26 C
Jakarta
Sunday, February 23, 2025

Ciri Utama Sering Ditemukan Pada Orang yang Membutuhkan Kebisingan agar Berkonsentrasi Optimal

Banyak orang merasa lebih mudah berkonsentrasi dalam keheningan, tetapi ada juga yang justru membutuhkan kebisingan untuk bisa fokus. Fenomena ini bukan sekadar preferensi pribadi, melainkan dapat dijelaskan melalui aspek psikologis dan neurologis tertentu.

Beberapa individu cenderung bekerja lebih baik di lingkungan yang bising, seperti kafe atau ruang kerja bersama, karena kebisingan membantu otak mereka tetap terstimulasi.

Dalam dunia psikologi, kebutuhan terhadap kebisingan ini sering dikaitkan dengan faktor seperti kepribadian, cara otak memproses informasi, dan strategi mengatasi stres atau kecemasan.

Artikel ini akan mengulas delapan ciri utama yang sering ditemukan pada orang-orang yang membutuhkan kebisingan untuk dapat berkonsentrasi secara optimal.

Melansir News Reports, Senin (10/2), berbagai penelitian psikologi menunjukkan bahwa individu yang lebih produktif dalam lingkungan bising memiliki pola pikir dan karakteristik tertentu. Simak delapan ciri psikologis mereka yang telah Jawa Pos (grup prokalteng.co) rangkum berikut:

  1. Otak Mereka Membutuhkan Stimulasi Tambahan

Beberapa orang merasa kesulitan fokus dalam keheningan karena otak mereka membutuhkan stimulasi konstan. Keheningan justru membuat pikiran mereka mengembara dan sulit dikendalikan.

Dalam teori psikologi kognitif, kondisi ini terkait dengan optimal level of arousal—yaitu tingkat rangsangan otak yang diperlukan agar seseorang dapat berfungsi secara maksimal.

Bagi mereka yang membutuhkan suara untuk fokus, kebisingan membantu mengarahkan pikiran ke jalur yang benar, sehingga mereka tidak terdistraksi oleh pikiran acak.

  1. Lebih Mudah Fokus dalam Lingkungan dengan Kebisingan Suara Latar

Alih-alih terganggu, beberapa orang justru merasa lebih produktif dalam suasana ramai. Penelitian Mihaly Csikszentmihalyi, seorang psikolog yang mengembangkan konsep flow, menunjukkan bahwa individu mencapai performa terbaik saat berada dalam kondisi yang sedikit menantang, bukan ketika segalanya tenang dan mudah.

Baca Juga :  3 Weton dengan Kehidupan Nyaris Sempurna, Rezeki dan Kesuksesan Mengalir Tanpa Henti

Sebagai contoh, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Consumer Research menemukan bahwa kebisingan moderat dapat meningkatkan pemikiran kreatif. Ini menunjukkan bahwa bagi sebagian orang, lingkungan yang terlalu sepi justru bisa menjadi hambatan bagi produktivitas.

  1. Keheningan Membuat Mereka Cemas

Bagi sebagian orang, keheningan bukanlah ketenangan, melainkan pemicu kecemasan. Dalam suasana yang terlalu sunyi, pikiran mereka cenderung dipenuhi oleh overthinking, keraguan, atau kekhawatiran yang sulit dikendalikan.

Dalam psikologi, ini berkaitan dengan rumination—yakni kecenderungan untuk terus-menerus memikirkan sesuatu secara berulang. Suara latar dapat membantu mengalihkan perhatian dari pikiran yang mengganggu dan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk fokus.

  1. Memiliki Pola Pikir yang Cepat dan Dinamis

Orang yang membutuhkan kebisingan untuk fokus sering kali memiliki pola pikir yang cepat dan dinamis. Mereka mudah berpindah dari satu ide ke ide lainnya dan memerlukan stimulasi eksternal untuk menjaga aliran pemikiran mereka tetap lancar.

Kondisi ini sering terlihat pada individu dengan kecenderungan high sensation seeking, yaitu orang-orang yang secara alami mencari pengalaman yang menantang atau merangsang.

  1. Mereka Lebih Sensitif terhadap Suara

Orang yang membutuhkan kebisingan untuk fokus sebenarnya bukan tidak peduli dengan suara, melainkan justru lebih sensitif terhadapnya. Dalam keheningan, suara kecil seperti detak jam atau langkah kaki bisa terasa mengganggu karena terlalu menonjol.

Baca Juga :  Ciri Orang yang Sering Mem-posting Hubungan Romantis di Medsos, Konon Tidak Bahagia dalam Hubungan

Dengan adanya suara latar, mereka bisa menciptakan lingkungan auditori yang lebih stabil, sehingga suara mendadak tidak mengganggu konsentrasi mereka.

  1. Mereka Menggunakan Kebisingan untuk Menghindari Pikiran Sendiri

Beberapa orang merasa tidak nyaman dengan keheningan karena itu membuat mereka harus menghadapi pikiran mereka sendiri—baik itu kekhawatiran, penyesalan, atau kecemasan.

Dalam kondisi sunyi, pikiran mereka cenderung mengisi ruang kosong dengan berbagai skenario yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, kebisingan menjadi cara mereka untuk mengalihkan perhatian dari hal-hal yang mengganggu.

  1. Mereka Lebih Baik dalam Menyaring Gangguan

Meski tampaknya lebih rentan terhadap gangguan, orang yang terbiasa bekerja dalam kebisingan sebenarnya memiliki keterampilan selektif dalam memperhatikan informasi yang penting dan mengabaikan yang tidak relevan.

Donald Broadbent, seorang psikolog kognitif, menyebut fenomena ini sebagai selective attention, di mana otak terus-menerus memfilter informasi untuk menentukan apa yang perlu diperhatikan.

  1. Mereka Lebih Kreatif

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kebisingan latar dengan tingkat sedang dapat meningkatkan pemikiran kreatif. Ini karena otak dipaksa bekerja lebih keras dalam memproses informasi, yang pada akhirnya mendorong pemikiran abstrak dan inovatif.

Banyak orang melaporkan bahwa ide-ide terbaik mereka muncul saat mendengarkan musik, berada di tempat ramai, atau bahkan saat mendengarkan podcast tanpa sepenuhnya memperhatikan isinya.

Bagi sebagian orang, kebisingan bukanlah gangguan—justru itu adalah alat untuk meningkatkan fokus dan produktivitas. Dengan memahami cara kerja otak mereka, individu yang memerlukan kebisingan untuk fokus dapat lebih mengenali kebutuhannya dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung produktivitas mereka.(jpc)

Banyak orang merasa lebih mudah berkonsentrasi dalam keheningan, tetapi ada juga yang justru membutuhkan kebisingan untuk bisa fokus. Fenomena ini bukan sekadar preferensi pribadi, melainkan dapat dijelaskan melalui aspek psikologis dan neurologis tertentu.

Beberapa individu cenderung bekerja lebih baik di lingkungan yang bising, seperti kafe atau ruang kerja bersama, karena kebisingan membantu otak mereka tetap terstimulasi.

Dalam dunia psikologi, kebutuhan terhadap kebisingan ini sering dikaitkan dengan faktor seperti kepribadian, cara otak memproses informasi, dan strategi mengatasi stres atau kecemasan.

Artikel ini akan mengulas delapan ciri utama yang sering ditemukan pada orang-orang yang membutuhkan kebisingan untuk dapat berkonsentrasi secara optimal.

Melansir News Reports, Senin (10/2), berbagai penelitian psikologi menunjukkan bahwa individu yang lebih produktif dalam lingkungan bising memiliki pola pikir dan karakteristik tertentu. Simak delapan ciri psikologis mereka yang telah Jawa Pos (grup prokalteng.co) rangkum berikut:

  1. Otak Mereka Membutuhkan Stimulasi Tambahan

Beberapa orang merasa kesulitan fokus dalam keheningan karena otak mereka membutuhkan stimulasi konstan. Keheningan justru membuat pikiran mereka mengembara dan sulit dikendalikan.

Dalam teori psikologi kognitif, kondisi ini terkait dengan optimal level of arousal—yaitu tingkat rangsangan otak yang diperlukan agar seseorang dapat berfungsi secara maksimal.

Bagi mereka yang membutuhkan suara untuk fokus, kebisingan membantu mengarahkan pikiran ke jalur yang benar, sehingga mereka tidak terdistraksi oleh pikiran acak.

