28 C
Jakarta
Friday, June 14, 2024
spot_img

Ciri Orang yang Sering Mem-posting Hubungan Romantis di Medsos, Konon Tidak Bahagia dalam Hubungan

Para pengguna media sosial sering kali membagikan momen-momen penting dalam kehidupan mereka, termasuk hubungan romantis. Namun, bagi beberapa individu, aktivitas ini bisa menjadi lebih dari sekadar cara untuk berbagi kebahagiaan dengan orang yang dicintainya.

Orang yang sering mem-posting tentang hubungan romantis mereka memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat memberikan wawasan tentang alasan di balik perilaku mereka. Dilansir dari Michelle Jacoby pada Kamis (16/5), inilah 8 ciri orang yang sering mem-posting hubungan romantisnya di media sosial.

  1. Ragu-ragu tentang perasaan pasangan terhadapnya

Orang yang merasa kurang yakin atau ragu-ragu tentang perasaan pasangannya terhadapnya cenderung lebih sering membagikan hal-hal tentang hubungan mereka di media sosial.

Ini dilakukan untuk mencari perhatian atau validasi dari orang lain. Dengan mendapatkan like, komentar, atau pujian dari teman-teman, mereka merasa lebih yakin bahwa pasangannya benar-benar peduli. Validasi eksternal ini memberikan rasa percaya diri dan keamanan dalam hubungan mereka.

  1. Keterikatan dan kecemasan

Orang yang memiliki keterikatan dan kecemasan cenderung merasa tidak aman dan khawatir, jika pasangannya tidak cukup mencintai mereka. Untuk mengatasi perasaan cemas ini, mereka sering memposting tentang hubungan mereka di media sosial. Dengan melihat respon positif seperti “like” dan komentar dari teman-teman, mereka merasa lebih yakin dan tenang.

Ia berharap mendapatkan dukungan dan kepastian dari orang lain bahwa hubungannya kuat dan pasangannya memiliki rasa cinta yang besar terhadapnya.

  1. Harga dirinya tergantung pada hubungan romantis

Penelitian dari Albright College mengungkapkan bahwa orang yang harga dirinya tergantung pada hubungan mereka cenderung lebih aktif di media sosial, terutama dalam memposting tentang hubungan mereka.

Baca Juga :  9 Hal yang Diinginkan Introvert, Salah Satunya Pasangan Sebagai Sumber Inspirasi

Artinya, jika hubungan mereka terlihat baik dan bahagia, mereka merasa lebih berharga dan percaya diri. Namun, jika hubungan mereka tidak berjalan baik atau terganggu, mereka bisa merasa rendah diri atau kurang berharga.

Dengan begitu, mereka ceenderung membanggakan hubungan mereka. Ini berarti bahwa mereka merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri jika orang lain melihat hubungan mereka sebagai hubungan yang baik dan bahagia.

  1. Memiliki sifat neurotisisme

Penelitian di Albright College menunjukkan bahwa orang yang memiliki tingkat neurotisisme yang tinggi cenderung lebih sering menggunakan media sosial untuk memamerkan hubungan mereka. Mereka juga cenderung memantau aktivitas online pasangan mereka.

Neurotisisme adalah ciri kepribadian yang mencakup sifat-sifat seperti kecemasan, rasa cemburu, kekhawatiran, kemarahan, ketakutan, frustrasi, iri, rasa bersalah, depresi, atau kesepian.

  1. Menjaga citra positif terhadap hubungan

Mengunggah momen-momen bahagia dengan pasangan di media sosial, sementara mengabaikan momen-momen tidak menyenangkan, bisa membuat seseorang merasa lebih baik tentang hubungan mereka.

Ini karena mereka menciptakan citra yang positif tentang hubungan mereka di mata orang lain. Mereka hanya membagikan momen-momen bahagia secara online untuk menjaga citra yang positif tentang hubungannya, tetapi ini juga bisa berarti bahwa ia menyembunyikan masalah yang sebenarnya ada dalam hubungannya.

  1. Tidak adanya kesenangan atau kebahagiaan dalam hubungan

Pasangan yang bahagia sering terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan bersama, seperti berkencan atau liburan, dan mereka cenderung fokus menikmati momen tersebut tanpa terlalu memikirkan untuk mengambil foto sebagai kenang-kenangan.

Baca Juga :  Alasan Normal Mengapa Masih Suka Memikirkan Mantan Pasangan

Keterlibatan yang intens dalam aktivitas bersama bisa membuat mereka lupa untuk mengabadikan momen dengan kamera.

Jika seseorang selalu mengambil foto dengan pasangannya dan mem-posting di media sosial, ini mengindikasikan bahwa hubungan mereka tidak melibatkan banyak momen kebahagiaan atau aktivitas yang menyenangkan bersama-sama.

Hal ini bisa menjadi pertanda bahwa hubungan tersebut tidak begitu memuaskan atau bahkan kurang dalam keterlibatan dan kegembiraan bersama.

  1. Tidak bahagia dalam hubungan

Pasangan yang benar-benar bahagia dengan hubungan mereka tidak terlalu memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang hubungan mereka. Mereka merasa puas dengan keadaan hubungan mereka sendiri dan tidak terlalu membutuhkan persetujuan atau validasi orang lain.

 

Namun, jika seseorang merasa perlu untuk membuat orang lain percaya bahwa ia bahagia dalam hubungannya, mereka cenderung sering mem-posting kehidupannya dengan pasangan.

Meskipun ia berusaha menampilkan gambaran kebahagiaan di depan orang lain, keadaan sebenarnya mungkin berbeda, dan ada masalah atau ketidakpuasan yang ia alami dalam hubungannya.

  1. Tidak merasa bahagia dengan kehidupannya

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang menggunakan media sosial lebih sedikit cenderung merasa lebih bahagia daripada mereka yang menghabiskan banyak waktu di platform tersebut.

Hal ini karena penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan perasaan kurangnya kepuasan atau perbandingan sosial yang merugikan yang dapat memengaruhi kebahagiaan mereka.(jpc)

Para pengguna media sosial sering kali membagikan momen-momen penting dalam kehidupan mereka, termasuk hubungan romantis. Namun, bagi beberapa individu, aktivitas ini bisa menjadi lebih dari sekadar cara untuk berbagi kebahagiaan dengan orang yang dicintainya.

Orang yang sering mem-posting tentang hubungan romantis mereka memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat memberikan wawasan tentang alasan di balik perilaku mereka. Dilansir dari Michelle Jacoby pada Kamis (16/5), inilah 8 ciri orang yang sering mem-posting hubungan romantisnya di media sosial.

  1. Ragu-ragu tentang perasaan pasangan terhadapnya

Orang yang merasa kurang yakin atau ragu-ragu tentang perasaan pasangannya terhadapnya cenderung lebih sering membagikan hal-hal tentang hubungan mereka di media sosial.

Ini dilakukan untuk mencari perhatian atau validasi dari orang lain. Dengan mendapatkan like, komentar, atau pujian dari teman-teman, mereka merasa lebih yakin bahwa pasangannya benar-benar peduli. Validasi eksternal ini memberikan rasa percaya diri dan keamanan dalam hubungan mereka.

  1. Keterikatan dan kecemasan

Orang yang memiliki keterikatan dan kecemasan cenderung merasa tidak aman dan khawatir, jika pasangannya tidak cukup mencintai mereka. Untuk mengatasi perasaan cemas ini, mereka sering memposting tentang hubungan mereka di media sosial. Dengan melihat respon positif seperti “like” dan komentar dari teman-teman, mereka merasa lebih yakin dan tenang.

Ia berharap mendapatkan dukungan dan kepastian dari orang lain bahwa hubungannya kuat dan pasangannya memiliki rasa cinta yang besar terhadapnya.

