30.1 C
Jakarta
Monday, September 8, 2025

Penyebab Cemas Berlebihan dalam Hubungan dan Cara Mengatasinya

Relationship anxiety atau kecemasan dalam hubungan adalah kondisi ketika seseorang merasa diliputi keraguan, rasa takut, atau kekhawatiran berlebihan terkait hubungan yang dijalani.

Orang dengan kondisi ini sering membutuhkan kepastian dari pasangannya, bahkan sampai mengabaikan kebutuhan atau keinginannya sendiri demi menyenangkan pasangan.

Meski para tenaga kesehatan menyadari kondisi ini, relationship anxiety belum tercantum secara resmi dalam pedoman diagnosis gangguan mental DSM-5. Tidak seperti gangguan kecemasan umum atau gangguan panik yang memiliki panduan jelas untuk diagnosis dan pengobatan, kecemasan dalam hubungan masih perlu banyak diteliti lebih lanjut.

Melansir dari Medical News Today, para ahli melihat bahwa relationship anxiety memiliki kemiripan dengan gangguan kecemasan sosial, terutama dalam hal ketakutan akan penolakan.

Bedanya, pada hubungan romantis atau persahabatan, kecemasan ini bisa berkembang menjadi rasa takut berlebihan yang membuat seseorang sulit menikmati atau mempertahankan hubungannya.

Baca Juga :  Pencari Kerja Merapat! Inilah Jenis-jenis Profesi yang Diminati Masyarakat Tahun 2024

Orang dengan relationship anxiety bisa saja memilih mengakhiri hubungan karena diliputi rasa takut, atau tetap bertahan tetapi dengan tingkat kecemasan tinggi. Pada akhirnya, kondisi ini dapat mengganggu kualitas hubungan dan membuat seseorang tidak bisa berfungsi dengan sehat di dalamnya.

Menurut jurnal dari PsycNet, ada tiga gejala utama relationship anxiety:

  1. Mencari Kepastian Berlebihan

Seseorang terus-menerus meminta kepastian tentang cinta atau komitmen pasangannya. Ini bisa terjadi karena adanya ketergantungan pada penilaian dan penerimaan orang lain.

  1. Membungkam Diri Sendiri (Self-silencing)

Orang dengan kecemasan hubungan cenderung tidak mengungkapkan pendapat, perasaan, atau keinginannya, terutama jika berbeda dengan pasangan. Mereka melakukan ini demi menghindari konflik atau penolakan, meski pada akhirnya bisa menurunkan kepuasan hubungan.

  1. Akomodasi Pasangan
Baca Juga :  Sering Dipuji di Masa Kecil, Biasanya Menunjukkan Ciri Kepribadian Ini Ketika Dewasa

Pasangan dari orang yang cemas biasanya ikut beradaptasi dengan cara-cara yang tidak sehat, misalnya selalu menuruti atau memberi kelonggaran berlebihan, yang justru bisa memperkuat siklus kecemasan.

 

Bagaimana Cara Mengelolanya?

Karena belum ada panduan khusus, penanganan relationship anxiety biasanya mengacu pada metode terapi yang digunakan untuk gangguan kecemasan lain. Beberapa pendekatan yang umum digunakan antara lain:

Terapi pasangan (couple therapy)

Terapi perilaku kognitif (CBT)

Psikoterapi berbasis pasangan

Meski belum ada pedoman resmi, berbagai terapi pasangan, konseling, serta pendekatan pengelolaan kecemasan terbukti bermanfaat. Pada kasus yang lebih berat, pengobatan medis juga bisa menjadi pilihan. Yang terpenting, kesadaran akan masalah ini dapat membantu pasangan mencari solusi bersama sehingga hubungan tetap sehat, saling mendukung, dan memuaskan bagi kedua belah pihak.(jpc)

Relationship anxiety atau kecemasan dalam hubungan adalah kondisi ketika seseorang merasa diliputi keraguan, rasa takut, atau kekhawatiran berlebihan terkait hubungan yang dijalani.

Orang dengan kondisi ini sering membutuhkan kepastian dari pasangannya, bahkan sampai mengabaikan kebutuhan atau keinginannya sendiri demi menyenangkan pasangan.

Meski para tenaga kesehatan menyadari kondisi ini, relationship anxiety belum tercantum secara resmi dalam pedoman diagnosis gangguan mental DSM-5. Tidak seperti gangguan kecemasan umum atau gangguan panik yang memiliki panduan jelas untuk diagnosis dan pengobatan, kecemasan dalam hubungan masih perlu banyak diteliti lebih lanjut.

Melansir dari Medical News Today, para ahli melihat bahwa relationship anxiety memiliki kemiripan dengan gangguan kecemasan sosial, terutama dalam hal ketakutan akan penolakan.

Bedanya, pada hubungan romantis atau persahabatan, kecemasan ini bisa berkembang menjadi rasa takut berlebihan yang membuat seseorang sulit menikmati atau mempertahankan hubungannya.

Baca Juga :  Pencari Kerja Merapat! Inilah Jenis-jenis Profesi yang Diminati Masyarakat Tahun 2024

Orang dengan relationship anxiety bisa saja memilih mengakhiri hubungan karena diliputi rasa takut, atau tetap bertahan tetapi dengan tingkat kecemasan tinggi. Pada akhirnya, kondisi ini dapat mengganggu kualitas hubungan dan membuat seseorang tidak bisa berfungsi dengan sehat di dalamnya.

Menurut jurnal dari PsycNet, ada tiga gejala utama relationship anxiety:

  1. Mencari Kepastian Berlebihan

Seseorang terus-menerus meminta kepastian tentang cinta atau komitmen pasangannya. Ini bisa terjadi karena adanya ketergantungan pada penilaian dan penerimaan orang lain.

  1. Membungkam Diri Sendiri (Self-silencing)

Orang dengan kecemasan hubungan cenderung tidak mengungkapkan pendapat, perasaan, atau keinginannya, terutama jika berbeda dengan pasangan. Mereka melakukan ini demi menghindari konflik atau penolakan, meski pada akhirnya bisa menurunkan kepuasan hubungan.

  1. Akomodasi Pasangan
Baca Juga :  Sering Dipuji di Masa Kecil, Biasanya Menunjukkan Ciri Kepribadian Ini Ketika Dewasa

Pasangan dari orang yang cemas biasanya ikut beradaptasi dengan cara-cara yang tidak sehat, misalnya selalu menuruti atau memberi kelonggaran berlebihan, yang justru bisa memperkuat siklus kecemasan.

 

Bagaimana Cara Mengelolanya?

Karena belum ada panduan khusus, penanganan relationship anxiety biasanya mengacu pada metode terapi yang digunakan untuk gangguan kecemasan lain. Beberapa pendekatan yang umum digunakan antara lain:

Terapi pasangan (couple therapy)

Terapi perilaku kognitif (CBT)

Psikoterapi berbasis pasangan

Meski belum ada pedoman resmi, berbagai terapi pasangan, konseling, serta pendekatan pengelolaan kecemasan terbukti bermanfaat. Pada kasus yang lebih berat, pengobatan medis juga bisa menjadi pilihan. Yang terpenting, kesadaran akan masalah ini dapat membantu pasangan mencari solusi bersama sehingga hubungan tetap sehat, saling mendukung, dan memuaskan bagi kedua belah pihak.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru