31.2 C
Jakarta
Saturday, May 3, 2025

Hal yang Perlu Anda Lepaskan Agar Hidup Terasa Damai, Ringan dan Tenang

Terkadang bahagia adalah melepaskan. Bahagia tidak harus soal memiliki, beberapa hal memang patut untuk dipertahankan. Namun ada pula yang sebaiknya kita lepas demi kesehatan mental.

Seringkali kebahagaian itu hadir dari keberanian utnuk melepaskan kebiasaan lama, keyakinan, dan tekanan yang anda ciptakan sendiri.

Melepaskan adalah proses bertahap, tidak mungkin bisa berjalan secara instan. Namun, hasilnya anda bisa memperoleh pikiran yang lebih tenang, hubungan yang lebih sehat, dan ruang batin yang bisa anda peroleh untuk mendapatkan peluang baru.

Jika ada beban lama yang tidak lagi berguna di dalam hidup anda. Sepertinya sudah saatnya untuk berhenti mempertahankannya. Mengutip dari laman ideapod.com, berikut adalah tujuh hal yang perlu anda lepaskan, lengkap dengan cara melakukannya, agar hidup terasa lebih damai, ringan, dan tenang.

Kebutuhan akan validasi dari luar

Semakin anda mengejar validasi eksternal, maka semakin semu kebahagiaan tersebut. Selalu ada like berikutnya yang harus dikejar, semua orang harus terkesan dengan kehidupan anda. Agar anda tidak terus-terusan menangis validitas eksternal adalah:

Lakukan tindakan afirmasi bagi diri sendiri secara sederhana setiap hari. Selanjutnya ketika anda sudah menyelesaikan sesuatu target, berhentilah sejenak dan akui seluruh usaha yang sudah anda buat. Ketiga jauhkan diri anda dari gawai secara sengaja selama satu sampai dua jam setiap hari.

Ketakutan kelebihan teknologi

Doom Scrolling bisa membuat diri anda cemas dan lelah ketika tidak dibatasi secara sadar. Anda bisa menjadwalkan waktu off sosial media entah itu di akhir pekan atau sore hari. Contohnya, anda bisa menjadikan hari Minggu sebagai waktu tanpa perangkat elektronik.

Baca Juga :  Kemampuan Mengatakan "Tidak" Adalah Tanda Harga Diri yang Tinggi dan Kekuatan Emosional

Beban masa lalu

Pengalaman traumatis di masa kecil bisa membayangi kehidupan dewasa. Tapi, semakin sering anda memutar ulang kenangan yang menyakitkan, justru anda semakin terjebak di dalamnya. Hal ini bisa menghalangi anda membangun dinamika baru yang lebih sehat.

Hal pertama yang bisa anda lakukan adalah mengakui bahwa masa lalu tidak harus menentukan masa depan. Saat anda mengizinkan diri sendiri merasakan luka, daripada terus berbohong untuk menguburnya dalam-dalam, anda kemudian bisa menyadari hati agar bisa melangkah dengan lebih ringan. Cara ini bisa anda aktualisasikan dengan menulis jurnal untuk versi diri anda yang lebih muda, memberi dukungan dan pengertian pada mereka. Dengan cara ini, anda bisa memisahkan pengalaman pahit di masa lalu dan realitas di masa kini.

Jika anda bukan tipe orang yang suka menulis, maka anda bisa berbicara dengan terapis atau teman yang terpercaya. Hadapi perasaan itu dan lepaskan perlahan agar tidak lagi membebani anda.

Mengejar kesempurnaan yang tidak realistis

Kenyataannya, mengejar standar mustahil di sosial media hanya membuat anda merasa kurang terus menerus. Perfeksionisme tidak akan membuat anda lebih produktif, justru anda bisa semakin stres.

“Keunggulan diri lahir dari pertumbuhan yang bertahap, bukan dari kesempurnaan sekali jalan”. Jika anda menerapkan prinsip ini maka, anda bisa melihat kesalahan sebagai bagian dari proses dan bukan kegagalan.

Cara yang bisa anda lakukan secara nyata adalah menerima konsep “cukup baik”. Jika anda sedang bekerja, beri diri anda batas waktu, dan ketika waktunya habis, selesaikan dan move on.

Membandingkan diri dengan orang lain

Baca Juga :  Zodiak yang Merasa Canggung Saat Harus Mengatakan “I Love You” Secara Langsung

Salah satu jebakan emosional adalah membandingkan diri. Sering ditemukan perilaku diri kita membanding-bandingkan pekerjaan, rumah, hubungan, bahkan gaya berpakaian.

Terutama pada potongan terbaik hidup orang lain di media sosial. Anda harus menyadari bahwa setiap jalan hidup itu unik, termasuk dinamika keluarga. Semakin anda fokus pada kehidupan diri sendiri, maka semakin sedikit anda peduli dengan kehidupan orang lain.

Anda bisa melatihnya dengan bersyukur, cara ini bisa anda lakukan dengan setiap malam, anda menulis tiga hal yang paling anda syukuri. Kebiasaan ini bisa menggeser fokus anda dari hidup orang lain kepada hal-hal berharga yang sudah anda jalani hari ini.

Dendam dan kebencian

Dendam akan mengikat diri anda ke dalam emosi negatif. Kemarahan tidak akan menyembuhkan luka. Hal ini justru membuat anda sulit untuk melangkah. Menyimpan dendam bisa meningkatkan hormon stres. Cara agar anda bisa melepaskannya adalah:

Saat amarah muncul, berhenti sejenak dan cobalah melihat dari sudut pandang orang lain tanpa memperhatikan perilaku buruk mereka. Jika anda sulit melepaskannya, tulislah surat untuk diri sendiri, tentang ekspresi perasaan dan niat anda untuk memaafkan diri sendiri.

Keyakinan bahwa anda harus mengatasi semuanya sendiri

Salah satu penghalang kebahagiaan adalah pikiran bahwa kita harus mandiri di dalam segala hal. Sadari bahwa anda adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan disaat berada di dalam kondisi lemah. Kekuatan sejati justru bisa datang dari kebersamaan.

Cara untuk melepaskannya adalah dengan mengidentifikasi satu hal di dalam hidup anda, di mana anda cenderung ingin mengurus semuanya sendiri. Kemudian, bagikan itu dengan orang lain.(jpc)

Terkadang bahagia adalah melepaskan. Bahagia tidak harus soal memiliki, beberapa hal memang patut untuk dipertahankan. Namun ada pula yang sebaiknya kita lepas demi kesehatan mental.

Seringkali kebahagaian itu hadir dari keberanian utnuk melepaskan kebiasaan lama, keyakinan, dan tekanan yang anda ciptakan sendiri.

Melepaskan adalah proses bertahap, tidak mungkin bisa berjalan secara instan. Namun, hasilnya anda bisa memperoleh pikiran yang lebih tenang, hubungan yang lebih sehat, dan ruang batin yang bisa anda peroleh untuk mendapatkan peluang baru.

Jika ada beban lama yang tidak lagi berguna di dalam hidup anda. Sepertinya sudah saatnya untuk berhenti mempertahankannya. Mengutip dari laman ideapod.com, berikut adalah tujuh hal yang perlu anda lepaskan, lengkap dengan cara melakukannya, agar hidup terasa lebih damai, ringan, dan tenang.

Kebutuhan akan validasi dari luar

Semakin anda mengejar validasi eksternal, maka semakin semu kebahagiaan tersebut. Selalu ada like berikutnya yang harus dikejar, semua orang harus terkesan dengan kehidupan anda. Agar anda tidak terus-terusan menangis validitas eksternal adalah:

Lakukan tindakan afirmasi bagi diri sendiri secara sederhana setiap hari. Selanjutnya ketika anda sudah menyelesaikan sesuatu target, berhentilah sejenak dan akui seluruh usaha yang sudah anda buat. Ketiga jauhkan diri anda dari gawai secara sengaja selama satu sampai dua jam setiap hari.

Ketakutan kelebihan teknologi

Doom Scrolling bisa membuat diri anda cemas dan lelah ketika tidak dibatasi secara sadar. Anda bisa menjadwalkan waktu off sosial media entah itu di akhir pekan atau sore hari. Contohnya, anda bisa menjadikan hari Minggu sebagai waktu tanpa perangkat elektronik.

Baca Juga :  Kemampuan Mengatakan "Tidak" Adalah Tanda Harga Diri yang Tinggi dan Kekuatan Emosional

Beban masa lalu

Pengalaman traumatis di masa kecil bisa membayangi kehidupan dewasa. Tapi, semakin sering anda memutar ulang kenangan yang menyakitkan, justru anda semakin terjebak di dalamnya. Hal ini bisa menghalangi anda membangun dinamika baru yang lebih sehat.

Hal pertama yang bisa anda lakukan adalah mengakui bahwa masa lalu tidak harus menentukan masa depan. Saat anda mengizinkan diri sendiri merasakan luka, daripada terus berbohong untuk menguburnya dalam-dalam, anda kemudian bisa menyadari hati agar bisa melangkah dengan lebih ringan. Cara ini bisa anda aktualisasikan dengan menulis jurnal untuk versi diri anda yang lebih muda, memberi dukungan dan pengertian pada mereka. Dengan cara ini, anda bisa memisahkan pengalaman pahit di masa lalu dan realitas di masa kini.

Jika anda bukan tipe orang yang suka menulis, maka anda bisa berbicara dengan terapis atau teman yang terpercaya. Hadapi perasaan itu dan lepaskan perlahan agar tidak lagi membebani anda.

Mengejar kesempurnaan yang tidak realistis

Kenyataannya, mengejar standar mustahil di sosial media hanya membuat anda merasa kurang terus menerus. Perfeksionisme tidak akan membuat anda lebih produktif, justru anda bisa semakin stres.

“Keunggulan diri lahir dari pertumbuhan yang bertahap, bukan dari kesempurnaan sekali jalan”. Jika anda menerapkan prinsip ini maka, anda bisa melihat kesalahan sebagai bagian dari proses dan bukan kegagalan.

Cara yang bisa anda lakukan secara nyata adalah menerima konsep “cukup baik”. Jika anda sedang bekerja, beri diri anda batas waktu, dan ketika waktunya habis, selesaikan dan move on.

Membandingkan diri dengan orang lain

Baca Juga :  Zodiak yang Merasa Canggung Saat Harus Mengatakan “I Love You” Secara Langsung

Salah satu jebakan emosional adalah membandingkan diri. Sering ditemukan perilaku diri kita membanding-bandingkan pekerjaan, rumah, hubungan, bahkan gaya berpakaian.

Terutama pada potongan terbaik hidup orang lain di media sosial. Anda harus menyadari bahwa setiap jalan hidup itu unik, termasuk dinamika keluarga. Semakin anda fokus pada kehidupan diri sendiri, maka semakin sedikit anda peduli dengan kehidupan orang lain.

Anda bisa melatihnya dengan bersyukur, cara ini bisa anda lakukan dengan setiap malam, anda menulis tiga hal yang paling anda syukuri. Kebiasaan ini bisa menggeser fokus anda dari hidup orang lain kepada hal-hal berharga yang sudah anda jalani hari ini.

Dendam dan kebencian

Dendam akan mengikat diri anda ke dalam emosi negatif. Kemarahan tidak akan menyembuhkan luka. Hal ini justru membuat anda sulit untuk melangkah. Menyimpan dendam bisa meningkatkan hormon stres. Cara agar anda bisa melepaskannya adalah:

Saat amarah muncul, berhenti sejenak dan cobalah melihat dari sudut pandang orang lain tanpa memperhatikan perilaku buruk mereka. Jika anda sulit melepaskannya, tulislah surat untuk diri sendiri, tentang ekspresi perasaan dan niat anda untuk memaafkan diri sendiri.

Keyakinan bahwa anda harus mengatasi semuanya sendiri

Salah satu penghalang kebahagiaan adalah pikiran bahwa kita harus mandiri di dalam segala hal. Sadari bahwa anda adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan disaat berada di dalam kondisi lemah. Kekuatan sejati justru bisa datang dari kebersamaan.

Cara untuk melepaskannya adalah dengan mengidentifikasi satu hal di dalam hidup anda, di mana anda cenderung ingin mengurus semuanya sendiri. Kemudian, bagikan itu dengan orang lain.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/