  1. Lebih Mudah Fokus dalam Lingkungan dengan Kebisingan Suara Latar

Alih-alih terganggu, beberapa orang justru merasa lebih produktif dalam suasana ramai. Penelitian Mihaly Csikszentmihalyi, seorang psikolog yang mengembangkan konsep flow, menunjukkan bahwa individu mencapai performa terbaik saat berada dalam kondisi yang sedikit menantang, bukan ketika segalanya tenang dan mudah.

Baca Juga :  3 Weton dengan Kehidupan Nyaris Sempurna, Rezeki dan Kesuksesan Mengalir Tanpa Henti

Sebagai contoh, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Consumer Research menemukan bahwa kebisingan moderat dapat meningkatkan pemikiran kreatif. Ini menunjukkan bahwa bagi sebagian orang, lingkungan yang terlalu sepi justru bisa menjadi hambatan bagi produktivitas.

  1. Keheningan Membuat Mereka Cemas

Bagi sebagian orang, keheningan bukanlah ketenangan, melainkan pemicu kecemasan. Dalam suasana yang terlalu sunyi, pikiran mereka cenderung dipenuhi oleh overthinking, keraguan, atau kekhawatiran yang sulit dikendalikan.

Dalam psikologi, ini berkaitan dengan rumination—yakni kecenderungan untuk terus-menerus memikirkan sesuatu secara berulang. Suara latar dapat membantu mengalihkan perhatian dari pikiran yang mengganggu dan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk fokus.

  1. Memiliki Pola Pikir yang Cepat dan Dinamis

Orang yang membutuhkan kebisingan untuk fokus sering kali memiliki pola pikir yang cepat dan dinamis. Mereka mudah berpindah dari satu ide ke ide lainnya dan memerlukan stimulasi eksternal untuk menjaga aliran pemikiran mereka tetap lancar.

Kondisi ini sering terlihat pada individu dengan kecenderungan high sensation seeking, yaitu orang-orang yang secara alami mencari pengalaman yang menantang atau merangsang.

  1. Mereka Lebih Sensitif terhadap Suara

Orang yang membutuhkan kebisingan untuk fokus sebenarnya bukan tidak peduli dengan suara, melainkan justru lebih sensitif terhadapnya. Dalam keheningan, suara kecil seperti detak jam atau langkah kaki bisa terasa mengganggu karena terlalu menonjol.

Baca Juga :  Ciri Orang yang Sering Mem-posting Hubungan Romantis di Medsos, Konon Tidak Bahagia dalam Hubungan

Dengan adanya suara latar, mereka bisa menciptakan lingkungan auditori yang lebih stabil, sehingga suara mendadak tidak mengganggu konsentrasi mereka.

  1. Mereka Menggunakan Kebisingan untuk Menghindari Pikiran Sendiri

Beberapa orang merasa tidak nyaman dengan keheningan karena itu membuat mereka harus menghadapi pikiran mereka sendiri—baik itu kekhawatiran, penyesalan, atau kecemasan.

Dalam kondisi sunyi, pikiran mereka cenderung mengisi ruang kosong dengan berbagai skenario yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, kebisingan menjadi cara mereka untuk mengalihkan perhatian dari hal-hal yang mengganggu.

  1. Mereka Lebih Baik dalam Menyaring Gangguan

Meski tampaknya lebih rentan terhadap gangguan, orang yang terbiasa bekerja dalam kebisingan sebenarnya memiliki keterampilan selektif dalam memperhatikan informasi yang penting dan mengabaikan yang tidak relevan.

Donald Broadbent, seorang psikolog kognitif, menyebut fenomena ini sebagai selective attention, di mana otak terus-menerus memfilter informasi untuk menentukan apa yang perlu diperhatikan.

  1. Mereka Lebih Kreatif

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kebisingan latar dengan tingkat sedang dapat meningkatkan pemikiran kreatif. Ini karena otak dipaksa bekerja lebih keras dalam memproses informasi, yang pada akhirnya mendorong pemikiran abstrak dan inovatif.

Banyak orang melaporkan bahwa ide-ide terbaik mereka muncul saat mendengarkan musik, berada di tempat ramai, atau bahkan saat mendengarkan podcast tanpa sepenuhnya memperhatikan isinya.

Bagi sebagian orang, kebisingan bukanlah gangguan—justru itu adalah alat untuk meningkatkan fokus dan produktivitas. Dengan memahami cara kerja otak mereka, individu yang memerlukan kebisingan untuk fokus dapat lebih mengenali kebutuhannya dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung produktivitas mereka.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru