26.7 C
Jakarta
Tuesday, September 17, 2024

Inilah Ciri yang Dimiliki Orang-Orang yang Terus Menerus Membicarakan Dirinya Sendiri

Dalam interaksi sehari-hari, kita pasti pernah bertemu dengan orang yang terus-menerus membicarakan diri mereka sendiri. Meski sering kali dianggap sebagai perilaku yang menjengkelkan atau egois, orang-orang ini sebenarnya memiliki ciri-ciri tertentu yang mendasari kebiasaan tersebut.

Dilansir dari The Expert Editor, inilah 6 ciri yang biasanya dimiliki oleh orang-orang yang terus-menerus membicarakan dirinya sendiri. Memahami ciri-ciri ini bisa membantu kita melihat perilaku mereka dari perspektif yang lebih empatik dan memahami alasan di balik tindakan mereka.

  1. Sifat egois

Orang yang terus-menerus bicara tentang diri mereka sendiri cenderung sangat memikirkan diri sendiri. Mereka menganggap diri mereka sebagai pusat dari segala sesuatu dan mengharapkan orang lain untuk memberi perhatian pada mereka.

Ini tidak selalu berarti bahwa mereka tidak peduli dengan orang lain, tetapi lebih karena mereka sangat fokus pada diri mereka sendiri.Psikolog menyatakan bahwa ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti merasa sangat penting atau menggunakan itu sebagai cara untuk melindungi diri dari ketidakamanan yang lebih dalam.

  1. Mahir dalam bercerita

Orang-orang seperti ini cenderung pandai bercerita tentang dirinya sendiri. Di setiap acara, mereka selalu menjadi pusat perhatian dengan menceritakan petualangan terbarunya, pencapaian, dan pengalamannya kepada semua orang.

Baca Juga :  10 Ciri Anda Seorang Introvert dan Intelek yang Jenius Menurut Psikologi

Awalnya, ceritanya menghibur dan penuh semangat. Tetapi seiring waktu, bamyak orang mulai menyadari bahwa setiap percakapan selalu berputar kembali pada dirinya sendiri.

Orang yang seperti ini seringkali mahir dalam bercerita tentang hidup mereka sendiri dan menarik perhatian orang dengan karisma dan cerita menarik yang mereka miliki.

  1. Merasa insecure

Meskipun mereka mungkin terlihat percaya diri dan selalu memamerkan kehidupan dan prestasi mereka, kenyataannya mereka sedang bergulat dengan rasa insecure mereka sendiri.

Seseorang yang terus-menerus berbicara tentang diri mereka sendiri secara berlebihan cenderung untuk menyembunyikan kerentanan mereka.

Dengan demikian, mereka mencoba mengisi kekosongan dalam diri mereka dengan kata-kata dan cerita tentang kehidupan mereka sebagai cara untuk mencari validasi dan jaminan bahwa mereka berharga.

  1. Mencari hubungan dan koneksi drngan orang lain

Berbicara tentang diri sendiri dapat menjadi cara bagi mereka untuk mencari kesamaan dan koneksi dengan orang lain.

Ketika seseorang berbagi tentang dirinya sendiri, mereka memberi orang lain kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang kehidupan, pengalaman, dan pandangan dunia mereka.

Ini merupakan upaya untuk membangun hubungan yang lebih dalam dan bermakna dengan orang lain. Perilaku ini berasal dari keinginan yang mendalam untuk diterima dan merasa dianggap dalam lingkungan sosial.

  1. Merasa kesepian
Baca Juga :  Perempuan Diam-Diam Tidak Pede dengan Penampilannya Biasanya Menampilkan Perilaku Tertentu

Meskipun mereka terlihat seperti mencari perhatian atau egois, sebenarnya mereka sedang mencari teman dan pengertian. Mereka berharap dengan berbicara tentang diri mereka sendiri, ada seseorang yang mau mendengarkan dan memahami mereka.

Kesepian bisa muncul dalam berbagai bentuk, dan salah satunya adalah dengan banyak berbicara tentang diri sendiri.

Ini mengingatkan kita untuk lebih berempati dan mendengarkan orang-orang seperti ini dengan hati yang terbuka, karena pada dasarnya, semua orang hanya ingin merasa dimengerti dan terhubung dengan orang lain.

  1. Mereka didorong oleh dopamin

Dopamin adalah zat kimia dalam otak yang memberikan perasaan kenikmatan dan kepuasan, dan juga berperan dalam memotivasi untuk mendapatkan hadiah atau reward.

Ketika seseorang berbicara tentang diri sendiri, hal itu dapat membutt mereka merasa dihargai dan otak akan melepaskan dopamin, yang membuat mereka merasa baik dan bahagia.

Selain mencari validasi atau koneksi, mereka juga mencari sensasi positif yang dihasilkan oleh dopamin. Ini menunjukkan betapa kompleksnya hubungan antara kimia otak dan perilaku sosial kita.(jpc)

Dalam interaksi sehari-hari, kita pasti pernah bertemu dengan orang yang terus-menerus membicarakan diri mereka sendiri. Meski sering kali dianggap sebagai perilaku yang menjengkelkan atau egois, orang-orang ini sebenarnya memiliki ciri-ciri tertentu yang mendasari kebiasaan tersebut.

Dilansir dari The Expert Editor, inilah 6 ciri yang biasanya dimiliki oleh orang-orang yang terus-menerus membicarakan dirinya sendiri. Memahami ciri-ciri ini bisa membantu kita melihat perilaku mereka dari perspektif yang lebih empatik dan memahami alasan di balik tindakan mereka.

  1. Sifat egois

Orang yang terus-menerus bicara tentang diri mereka sendiri cenderung sangat memikirkan diri sendiri. Mereka menganggap diri mereka sebagai pusat dari segala sesuatu dan mengharapkan orang lain untuk memberi perhatian pada mereka.

Ini tidak selalu berarti bahwa mereka tidak peduli dengan orang lain, tetapi lebih karena mereka sangat fokus pada diri mereka sendiri.Psikolog menyatakan bahwa ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti merasa sangat penting atau menggunakan itu sebagai cara untuk melindungi diri dari ketidakamanan yang lebih dalam.

  1. Mahir dalam bercerita

Orang-orang seperti ini cenderung pandai bercerita tentang dirinya sendiri. Di setiap acara, mereka selalu menjadi pusat perhatian dengan menceritakan petualangan terbarunya, pencapaian, dan pengalamannya kepada semua orang.

Baca Juga :  10 Ciri Anda Seorang Introvert dan Intelek yang Jenius Menurut Psikologi

Awalnya, ceritanya menghibur dan penuh semangat. Tetapi seiring waktu, bamyak orang mulai menyadari bahwa setiap percakapan selalu berputar kembali pada dirinya sendiri.

Orang yang seperti ini seringkali mahir dalam bercerita tentang hidup mereka sendiri dan menarik perhatian orang dengan karisma dan cerita menarik yang mereka miliki.

  1. Merasa insecure

Meskipun mereka mungkin terlihat percaya diri dan selalu memamerkan kehidupan dan prestasi mereka, kenyataannya mereka sedang bergulat dengan rasa insecure mereka sendiri.

Seseorang yang terus-menerus berbicara tentang diri mereka sendiri secara berlebihan cenderung untuk menyembunyikan kerentanan mereka.

Dengan demikian, mereka mencoba mengisi kekosongan dalam diri mereka dengan kata-kata dan cerita tentang kehidupan mereka sebagai cara untuk mencari validasi dan jaminan bahwa mereka berharga.

  1. Mencari hubungan dan koneksi drngan orang lain

Berbicara tentang diri sendiri dapat menjadi cara bagi mereka untuk mencari kesamaan dan koneksi dengan orang lain.

Ketika seseorang berbagi tentang dirinya sendiri, mereka memberi orang lain kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang kehidupan, pengalaman, dan pandangan dunia mereka.

Ini merupakan upaya untuk membangun hubungan yang lebih dalam dan bermakna dengan orang lain. Perilaku ini berasal dari keinginan yang mendalam untuk diterima dan merasa dianggap dalam lingkungan sosial.

  1. Merasa kesepian
Baca Juga :  Perempuan Diam-Diam Tidak Pede dengan Penampilannya Biasanya Menampilkan Perilaku Tertentu

Meskipun mereka terlihat seperti mencari perhatian atau egois, sebenarnya mereka sedang mencari teman dan pengertian. Mereka berharap dengan berbicara tentang diri mereka sendiri, ada seseorang yang mau mendengarkan dan memahami mereka.

Kesepian bisa muncul dalam berbagai bentuk, dan salah satunya adalah dengan banyak berbicara tentang diri sendiri.

Ini mengingatkan kita untuk lebih berempati dan mendengarkan orang-orang seperti ini dengan hati yang terbuka, karena pada dasarnya, semua orang hanya ingin merasa dimengerti dan terhubung dengan orang lain.

  1. Mereka didorong oleh dopamin

Dopamin adalah zat kimia dalam otak yang memberikan perasaan kenikmatan dan kepuasan, dan juga berperan dalam memotivasi untuk mendapatkan hadiah atau reward.

Ketika seseorang berbicara tentang diri sendiri, hal itu dapat membutt mereka merasa dihargai dan otak akan melepaskan dopamin, yang membuat mereka merasa baik dan bahagia.

Selain mencari validasi atau koneksi, mereka juga mencari sensasi positif yang dihasilkan oleh dopamin. Ini menunjukkan betapa kompleksnya hubungan antara kimia otak dan perilaku sosial kita.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru