27.1 C
Jakarta
Sunday, February 16, 2025

Punya Teman yang Suka Halu Soal Percintaan?

Ada nggak sih teman kamu yang sering banget ngomong soal kisah cinta fantasi? Mulai dari merasa seseorang yang terkenal atau bahkan teman dekatnya jatuh cinta padanya, meskipun tidak ada tanda-tanda atau bukti yang mendukung.

Biasanya kita anggap itu hanya sekadar halu. Tapi, tahukah kamu kalau hal tersebut bisa jadi gejala dari erotomania, sebuah gangguan mental yang berhubungan dengan delusi percintaan.

Erotomania bukanlah hal sepele. Gangguan mental ini membuat penderitanya yakin bahwa seseorang yang mereka anggap lebih tinggi status sosialnya, sangat mencintai mereka meskipun kenyataannya tidak ada balasan atau bahkan perhatian.

Berdasarkan informasi yang dilansir dari Very Well Mind, sindrom ini dikenal juga dengan nama Sindrom De Clérambault, yang dinamai setelah seorang psikiater asal Prancis, Gaëtan Gatian de Clérambault, yang pertama kali mempelajari dan mendokumentasikan kondisi ini.

Apa Itu Erotomania?

Erotomania adalah gangguan mental yang ditandai dengan keyakinan delusi bahwa seseorang yang lebih tinggi status sosialnya, seperti selebritas atau orang penting lainnya, sangat mencintai pengidapnya. Padahal, kenyataannya perasaan tersebut tidak ada sama sekali. Dilansir dari Very Well Mind, meskipun data yang ada terbatas, kondisi ini cenderung lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.

Gary Tucker, seorang psikoterapis berlisensi yang dikutip dalam Very Well Mind, menjelaskan, “Sulit untuk memperkirakan seberapa sering hal ini terjadi, tetapi penelitian menunjukkan bahwa gangguan delusi secara umum memengaruhi sekitar 15 dari setiap 100.000 orang per tahun, dengan wanita tiga kali lebih mungkin didiagnosis daripada pria.” Ini menunjukkan bahwa meskipun jarang, erotomania bisa menjadi masalah yang cukup serius bagi penderitanya.

Baca Juga :  Ciri Kepribadian Seorang Perempuan yang Tidak Memiliki Teman Dekat Dalam Hidupnya

Penyebab dan Gejala Erotomania

Erotomania bisa muncul akibat berbagai faktor, seperti stres, depresi, atau kondisi mental lainnya. Ketika seseorang mengalami delusi, mereka akan kesulitan dalam membaca isyarat sosial dengan tepat, termasuk salah memahami ekspresi wajah dan bahasa tubuh orang lain.

Hal ini bisa membuat pengidap erotomania yakin bahwa orang yang mereka anggap menyukai mereka sebenarnya tertarik padanya, meskipun kenyataannya tidak ada apa-apa.

Dilansir dari Halodoc, gejala utama dari erotomania adalah keyakinan salah bahwa seseorang tertarik padanya, bahkan sampai menganggap orang tersebut jatuh cinta padanya. Pengidapnya bisa terobsesi dengan orang tersebut, berusaha mencari perhatian atau bertemu dengan orang yang mereka anggap mencintainya, dan merasa cemburu terhadap orang-orang terdekat yang berada di sekitar objek kasih sayang mereka.

Beberapa gejala lain yang biasa muncul pada penderita erotomania antara lain:

Mengirimkan surat, hadiah, atau foto kepada orang yang dianggap mencintainya, apalagi jika orang tersebut seorang selebritas.

Merasa bahwa tatapan mata atau gerakan tubuh orang tersebut adalah tanda-tanda ketertarikan.

Terus-menerus membicarakan orang yang dianggap menyukainya. Merasa kecewa atau marah ketika orang lain tidak merespon atau menanggapi perasaan tersebut.

Bagaimana Erotomania Diobati?

Mengobati erotomania memang bukan perkara mudah. Menurut Dr. Elizabeth Campbell, seorang psikolog berlisensi yang dikutip dalam Very Well Mind, gangguan ini bisa sangat memengaruhi kehidupan seseorang, menyebabkan penderitaan berkepanjangan, mengganggu pekerjaan, dan merusak hubungan interpersonal. “Pengobatan untuk erotomania melibatkan pengobatan antipsikotik yang bertujuan untuk mengelola dan mengurangi delusi,” jelas Dr. Campbell.

Selain pengobatan antipsikotik, menurut Gary Tucker dalam artikel Very Well Mind mengatakan terapi perilaku kognitif (CBT) juga dapat membantu pengidap erotomania dalam mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang mendorong keyakinan delusional mereka. Biasanya, kombinasi antara obat-obatan dan terapi psikologis diperlukan untuk membantu meringankan gejala erotomania.

Baca Juga :  Perilaku yang Sebaiknya Dihindari Saat Ingin Memberi Contoh yang Baik Pada Anak

Namun, meskipun penanganan dapat membantu, sayangnya erotomania belum memiliki obat yang dapat menyembuhkannya secara tuntas. Pengobatan lebih fokus pada pengelolaan gejala dan peningkatan kualitas hidup penderita, agar mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan sosial.

Perlu Diketahui, Tidak Semua ‘Kehaluan’ Cinta Berarti Erotomania

Meskipun sering dianggap sebagai halu, erotomania bukanlah sekadar perasaan kagum atau jatuh cinta yang sementara. Very Well Mind mengingatkan bahwa erotomania adalah kondisi patologis dengan keyakinan kuat yang tidak berdasar bahwa seseorang jatuh cinta pada pengidapnya. Seringkali, orang yang mengalaminya akan terjebak dalam fantasi dan perilaku obsesif terhadap objek kasih sayang mereka.

Perlu dicatat bahwa erotomania berbeda dengan kegilaan cinta yang lebih umum terjadi pada banyak orang. Kegilaan, meskipun bisa intens, biasanya berlangsung dalam waktu yang lebih singkat dan orang yang mengalaminya sering menyadari bahwa perasaan tersebut mungkin tidak dibalas. Sebaliknya, penderita erotomania benar-benar yakin bahwa hubungan romantis tersebut nyata, meskipun kenyataannya tidak ada bukti yang mendukung.

Dengan memahami perbedaan ini, kita bisa lebih bijaksana dalam menanggapi teman yang “halu” soal percintaan. Jika kamu merasa temanmu menunjukkan gejala erotomania, penting untuk membantunya mendapatkan dukungan profesional agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika kamu atau orang terdekat mengalami hal serupa.(jpc)

Ada nggak sih teman kamu yang sering banget ngomong soal kisah cinta fantasi? Mulai dari merasa seseorang yang terkenal atau bahkan teman dekatnya jatuh cinta padanya, meskipun tidak ada tanda-tanda atau bukti yang mendukung.

Biasanya kita anggap itu hanya sekadar halu. Tapi, tahukah kamu kalau hal tersebut bisa jadi gejala dari erotomania, sebuah gangguan mental yang berhubungan dengan delusi percintaan.

Erotomania bukanlah hal sepele. Gangguan mental ini membuat penderitanya yakin bahwa seseorang yang mereka anggap lebih tinggi status sosialnya, sangat mencintai mereka meskipun kenyataannya tidak ada balasan atau bahkan perhatian.

Berdasarkan informasi yang dilansir dari Very Well Mind, sindrom ini dikenal juga dengan nama Sindrom De Clérambault, yang dinamai setelah seorang psikiater asal Prancis, Gaëtan Gatian de Clérambault, yang pertama kali mempelajari dan mendokumentasikan kondisi ini.

Apa Itu Erotomania?

Erotomania adalah gangguan mental yang ditandai dengan keyakinan delusi bahwa seseorang yang lebih tinggi status sosialnya, seperti selebritas atau orang penting lainnya, sangat mencintai pengidapnya. Padahal, kenyataannya perasaan tersebut tidak ada sama sekali. Dilansir dari Very Well Mind, meskipun data yang ada terbatas, kondisi ini cenderung lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.

Gary Tucker, seorang psikoterapis berlisensi yang dikutip dalam Very Well Mind, menjelaskan, “Sulit untuk memperkirakan seberapa sering hal ini terjadi, tetapi penelitian menunjukkan bahwa gangguan delusi secara umum memengaruhi sekitar 15 dari setiap 100.000 orang per tahun, dengan wanita tiga kali lebih mungkin didiagnosis daripada pria.” Ini menunjukkan bahwa meskipun jarang, erotomania bisa menjadi masalah yang cukup serius bagi penderitanya.

Baca Juga :  Ciri Kepribadian Seorang Perempuan yang Tidak Memiliki Teman Dekat Dalam Hidupnya

Penyebab dan Gejala Erotomania

Erotomania bisa muncul akibat berbagai faktor, seperti stres, depresi, atau kondisi mental lainnya. Ketika seseorang mengalami delusi, mereka akan kesulitan dalam membaca isyarat sosial dengan tepat, termasuk salah memahami ekspresi wajah dan bahasa tubuh orang lain.

Hal ini bisa membuat pengidap erotomania yakin bahwa orang yang mereka anggap menyukai mereka sebenarnya tertarik padanya, meskipun kenyataannya tidak ada apa-apa.

Dilansir dari Halodoc, gejala utama dari erotomania adalah keyakinan salah bahwa seseorang tertarik padanya, bahkan sampai menganggap orang tersebut jatuh cinta padanya. Pengidapnya bisa terobsesi dengan orang tersebut, berusaha mencari perhatian atau bertemu dengan orang yang mereka anggap mencintainya, dan merasa cemburu terhadap orang-orang terdekat yang berada di sekitar objek kasih sayang mereka.

Beberapa gejala lain yang biasa muncul pada penderita erotomania antara lain:

Mengirimkan surat, hadiah, atau foto kepada orang yang dianggap mencintainya, apalagi jika orang tersebut seorang selebritas.

Merasa bahwa tatapan mata atau gerakan tubuh orang tersebut adalah tanda-tanda ketertarikan.

Terus-menerus membicarakan orang yang dianggap menyukainya. Merasa kecewa atau marah ketika orang lain tidak merespon atau menanggapi perasaan tersebut.

Bagaimana Erotomania Diobati?

Mengobati erotomania memang bukan perkara mudah. Menurut Dr. Elizabeth Campbell, seorang psikolog berlisensi yang dikutip dalam Very Well Mind, gangguan ini bisa sangat memengaruhi kehidupan seseorang, menyebabkan penderitaan berkepanjangan, mengganggu pekerjaan, dan merusak hubungan interpersonal. “Pengobatan untuk erotomania melibatkan pengobatan antipsikotik yang bertujuan untuk mengelola dan mengurangi delusi,” jelas Dr. Campbell.

Selain pengobatan antipsikotik, menurut Gary Tucker dalam artikel Very Well Mind mengatakan terapi perilaku kognitif (CBT) juga dapat membantu pengidap erotomania dalam mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang mendorong keyakinan delusional mereka. Biasanya, kombinasi antara obat-obatan dan terapi psikologis diperlukan untuk membantu meringankan gejala erotomania.

Baca Juga :  Perilaku yang Sebaiknya Dihindari Saat Ingin Memberi Contoh yang Baik Pada Anak

Namun, meskipun penanganan dapat membantu, sayangnya erotomania belum memiliki obat yang dapat menyembuhkannya secara tuntas. Pengobatan lebih fokus pada pengelolaan gejala dan peningkatan kualitas hidup penderita, agar mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan sosial.

Perlu Diketahui, Tidak Semua ‘Kehaluan’ Cinta Berarti Erotomania

Meskipun sering dianggap sebagai halu, erotomania bukanlah sekadar perasaan kagum atau jatuh cinta yang sementara. Very Well Mind mengingatkan bahwa erotomania adalah kondisi patologis dengan keyakinan kuat yang tidak berdasar bahwa seseorang jatuh cinta pada pengidapnya. Seringkali, orang yang mengalaminya akan terjebak dalam fantasi dan perilaku obsesif terhadap objek kasih sayang mereka.

Perlu dicatat bahwa erotomania berbeda dengan kegilaan cinta yang lebih umum terjadi pada banyak orang. Kegilaan, meskipun bisa intens, biasanya berlangsung dalam waktu yang lebih singkat dan orang yang mengalaminya sering menyadari bahwa perasaan tersebut mungkin tidak dibalas. Sebaliknya, penderita erotomania benar-benar yakin bahwa hubungan romantis tersebut nyata, meskipun kenyataannya tidak ada bukti yang mendukung.

Dengan memahami perbedaan ini, kita bisa lebih bijaksana dalam menanggapi teman yang “halu” soal percintaan. Jika kamu merasa temanmu menunjukkan gejala erotomania, penting untuk membantunya mendapatkan dukungan profesional agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika kamu atau orang terdekat mengalami hal serupa.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru