26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Tinggal Butuh Jam Terbang Saja

JAKARTA–
Pekan pertama PBSI Home Tournament berakhir sangat memuaskan. Para pemain
senang akhirnya menjalani pertandingan kompetitif lagi setelah tiga bulan
libur. Fans terhibur oleh aksi pemain-pemain favorit mereka. Sedangkan tim
pelatih ganda putra bahagia melihat betapa bagusnya penampilan anak didiknya.
Terutama para pemain pelapis.

Ya, dalam
turnamen yang berlangsung sejak Rabu lalu itu, pasangan Fajar Alfian/Yeremia
Erich Yoche Yacob Rambitan sukses menjadi juara. Pada partai terakhir kemarin,
mereka mengalahkan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Moh. Reza Pahlevi Isfahani dengan
skor 21-18, 21-18.

Penampilan
mereka nyaris perfect. Selalu menang dalam lima pertandingan dan hanya
kehilangan satu game. Fajar menyebut, dalam turnamen berhadiah total Rp 100
juta per sektor itu, mereka hanya menikmati pertandingan. Berusaha tidak
terbebani. ’’Tidak menyangka bisa jadi juara,’’ kata Fajar setelah laga di
Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, kemarin. 

Yeremia juga
sejak awal tidak percaya mereka bisa memuncaki klasemen dan bertahan hingga
akhir. Pada hari pertama, dia masih gugup. Namun, setelah dua kemenangan,
kepercayaan dirinya makin tumbuh. Permainannya semakin solid sejak hari kedua
hingga kemarin. 

Baca Juga :  Jadwal Liga Champions Malam Ini: Lokomotiv Vs Bayern, Marseille Vs Ma

 

Pemain 20
tahun itu juga mengapresiasi Fajar yang memberikan banyak saran di lapangan.
’’Komunikasi kami jalan terus. Dia (Fajar, Red) banyak memberi bimbingan dan
ingatkan saya supaya jangan hilang fokus,’’ ungkap Yeremia. ’’Salah satu kunci
kemenangan kami adalah kami saling percaya sama pasangan,’’ tambah pemain
binaan PB Exist itu.

Pada awal
turnamen, tidak ada yang menyangka Fajar/Yere bakal juara. Secara individu,
mereka memang bukan pemain terbaik yang dimiliki pelatnas. Namun, sebagai
pasangan, ternyata mereka sangat klop. Bisa saling cover. Kelihaian Fajar di
depan net diimbangi dengan defense tangguh dan smes tajam Yeremia. Klop sekali.
Konsisten pula. Itu paling terlihat ketika mereka menghajar Kevin/Reza straight
games kemarin.

Pelatih
ganda putra Herry Iman Pierngadi menjadi orang yang paling happy kemarin. Dari
turnamen kemarin, dia melihat beberapa pemain lapis kedua yang potensial. Nomor
satu, tentu Yeremia.

’’Sejak awal
dia (Yeremia) konsisten,’’ puji Herry IP, sapaannya. ’’Selain itu, juga ada
Reza dan Daniel (Marthin) yang penampilannya stabil. Mereka bisa kompak satu
sama lain dengan pasangannya,’’ kata Herry.

Baca Juga :  GP Austria Berpotensi Jadi Race Pembuka

Pria
berjuluk Coach Naga Api itu menilai Fajar/Yeremia sangat cocok. Mereka bisa
saling menggantikan posisi, baik di depan maupun belakang. Sebenarnya pemain
lain juga hampir sama. Yang membedakan adalah konsistensi dari hari ke hari.

Herry
menjelaskan, saat pertandingan pertama, semua bagus. Menuju pertandingan kedua
hingga akhir, mulai terjadi penurunan.

’’Kualitasnya
terlihat dari daya tahan otot. Hari kedua (beberapa pemain) ada penurunan,’’
jelas Herry. ’’Pemain muda ini istilahnya sudah low bat (kehabisan baterai,
Red), jadi memengaruhi nggak cuma fisik, tetapi juga cara berpikir mereka.
Sudah tidak konsentrasi lagi,’’ tuturnya. Hal itu, lanjut dia, yang harus
dipoles lagi.

Di sisi
lain, Herry mengatakan bahwa para pemain pelapis tersebut sebetulnya memiliki
kualitas yang tidak jauh berbeda dengan pemain utama. ’’Sudah cukup bagus.
Artinya perbandingan dengan senior hanya sedikit. Hampir mendekati. Mungkin
perlu ditambah saja jam bertandingnya,’’ ucapnya. 

JAKARTA–
Pekan pertama PBSI Home Tournament berakhir sangat memuaskan. Para pemain
senang akhirnya menjalani pertandingan kompetitif lagi setelah tiga bulan
libur. Fans terhibur oleh aksi pemain-pemain favorit mereka. Sedangkan tim
pelatih ganda putra bahagia melihat betapa bagusnya penampilan anak didiknya.
Terutama para pemain pelapis.

Ya, dalam
turnamen yang berlangsung sejak Rabu lalu itu, pasangan Fajar Alfian/Yeremia
Erich Yoche Yacob Rambitan sukses menjadi juara. Pada partai terakhir kemarin,
mereka mengalahkan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Moh. Reza Pahlevi Isfahani dengan
skor 21-18, 21-18.

Penampilan
mereka nyaris perfect. Selalu menang dalam lima pertandingan dan hanya
kehilangan satu game. Fajar menyebut, dalam turnamen berhadiah total Rp 100
juta per sektor itu, mereka hanya menikmati pertandingan. Berusaha tidak
terbebani. ’’Tidak menyangka bisa jadi juara,’’ kata Fajar setelah laga di
Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, kemarin. 

Yeremia juga
sejak awal tidak percaya mereka bisa memuncaki klasemen dan bertahan hingga
akhir. Pada hari pertama, dia masih gugup. Namun, setelah dua kemenangan,
kepercayaan dirinya makin tumbuh. Permainannya semakin solid sejak hari kedua
hingga kemarin. 

Baca Juga :  Jadwal Liga Champions Malam Ini: Lokomotiv Vs Bayern, Marseille Vs Ma

 

Pemain 20
tahun itu juga mengapresiasi Fajar yang memberikan banyak saran di lapangan.
’’Komunikasi kami jalan terus. Dia (Fajar, Red) banyak memberi bimbingan dan
ingatkan saya supaya jangan hilang fokus,’’ ungkap Yeremia. ’’Salah satu kunci
kemenangan kami adalah kami saling percaya sama pasangan,’’ tambah pemain
binaan PB Exist itu.

Pada awal
turnamen, tidak ada yang menyangka Fajar/Yere bakal juara. Secara individu,
mereka memang bukan pemain terbaik yang dimiliki pelatnas. Namun, sebagai
pasangan, ternyata mereka sangat klop. Bisa saling cover. Kelihaian Fajar di
depan net diimbangi dengan defense tangguh dan smes tajam Yeremia. Klop sekali.
Konsisten pula. Itu paling terlihat ketika mereka menghajar Kevin/Reza straight
games kemarin.

Pelatih
ganda putra Herry Iman Pierngadi menjadi orang yang paling happy kemarin. Dari
turnamen kemarin, dia melihat beberapa pemain lapis kedua yang potensial. Nomor
satu, tentu Yeremia.

’’Sejak awal
dia (Yeremia) konsisten,’’ puji Herry IP, sapaannya. ’’Selain itu, juga ada
Reza dan Daniel (Marthin) yang penampilannya stabil. Mereka bisa kompak satu
sama lain dengan pasangannya,’’ kata Herry.

Baca Juga :  GP Austria Berpotensi Jadi Race Pembuka

Pria
berjuluk Coach Naga Api itu menilai Fajar/Yeremia sangat cocok. Mereka bisa
saling menggantikan posisi, baik di depan maupun belakang. Sebenarnya pemain
lain juga hampir sama. Yang membedakan adalah konsistensi dari hari ke hari.

Herry
menjelaskan, saat pertandingan pertama, semua bagus. Menuju pertandingan kedua
hingga akhir, mulai terjadi penurunan.

’’Kualitasnya
terlihat dari daya tahan otot. Hari kedua (beberapa pemain) ada penurunan,’’
jelas Herry. ’’Pemain muda ini istilahnya sudah low bat (kehabisan baterai,
Red), jadi memengaruhi nggak cuma fisik, tetapi juga cara berpikir mereka.
Sudah tidak konsentrasi lagi,’’ tuturnya. Hal itu, lanjut dia, yang harus
dipoles lagi.

Di sisi
lain, Herry mengatakan bahwa para pemain pelapis tersebut sebetulnya memiliki
kualitas yang tidak jauh berbeda dengan pemain utama. ’’Sudah cukup bagus.
Artinya perbandingan dengan senior hanya sedikit. Hampir mendekati. Mungkin
perlu ditambah saja jam bertandingnya,’’ ucapnya. 

Terpopuler

Artikel Terbaru