Dalam kehidupan sehari-hari, empati memainkan peran penting dalam membangun hubungan yang dekat dan saling mendukung.Namun, terkadang kita menyadari bahwa rasa empati kita terhadap orang lain, terutama orang terdekat, mulai menghilang.
Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor emosional yang tidak selalu kita sadari. Dalam artikel ini, kita akan mengupas beberapa faktor utama yang menyebabkan hilangnya rasa empati.
Dengan mengenali penghambat-penghambat ini, kita dapat memahami lebih baik mengapa kita merasa terputus dari orang lain.Dilansir dari laman Huff Post pada Sabtu (5/10), berikut merupakan 4 faktor penyebab hilangnya rasa empati pada orang lain.
- Kemarahan menghalangi empati
Kemarahan adalah faktor utama yang dapat menghalangi kemampuan seseorang untuk merasakan empati, terutama terhadap orang yang paling dekat.
Ketika Anda sedang marah, perasaan itu dapat memblokir kehangatan yang biasanya Anda rasakan terhadap orang lain.
Misalnya, ketika pasangan Anda menghadapi masalah besar, seperti kehilangan pekerjaan atau penurunan jabatan, ia tentu akan merasa sangat cemas, khawatir, dan bahkan menangis.
Namun, saat Anda dipenuhi dengan amarah, bukannya merasa simpati atau empati, Anda justru merasa acuh tak acuh. Anda mungkin malah merasa ingin mengkritik atau menyalahkannya daripada memberikan dukungan.
Kemarahan mengubah perasaan hangat dan peduli menjadi sikap dingin dan menjauh, sehingga mempersulit Anda untuk benar-benar merasakan empati terhadap apa yang sedang dirasakan orang lain.
- Melindungi diri dari rasa sakit bisa
Ketika seseorang terlalu fokus melindungi diri dari rasa sakit emosional, ini juga bisa membuat empati sulit muncul. Misalnya, ketika saudara Anda sedang dalam kesedihan dan menangis, Anda mungkin merasa takut jika terlalu terlibat dengan kesedihannya.
Ada perasaan bahwa jika Anda terlalu dekat dengan emosinya, rasa sakit tersebut bisa “menular” ke diri Anda.
Anda akan berpikir bahwa dengan merasakan empati dan terlibat dalam emosinya, Anda akan ikut terbawa dalam kesedihannya, sehingga secara tidak sadar Anda menjaga jarak untuk melindungi diri.
Akibatnya, alih-alih merasakan empati, Anda memilih untuk menahan diri dari terlibat dalam perasaan orang tersebut. Ini adalah mekanisme perlindungan yang membuat Anda tidak sepenuhnya terhubung secara emosional.
- Ketakutan terhadap kedekatan dan kedalaman pada hubungan
Salah satu alasan lain bahwa seseorang kehilangan empati adalah karena takut terlalu dekat secara emosional dengan orang lain.Keintiman dan kedekatan emosional sering kali disertai dengan risiko terluka atau kehilangan, yang membuat banyak orang merasa takut untuk membuka diri.
Ketika Anda terlalu dekat dengan seseorang, terutama orang yang sangat Anda cintai, ada risiko bahwa Anda akan merasa terluka jika mereka terluka.Karena takut akan kedekatan ini, Anda secara tidak sadar menjauhkan diri dari mereka, dan membuat Anda tidak bisa merespons perasaan mereka dengan empati.
Ini terjadi karena Anda berusaha melindungi diri dari risiko emosional yang datang dengan adanya kedekatan dalam hubungan. Padahal, untuk merasakan empati, diperlukan kerentanan dan keterbukaan terhadap perasaan orang lain.
- Menghindari perasaan yang sama dengan orang lain
Terkadang, seseorang menghindari empati karena tidak ingin mengidentifikasi diri dengan pengalaman atau perasaan orang lain, terutama jika perasaan tersebut terlalu dekat dengan pengalaman pribadi.
Misalnya, jika anak Anda merasa sedih karena tidak diundang ke pesta temannya, Anda mungkin mencoba menenangkan anak Anda dengan mengatakan bahwa hal tersebut tidak masalah.
Namun, sebenarnya, Anda menghindari perasaan ini karena mengingatkan Anda pada pengalaman serupa yang pernah Anda alami di masa lalu.Atau, jika Anda pernah mengalami kebalikan dari situasi tersebut, seperti selalu menjadi anak yang populer, Anda mungkin merasa sulit untuk memahami perasaan anak Anda.
Anda khawatir jika menunjukkan empati, itu akan berarti menerima situasi yang menurut Anda kurang ideal.Ini menunjukkan bagaimana perasaan pribadi Anda dapat menghalangi kemampuan untuk benar-benar merespons perasaan orang lain dengan empati.(jpc)