Pernah merasa bingung saat teman perempuan curhat, lalu malah kesal ketika kamu memberi saran? Jangan buru-buru tersinggung. Bisa jadi, yang ia butuhkan sebenarnya bukan solusi, tapi hanya ingin didengarkan.
Dalam banyak kasus, perempuan memang lebih mencari dukungan emosional ketimbang nasihat. Hal ini bukan soal drama, tapi soal cara kerja emosi dan otak yang berbeda.
- Saat Stres, Perempuan Cenderung Mencari Koneksi
Alih-alih langsung mengambil tindakan, perempuan lebih sering merespons stres dengan cara mencari orang yang bisa diajak bicara. Menurut teori tend-and-befriend dari psikolog Shelley Taylor, perempuan cenderung memperkuat hubungan sosial saat merasa tertekan. Maka, ketika mereka bercerita, yang dibutuhkan adalah empati, bukan ceramah.
- Validasi Emosi Lebih Penting dari Jawaban
Perempuan seringkali merasa lebih lega saat perasaan mereka dimengerti. Jadi, alih-alih langsung menyodorkan solusi, coba katakan, “Aku paham perasaanmu”, atau “Itu pasti berat banget, ya”. Dukungan seperti itu membuat mereka merasa aman dan dihargai. Saran bisa saja tetap diberikan, tapi waktunya harus tepat.
- Bukan Lemah, Tapi Punya Kecerdasan Emosional Tinggi
Fakta menarik: banyak riset menunjukkan bahwa perempuan punya tingkat empati dan emotional intelligence yang lebih tinggi dibanding laki-laki. Itu sebabnya mereka lebih peka terhadap suasana hati dan hubungan antar manusia. Jadi, kebutuhan untuk ‘curhat dulu’ bukan bentuk kelemahan, melainkan cara alami mereka mengolah emosi.
- Efek Dukungan Emosional Jangka Panjangnya Nyata
Bukan cuma bikin hati tenang, dukungan emosional juga terbukti menurunkan risiko depresi, kecemasan, bahkan memperkuat imunitas tubuh. Riset di jurnal Psychiatry dan Health Psychology menegaskan bahwa hubungan sosial yang suportif punya dampak langsung pada kesehatan mental dan fisik perempuan.
- Jadi, Harus Gimana Kalau Ada Perempuan Curhat?
Respons terbaik? Dengarkan dulu sampai tuntas. Jangan potong cerita, jangan buru-buru kasih saran. Beri respons yang menenangkan seperti, “Makasih udah cerita”, atau “Aku di sini kalau kamu butuh teman”. Setelah emosinya lebih stabil, baru kamu bisa menawarkan solusi—dan hanya jika dia memang meminta.
Buat para pasangan, teman, atau saudara: memahami bahwa perempuan lebih butuh telinga daripada lidah bisa jadi kunci hubungan yang lebih harmonis. Kadang, mendengarkan jauh lebih berarti daripada mencari jalan keluar.(jpc)