  1. Harga dirinya tergantung pada hubungan romantis

Penelitian dari Albright College mengungkapkan bahwa orang yang harga dirinya tergantung pada hubungan mereka cenderung lebih aktif di media sosial, terutama dalam memposting tentang hubungan mereka.

Baca Juga :  9 Hal yang Diinginkan Introvert, Salah Satunya Pasangan Sebagai Sumber Inspirasi

Artinya, jika hubungan mereka terlihat baik dan bahagia, mereka merasa lebih berharga dan percaya diri. Namun, jika hubungan mereka tidak berjalan baik atau terganggu, mereka bisa merasa rendah diri atau kurang berharga.

Dengan begitu, mereka ceenderung membanggakan hubungan mereka. Ini berarti bahwa mereka merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri jika orang lain melihat hubungan mereka sebagai hubungan yang baik dan bahagia.

  1. Memiliki sifat neurotisisme

Penelitian di Albright College menunjukkan bahwa orang yang memiliki tingkat neurotisisme yang tinggi cenderung lebih sering menggunakan media sosial untuk memamerkan hubungan mereka. Mereka juga cenderung memantau aktivitas online pasangan mereka.

Neurotisisme adalah ciri kepribadian yang mencakup sifat-sifat seperti kecemasan, rasa cemburu, kekhawatiran, kemarahan, ketakutan, frustrasi, iri, rasa bersalah, depresi, atau kesepian.

  1. Menjaga citra positif terhadap hubungan

Mengunggah momen-momen bahagia dengan pasangan di media sosial, sementara mengabaikan momen-momen tidak menyenangkan, bisa membuat seseorang merasa lebih baik tentang hubungan mereka.

Ini karena mereka menciptakan citra yang positif tentang hubungan mereka di mata orang lain. Mereka hanya membagikan momen-momen bahagia secara online untuk menjaga citra yang positif tentang hubungannya, tetapi ini juga bisa berarti bahwa ia menyembunyikan masalah yang sebenarnya ada dalam hubungannya.

  1. Tidak adanya kesenangan atau kebahagiaan dalam hubungan

Pasangan yang bahagia sering terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan bersama, seperti berkencan atau liburan, dan mereka cenderung fokus menikmati momen tersebut tanpa terlalu memikirkan untuk mengambil foto sebagai kenang-kenangan.

Baca Juga :  Alasan Normal Mengapa Masih Suka Memikirkan Mantan Pasangan

Keterlibatan yang intens dalam aktivitas bersama bisa membuat mereka lupa untuk mengabadikan momen dengan kamera.

Jika seseorang selalu mengambil foto dengan pasangannya dan mem-posting di media sosial, ini mengindikasikan bahwa hubungan mereka tidak melibatkan banyak momen kebahagiaan atau aktivitas yang menyenangkan bersama-sama.

Hal ini bisa menjadi pertanda bahwa hubungan tersebut tidak begitu memuaskan atau bahkan kurang dalam keterlibatan dan kegembiraan bersama.

  1. Tidak bahagia dalam hubungan

Pasangan yang benar-benar bahagia dengan hubungan mereka tidak terlalu memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang hubungan mereka. Mereka merasa puas dengan keadaan hubungan mereka sendiri dan tidak terlalu membutuhkan persetujuan atau validasi orang lain.

 

Namun, jika seseorang merasa perlu untuk membuat orang lain percaya bahwa ia bahagia dalam hubungannya, mereka cenderung sering mem-posting kehidupannya dengan pasangan.

Meskipun ia berusaha menampilkan gambaran kebahagiaan di depan orang lain, keadaan sebenarnya mungkin berbeda, dan ada masalah atau ketidakpuasan yang ia alami dalam hubungannya.

  1. Tidak merasa bahagia dengan kehidupannya

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang menggunakan media sosial lebih sedikit cenderung merasa lebih bahagia daripada mereka yang menghabiskan banyak waktu di platform tersebut.

Hal ini karena penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan perasaan kurangnya kepuasan atau perbandingan sosial yang merugikan yang dapat memengaruhi kebahagiaan mereka.(jpc)

spot_img
spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru