pasif dan tidak mampu meniru komunikasi dua arah yang dibutuhkan otak bayi.

Baca Juga :  Tradisi Angpao Na Lai, Misteri dan Makna di Balik Amplop Merah Imlek

Menatap layar cenderung mengurangi minat bayi untuk menjelajah lingkungan sekitar. Interaksi langsung mendorong perkembangan bahasa, emosi, dan kontrol motorik.

  1. Dampak Jangka Panjang pada Fungsi Eksekutif

Fungsi eksekutif mencakup kemampuan mengatur perhatian, merencanakan tindakan, serta mengelola emosi dan perilaku. Penelitian menunjukkan bahwa waktu layar di usia dini berhubungan dengan penurunan kemampuan ini saat anak mulai sekolah.

Hal ini dapat mempengaruhi pencapaian akademis dan sosial mereka. Pengurangan waktu layar memberikan peluang lebih besar untuk stimulasi yang relevan secara perkembangan.

  1. Paparan Layar Tetap Bisa Dikelola

Paparan sesekali tidak selalu berdampak negatif jika dilakukan dengan cara yang bijak. Penggunaan panggilan video singkat untuk terhubung dengan keluarga masih diperbolehkan.

Kehadiran orang dewasa saat bayi melihat layar penting untuk mengarahkan perhatian mereka secara aktif. Batas waktu maksimum yang disarankan adalah 30 menit per hari, dibagi dalam dua sesi berdurasi 15 menit.

  1. Pilih Konten Edukatif dan Interaktif

Video yang mendorong partisipasi seperti menjawab pertanyaan atau menari mengikuti irama lebih disarankan. Hindari konten dengan suara keras, gerakan cepat, atau tema menakutkan yang dapat menstimulasi berlebihan.

Baca Juga :  Berkah Lebaran, Raffi - Nagita Adopsi Bayi Perempuan

Tayangan edukatif bisa menjadi jembatan interaksi jika didampingi secara aktif. Konten harus disesuaikan dengan usia dan tidak bersifat pasif.

  1. Kurangi Paparan secara Bertahap

Jika bayi sudah terbiasa dengan layar, pengurangan tidak perlu dilakukan secara drastis. Kurangi durasi secara perlahan untuk mencegah reaksi negatif. Amati reaksi bayi terhadap perubahan dan sesuaikan dengan ritme mereka. Upaya kecil dan konsisten lebih efektif dibandingkan perubahan besar secara tiba-tiba.

  1. Alihkan Perhatian ke Aktivitas Nyata

Ciptakan pengalaman serupa dari layar ke dunia nyata, seperti bermain boneka yang menari atau bernyanyi bersama. Aktivitas fisik ringan dapat menggantikan rangsangan visual digital.

Mengajak bayi berbicara dan bermain memperkuat koneksi emosional dan perkembangan bahasa. Kegiatan sehari-hari bisa menjadi sarana belajar jika dilakukan dengan keterlibatan penuh.

Membatasi paparan layar secara bijak pada bayi usia 0 hingga 2 tahun dapat memberikan fondasi perkembangan kognitif dan emosional yang lebih kuat.(jpc)

Paparan layar pada bayi usia 0 hingga 2 tahun berpotensi mempengaruhi perkembangan otak dan kemampuan belajar mereka di masa awal pertumbuhan. Paparan layar merujuk pada interaksi atau kehadiran bayi di sekitar perangkat visual digital seperti televisi, ponsel, atau tablet.

Mengetahui dampak paparan layar membantu merancang rutinitas harian yang mendukung perkembangan optimal bayi sejak usia dini.Berikut adalah dampak paparan layar pada bayi usia 0-2 tahun dan cara bijak mengelolanya menurut ahli perkembangan dilansir dari laman Huffpost, Jumat (18/4).

  1. Otak Bayi Terus Berkembang

Dua tahun pertama kehidupan merupakan fase percepatan pertumbuhan otak yang sangat tinggi. Pengalaman multisensori seperti bermain dan berinteraksi secara langsung membantu perkembangan neuron secara optimal.

Ketika fokus dialihkan pada gambar dua dimensi, stimulasi otak menjadi terbatas. Hal ini dapat menghambat proses belajar yang terjadi secara alami melalui lingkungan nyata.

  1. Layar Tidak Menggantikan Interaksi Nyata

Pengalaman belajar terbaik terjadi ketika bayi merespons suara, ekspresi wajah, dan sentuhan orang di sekitarnya. Media digital bersifat pasif dan tidak mampu meniru komunikasi dua arah yang dibutuhkan otak bayi.

Baca Juga :  Tradisi Angpao Na Lai, Misteri dan Makna di Balik Amplop Merah Imlek

Menatap layar cenderung mengurangi minat bayi untuk menjelajah lingkungan sekitar. Interaksi langsung mendorong perkembangan bahasa, emosi, dan kontrol motorik.

  1. Dampak Jangka Panjang pada Fungsi Eksekutif

Fungsi eksekutif mencakup kemampuan mengatur perhatian, merencanakan tindakan, serta mengelola emosi dan perilaku. Penelitian menunjukkan bahwa waktu layar di usia dini berhubungan dengan penurunan kemampuan ini saat anak mulai sekolah.

Hal ini dapat mempengaruhi pencapaian akademis dan sosial mereka. Pengurangan waktu layar memberikan peluang lebih besar untuk stimulasi yang relevan secara perkembangan.

  1. Paparan Layar Tetap Bisa Dikelola

Paparan sesekali tidak selalu berdampak negatif jika dilakukan dengan cara yang bijak. Penggunaan panggilan video singkat untuk terhubung dengan keluarga masih diperbolehkan.

Kehadiran orang dewasa saat bayi melihat layar penting untuk mengarahkan perhatian mereka secara aktif. Batas waktu maksimum yang disarankan adalah 30 menit per hari, dibagi dalam dua sesi berdurasi 15 menit.

  1. Pilih Konten Edukatif dan Interaktif

Video yang mendorong partisipasi seperti menjawab pertanyaan atau menari mengikuti irama lebih disarankan. Hindari konten dengan suara keras, gerakan cepat, atau tema menakutkan yang dapat menstimulasi berlebihan.

Baca Juga :  Berkah Lebaran, Raffi - Nagita Adopsi Bayi Perempuan

Tayangan edukatif bisa menjadi jembatan interaksi jika didampingi secara aktif. Konten harus disesuaikan dengan usia dan tidak bersifat pasif.

  1. Kurangi Paparan secara Bertahap

Jika bayi sudah terbiasa dengan layar, pengurangan tidak perlu dilakukan secara drastis. Kurangi durasi secara perlahan untuk mencegah reaksi negatif. Amati reaksi bayi terhadap perubahan dan sesuaikan dengan ritme mereka. Upaya kecil dan konsisten lebih efektif dibandingkan perubahan besar secara tiba-tiba.

  1. Alihkan Perhatian ke Aktivitas Nyata

Ciptakan pengalaman serupa dari layar ke dunia nyata, seperti bermain boneka yang menari atau bernyanyi bersama. Aktivitas fisik ringan dapat menggantikan rangsangan visual digital.

Mengajak bayi berbicara dan bermain memperkuat koneksi emosional dan perkembangan bahasa. Kegiatan sehari-hari bisa menjadi sarana belajar jika dilakukan dengan keterlibatan penuh.

Membatasi paparan layar secara bijak pada bayi usia 0 hingga 2 tahun dapat memberikan fondasi perkembangan kognitif dan emosional yang lebih kuat.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru