Perilaku yang sering dilakukan kelas menengah di pesta ternyata tidak selalu disadari, bahkan ada yang cukup mengundang perhatian orang lain. Beberapa perilaku kelas menengah di pesta bisa membuat suasana canggung, terutama ketika melibatkan tindakan oversharing yang terlalu terbuka.
Kebiasaan berbicara panjang lebar tanpa filter sering menjadi perilaku kelas menengah di pesta yang memicu kesalahpahaman. Bahkan, perilaku kelas menengah di pesta yang melibatkan oversharing kadang meninggalkan kesan negatif bagi orang yang baru mengenal kamu.
Dilansir dari geediting.com pada Kamis (4/9), bahwa ada delapan perilaku kelas menengah ke bawah di pesta yang salah satunya oversharing.
Memberikan hadiah atau kontribusi berlebihan
Seringkali individu dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah merasa perlu memberikan kompensasi berlebih saat menghadiri acara sosial.
Mereka cenderung membawa barang-barang mahal atau terus-menerus menawarkan diri untuk menanggung biaya berbagai keperluan acara.
Meskipun niat di balik tindakan ini murni dari rasa keramahan dan kebaikan hati, hal tersebut dapat dipersepsikan sebagai usaha yang terlalu keras untuk mengesankan orang lain.
Tindakan seperti ini juga bisa dianggap sebagai bentuk kompetisi terselubung yang tidak perlu dalam lingkungan sosial.
Kunci utamanya adalah menemukan keseimbangan antara kemurahan hati yang tulus dengan pemahaman bahwa acara sosial seharusnya tentang kebersamaan, bukan ajang unjuk diri.
Menceritakan detail kehidupan pribadi secara berlebihan
Individu dari golongan ekonomi menengah ke bawah sering kali memiliki kecenderungan untuk berbagi informasi personal yang terlalu mendalam kepada orang yang baru dikenal.
Suasana santai dalam acara sosial atau pengaruh minuman dapat membuat seseorang terdorong untuk menceritakan perjuangan hidup, pencapaian, atau masalah keuangan kepada orang asing.
Keterbukaan yang berlebihan ini dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman atau merasa terbebani dengan informasi yang tidak mereka minta.
Penting untuk memahami bahwa tidak semua orang dalam acara tersebut membutuhkan atau menginginkan mendengar cerita personal yang mendalam.
Ada garis tipis antara bersikap autentik dan terbuka dengan memberikan informasi yang berlebihan kepada orang yang belum cukup akrab.
Kurang memahami norma etiket sosial
Aturan etiket dalam acara formal seringkali menjadi tantangan bagi mereka yang jarang terpapar pada lingkungan sosial terstruktur.
Ketidakpahaman tentang tata cara makan formal, seperti penggunaan alat makan yang tepat atau cara mengisi gelas sendiri, dapat menimbulkan kebingungan.
Kesalahan kecil dalam memahami protokol sosial ini terkadang membuat seseorang tampak kurang berpengalaman dalam situasi formal.
Sebenarnya ini bukan tentang tingkat kecanggihan atau budaya seseorang, melainkan lebih kepada tingkat paparan dan pengalaman yang pernah dialami.
Yang terpenting adalah tidak perlu merasa tertekan dengan hal-hal kecil tersebut, dan tidak ada salahnya untuk bertanya jika tidak yakin tentang sesuatu.
Mendominasi pembicaraan dalam kelompok
Dalam upaya untuk terhubung dan memberikan kesan yang baik, seseorang mungkin tanpa sadar mengambil alih jalannya percakapan.
Antusiasme untuk berbagi pengalaman, minat, atau bahkan acara televisi favorit bisa menjadi cara yang baik untuk menjalin ikatan.
Namun, ketika percakapan menjadi satu arah, hal ini dapat terlihat sebagai sikap egois atau ketidaktertarikan terhadap pendapat orang lain.
Penting untuk diingat bahwa percakapan yang sehat harus berjalan dua arah, di mana mendengarkan sama pentingnya dengan berbicara.
Menunjukkan minat genuine terhadap apa yang orang lain katakan tidak hanya membuat mereka merasa dihargai, tetapi juga membantu kita belajar dan memahami perspektif yang berbeda.
Terlalu sadar diri dan cemas berlebihan
Perasaan tidak pada tempatnya sering dialami oleh individu dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah saat menghadiri acara sosial.
Mereka mungkin terus bertanya-tanya apakah mereka mengatakan hal yang tepat, mengenakan pakaian yang sesuai, atau tertawa pada joke yang benar.
Kecemasan yang berlebihan ini dapat terlihat jelas dan terkadang membuat orang lain di sekitar mereka juga merasa tidak nyaman.
Acara sosial seharusnya menjadi momen menyenangkan di mana semua orang bisa bersantai dan menikmati waktu bersama.
Penting untuk diingat bahwa kebanyakan orang lebih fokus pada kesenangan mereka sendiri daripada mengawasi dan menghakimi orang lain.
Meremehkan nilai dan kontribusi diri sendiri
Perasaan tidak layak atau tidak cukup baik sering muncul ketika seseorang merasa berbeda dengan tamu lain dalam acara sosial.
Melihat orang lain dengan pakaian bermerek, mendengar percakapan tentang liburan mewah, atau pekerjaan bergengsi dapat menimbulkan perasaan tidak memadai.
Perasaan meremehkan diri ini membuat seseorang merasa bahwa cerita atau pengalaman mereka tidak cukup menarik atau berharga.
Padahal, setiap orang memiliki kisah unik untuk diceritakan, dan setiap pengalaman, sekecil apa pun, memiliki nilai tersendiri.
Tidak perlu bepergian ke seluruh dunia atau memiliki pekerjaan bergaji tinggi untuk menjadi pribadi yang menarik atau berharga.
Terlalu fokus pada perbedaan dengan orang lain
Dalam acara sosial, ada kecenderungan untuk terlalu memperhatikan perbedaan antara diri sendiri dengan tamu lainnya.
Perhatian berlebih pada merek pakaian, jenis kendaraan, atau cara berbicara orang lain dapat membuat seseorang merasa tidak cocok.
Fokus berlebihan pada perbedaan-perbedaan ini dapat menimbulkan perasaan tidak memiliki tempat atau merasa asing di lingkungan tersebut.
Hal ini bahkan dapat mendorong seseorang untuk bertingkah laku tidak sesuai dengan kepribadian asli mereka dalam upaya untuk menyesuaikan diri.
Sebenarnya perbedaan-perbedaan itulah yang membuat setiap individu unik dan menambah kekayaan dalam interaksi sosial, sehingga seharusnya dirayakan bukan dijadikan beban.
Lupa untuk menikmati momen yang sedang berlangsung
Hal terpenting yang sering terlupakan adalah untuk benar-benar menikmati acara yang sedang dihadiri.
Mudah sekali terjebak dalam dinamika sosial, kekhawatiran tentang penerimaan, atau tekanan untuk memberikan kesan yang baik kepada orang lain.
Namun pada intinya, acara sosial diciptakan untuk kesenangan dan menjalin koneksi antar individu
Jika seseorang menghabiskan seluruh waktu dengan memikirkan bagaimana mereka dipersepsikan oleh orang lain, mereka akan kehilangan kesempatan untuk bersenang-senang dan tertawa.
Melepaskan stres dan menjadi diri sendiri sambil mengingat bahwa semua orang hadir dengan alasan yang sama – untuk bersenang-senang – adalah kunci untuk benar-benar menikmati momen tersebut.(jpc)