Dalam hubungan sosial, adalah hal yang wajar jika ada orang yang tak cocok dengan kepribadian kita. Namun, hal itu tetap harus dievaluasi.Jika Anda merasa orang-orang terdekat Anda sedikit demi sedikit mulai menjauh, itu berarti ada sesuatu yang salah.
Bisa saja ada sifat Anda yang secara tak sadar membuat orang tak suka dan mulai menjauhi Anda.Menurut psikologi, ada beberapa sifat umum yang membuat Anda dijauhi orang-orang. Mulai dari tak empati, sering asik sendiri, dan cenderung pendiam.
Dikutip dari Hack Spirit, Jumat (9/8), inilah 7 sifat yang perlu Anda evaluasi jika merasa dijauhi orang-orang dalam pergaulan.
- Penggunaan sarkasme yang berlebihan
Psikologi memberi tahu kita bahwa penggunaan sarkasme yang terus-menerus dapat berdampak negatif pada cara orang menilai kita. Bila digunakan secara berlebihan, sarkasme dapat dianggap sebagai sikap pasif-agresif atau bahkan bermaksud jahat.
Hal ini terutama berlaku jika orang yang menerimanya tidak mengenal Anda dengan baik. Menurut penelitian, orang lebih cenderung menganggap sarkasme kronis sebagai tanda rasa tidak aman atau sebagai upaya untuk mendominasi orang lain
- Sering menyela pembicaraan orang lain
Kita semua pernah mengalaminya, bukan? Anda sedang berbagi cerita atau menjelaskan sebuah ide, dan tiba-tiba seseorang memotong pembicaraan Anda. Sungguh menyebalkan, bukan?
Psikologi menunjukkan bahwa menyela pembicaraan orang lain terlalu sering dapat menandakan bahwa Anda tidak benar-benar mendengarkan atau menganggap pikiran Anda sendiri lebih penting.
Hal ini dapat membuat orang merasa tidak dihargai dan diabaikan. Ingat, komunikasi adalah jalan dua arah. Semakin banyak kita mendengarkan, semakin banyak yang kita pelajari.
- Menghindari kontak mata
Jika Anda terus-menerus menunduk menatap ponsel, menatap ke kejauhan, atau tidak menatap mata lawan bicara, hal itu bisa jadi pesan salah yang Anda kirim. Faktanya, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Wolverhampton menemukan bahwa kurangnya kontak mata merupakan salah satu perilaku non-verbal utama yang menimbulkan kesan negatif. Maka dari itu, saat Anda sedang mengobrol, cobalah untuk menjaga kontak mata dalam jumlah yang wajar.
- Menjadi pendiam saat Anda tak bercerita
Kita semua suka berbicara tentang diri kita sendiri, pengalaman kita, pikiran kita. Tidak ada salahnya berbagi, tetapi ada batasan tipis antara berbagi dan mendominasi percakapan.
Bila Anda memonopoli pembicaraan dan tidak memberi kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan pandangan mereka, hal itu dapat dianggap sebagai sikap mementingkan diri sendiri. Itu seperti mengatakan, “Cerita saya adalah satu-satunya yang layak didengarkan.”
Inti dari percakapan yang baik adalah keseimbangan – saling memberi dan menerima. Jadi, lain kali Anda mendapati diri Anda mengambil alih diskusi, berhentilah sejenak dan undang orang lain untuk berbagi pemikiran mereka juga.
- Tidak mengakui emosi orang lain
Ketika orang berbagi emosi, mereka tidak selalu mencari saran atau solusi. Terkadang, mereka hanya butuh seseorang untuk berkata, “Saya mengerti. Kedengarannya sulit sekali.” Dengan mengakui perasaan mereka, kita menunjukkan rasa hormat dan empati, yang dapat sangat membantu dalam membangun hubungan yang lebih kuat.
- Negatif
Jika Anda terus-menerus bersikap negatif, hal itu dapat menguras tenaga bagi orang-orang di sekitar Anda. Keluhan, pandangan pesimis, dan komentar sinis dapat dengan cepat mengubah percakapan yang ringan menjadi suram. Selain itu, hal itu dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman dan cemas.
Psikologi memberi tahu kita bahwa sikap positif itu menular. Begitu pula dengan sikap negatif. Energi yang Anda bawa ke dalam interaksi Anda dapat memengaruhi orang lain dengan cara yang signifikan.
- Kurangnya minat yang tulus terhadap orang lain
Jika Anda tidak menunjukkan minat yang tulus pada orang lain – kisah mereka, perasaan mereka, ide mereka – mereka cenderung merasa tidak dihargai. Mengajukan pertanyaan yang bijaksana, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan menanggapi dengan empati merupakan cara untuk menunjukkan bahwa Anda benar-benar peduli.
Ini bukan soal berpura-pura. Ini soal menyadari bahwa setiap orang yang berinteraksi dengan Anda punya dunia pengalaman dan wawasan yang unik.(jpc)