26.7 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

Janji Beri Masukan dan Ajarkan Bahasa

MEMORI Yu Hyun-koo langsung menuju musim 2001
begitu mendengar nama Shin Tae-yong. Dia merupakan pemain muda klub asal Korea
Selatan (Korsel), Pohang Steeler. Usianya saat itu baru 18 tahun.

Di Pohang Steeler itulah dia mengenal sosok
Shin Tae-yong. Saat itu Shin Tae-yong yang sudah berusia 32 tahun bermain untuk
Seongnam Ilhwa Chunma FC. Saat kedua tim bentrok, Yu Hyun-koo tahu betul Shin
Tae-yong adalah sosok yang luar biasa. ’’Dia (Shin Tae-yong) pemain hebat.
Bukan hanya di klub, tapi juga timnas. Semua orang Korsel tahu dia,’’ kata
Hyun-koo saat dihubungi Jawa Pos.

Hyun-koo pun senang dengan penunjukan Shin
Tae-yong sebagai pelatih timnas. Bukan karena mereka rekan senegara. Tapi, Hyun-koo
memang melihat pelatih 50 tahun itu punya potensi untuk membangkitkan performa
timnas. ’’Tapi, jangan langsung berpikir Piala Dunia. Harus pelan-pelan.
Pertama, mungkin targetnya di Asia dulu,’’ jelas pemain Semen Padang itu.

Baca Juga :  Tidak Tertekan, Malah Bersemangat

Dia yakin Shin Tae-yong membawa gaya sepak bola
Korsel ke Indonesia. Menurut dia, ada beberapa perbedaan antara sepak bola
Korsel dan Indonesia. Salah satunya selera pelatih. ’’Di Korsel, pelatih lebih
suka pemain dengan mental yang kuat. Itu yang utama. Kalau mental bagus, pasti
bisa masuk timnas. Skill itu opsi kedua,’’ kata pemain 36 tahun tersebut.

Hal itulah yang diyakini dilakukan Shin
Tae-yong. Menurut dia, mental yang bagus memang sangat penting agar pemain bisa
menghadapi tekanan di lapangan. ’’Juga tekanan di luar lapangan seperti kritik
dari media sosial. Kalau mental pemain tidak kuat, bagaimana mereka bisa masuk
lapangan?’’ jelas mantan pemain Sriwijaya FC itu.

Baca Juga :  Vinales Masih Sampai 2022

Hyun-koo pun siap membantu Shin Tae-yong. Bukan
untuk masuk jajaran pelatih. Tapi, dia ingin memberikan masukan tentang sepak
bola Indonesia. Kebetulan, dari empat pemain Korsel yang bermain di Liga 1
musim 2019, Hyun-koo adalah yang paling senior. Dia bermain di Indonesia sejak
musim 2010. ’’Saya akan bicara jujur bagaimana kondisi sepak bola di Indonesia,’’
jelasnya.

Rencananya, dia menghubungi Shin Tae-yong dalam
waktu dekat. Selain memberikan masukan, dia ingin mengajarkan bahasa Indonesia
kepada Shin Tae-yong. ’’Karena faktor bahasa penting untuk komunikasi dan
memimpin tim,’’ ujarnya. (gus/c19/bas)

MEMORI Yu Hyun-koo langsung menuju musim 2001
begitu mendengar nama Shin Tae-yong. Dia merupakan pemain muda klub asal Korea
Selatan (Korsel), Pohang Steeler. Usianya saat itu baru 18 tahun.

Di Pohang Steeler itulah dia mengenal sosok
Shin Tae-yong. Saat itu Shin Tae-yong yang sudah berusia 32 tahun bermain untuk
Seongnam Ilhwa Chunma FC. Saat kedua tim bentrok, Yu Hyun-koo tahu betul Shin
Tae-yong adalah sosok yang luar biasa. ’’Dia (Shin Tae-yong) pemain hebat.
Bukan hanya di klub, tapi juga timnas. Semua orang Korsel tahu dia,’’ kata
Hyun-koo saat dihubungi Jawa Pos.

Hyun-koo pun senang dengan penunjukan Shin
Tae-yong sebagai pelatih timnas. Bukan karena mereka rekan senegara. Tapi, Hyun-koo
memang melihat pelatih 50 tahun itu punya potensi untuk membangkitkan performa
timnas. ’’Tapi, jangan langsung berpikir Piala Dunia. Harus pelan-pelan.
Pertama, mungkin targetnya di Asia dulu,’’ jelas pemain Semen Padang itu.

Baca Juga :  Tidak Tertekan, Malah Bersemangat

Dia yakin Shin Tae-yong membawa gaya sepak bola
Korsel ke Indonesia. Menurut dia, ada beberapa perbedaan antara sepak bola
Korsel dan Indonesia. Salah satunya selera pelatih. ’’Di Korsel, pelatih lebih
suka pemain dengan mental yang kuat. Itu yang utama. Kalau mental bagus, pasti
bisa masuk timnas. Skill itu opsi kedua,’’ kata pemain 36 tahun tersebut.

Hal itulah yang diyakini dilakukan Shin
Tae-yong. Menurut dia, mental yang bagus memang sangat penting agar pemain bisa
menghadapi tekanan di lapangan. ’’Juga tekanan di luar lapangan seperti kritik
dari media sosial. Kalau mental pemain tidak kuat, bagaimana mereka bisa masuk
lapangan?’’ jelas mantan pemain Sriwijaya FC itu.

Baca Juga :  Vinales Masih Sampai 2022

Hyun-koo pun siap membantu Shin Tae-yong. Bukan
untuk masuk jajaran pelatih. Tapi, dia ingin memberikan masukan tentang sepak
bola Indonesia. Kebetulan, dari empat pemain Korsel yang bermain di Liga 1
musim 2019, Hyun-koo adalah yang paling senior. Dia bermain di Indonesia sejak
musim 2010. ’’Saya akan bicara jujur bagaimana kondisi sepak bola di Indonesia,’’
jelasnya.

Rencananya, dia menghubungi Shin Tae-yong dalam
waktu dekat. Selain memberikan masukan, dia ingin mengajarkan bahasa Indonesia
kepada Shin Tae-yong. ’’Karena faktor bahasa penting untuk komunikasi dan
memimpin tim,’’ ujarnya. (gus/c19/bas)

Terpopuler

Artikel Terbaru