Dalam dunia kencan dan hubungan, setiap orang memiliki pendekatan yang berbeda dalam mengekspresikan perasaan mereka. Beberapa lebih santai dan menunggu sinyal dari pasangan, sementara yang lain cenderung agresif dalam menunjukkan ketertarikan mereka.
Meskipun memiliki inisiatif dalam hubungan adalah hal yang baik, menjadi terlalu agresif justru bisa membuat pasangan merasa tidak nyaman atau tertekan.
Dilansir dari Geediting, seseorang yang tampil terlalu agresif dalam situasi romantis biasanya menunjukkan beberapa perilaku tertentu tanpa menyadarinya. Berikut adalah delapan tanda yang sering terjadi:
- Terlalu Banyak Menghubungi dalam Waktu Singkat
Mengirim pesan atau menelepon seseorang adalah hal yang wajar dalam hubungan. Namun, jika seseorang terus-menerus menghubungi pasangan mereka tanpa memberi ruang untuk bernapas, itu bisa menjadi tanda agresivitas.
Menurut psikologi, perilaku ini menunjukkan kurangnya kontrol diri dan rasa cemas yang tinggi, di mana seseorang merasa perlu mendapatkan respons instan untuk merasa aman dalam hubungan.
- Memaksakan Keintiman Terlalu Cepat
Orang yang terlalu agresif dalam hubungan sering kali ingin segera meningkatkan kedekatan fisik atau emosional, bahkan sebelum pasangan mereka siap. Mereka mungkin mendesak untuk bertemu keluarga, berbicara tentang pernikahan terlalu dini, atau menuntut komitmen dalam waktu yang singkat.
Menurut teori attachment dalam psikologi, individu dengan kecemasan tinggi dalam hubungan cenderung menunjukkan perilaku ini karena takut kehilangan pasangan.
- Tidak Menghargai Batasan Pasangan
Batasan dalam hubungan adalah hal yang sangat penting. Namun, orang yang agresif dalam hubungan sering kali mengabaikan batasan pasangan mereka, baik secara fisik, emosional, maupun dalam komunikasi.
Mereka mungkin terus memaksa pasangan untuk melakukan sesuatu yang belum siap dilakukan atau mencoba mengendalikan keputusan pasangan tanpa menyadari bahwa itu membuat pasangan merasa tidak nyaman.
- Selalu Ingin Menghabiskan Waktu Bersama
Meskipun menghabiskan waktu bersama pasangan adalah hal yang wajar, seseorang yang agresif secara romantis sering kali menunjukkan sikap posesif.
Mereka mungkin menjadi kesal atau cemas jika pasangan mereka ingin menghabiskan waktu sendiri atau bersama teman dan keluarga.
Menurut psikologi hubungan, ini bisa menjadi tanda insecure attachment, di mana seseorang takut kehilangan pasangan dan merasa perlu selalu dekat untuk mempertahankan hubungan.
- Cemburu Berlebihan dan Selalu Curiga
Kecemburuan adalah emosi alami, tetapi jika berlebihan, itu bisa menjadi masalah besar dalam hubungan. Orang yang agresif secara romantis cenderung selalu curiga terhadap pasangan mereka, bahkan tanpa alasan yang jelas.
Mereka mungkin sering memeriksa ponsel pasangan, menanyakan keberadaan mereka secara terus-menerus, atau bahkan menuduh tanpa bukti. Ini seringkali berasal dari rasa tidak aman dalam diri mereka sendiri.
- Membanjiri Pasangan dengan Hadiah atau Gestur Romantis yang Berlebihan
Pada awalnya, menerima banyak hadiah atau kejutan dari pasangan mungkin terlihat romantis. Namun, jika seseorang terus-menerus memberikan hadiah atau melakukan gestur romantis yang berlebihan dalam waktu singkat, itu bisa menjadi tanda agresivitas.
Menurut psikologi, perilaku ini bisa menjadi bentuk “love bombing,” yaitu taktik manipulatif di mana seseorang mencoba memenangkan hati pasangannya dengan cara yang intens dan berlebihan.
- Kesulitan Menerima Penolakan atau Penundaan
Orang yang terlalu agresif dalam situasi romantis sering kali sulit menerima penolakan, bahkan dalam hal kecil seperti pasangan yang menolak untuk bertemu karena ada kesibukan lain.
Mereka mungkin terus memaksa, membujuk, atau bahkan marah ketika keinginan mereka tidak segera dipenuhi. Menurut penelitian dalam psikologi sosial, ini sering kali berkaitan dengan rendahnya toleransi terhadap ketidakpastian dalam hubungan.
- Sering Menggunakan Taktik Manipulatif
Beberapa orang yang agresif dalam hubungan mungkin secara tidak sadar menggunakan taktik manipulatif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Mereka bisa saja menggunakan rasa bersalah, ancaman emosional, atau bahkan memainkan peran sebagai korban agar pasangan mereka merasa wajib untuk memenuhi keinginannya. Menurut psikologi, manipulasi dalam hubungan dapat merusak kepercayaan dan menciptakan dinamika yang tidak sehat.
Kesimpulan
Meskipun menunjukkan ketertarikan dan inisiatif dalam hubungan adalah hal yang baik, menjadi terlalu agresif dapat membuat pasangan merasa tidak nyaman dan bahkan menjauh.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda ini, penting untuk belajar mengontrol emosi dan memahami batasan dalam hubungan. Hubungan yang sehat adalah hubungan yang didasarkan pada rasa hormat, komunikasi yang baik, dan keseimbangan antara kedekatan dan kemandirian.(jpc)