25.6 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Warning untuk LIB ! Hentikan Sepak Bola Jika Langgar Protokol

BELUM juga dimulai,
lanjutan kompetisi Liga 1 musim 2020 lagi-lagi terancam keberlangsungannya.
Kali ini, giliran Pemda Daerah Istimewa (DI) Jogjakarta yang memberikan warning
keras kepada operator kompetisi PT LIB. Warning diberikan setelah adanya
peningkatan kasus di dua daerah di Jogjakarta, yakni Sleman dan Bantul.

Tentu itu wajib jadi perhatian. Sebab, dua
daerah tersebut jadi kandang banyak klub Liga 1. Stadion Maguwoharjo, Sleman,
misalnya, jadi kandang PSS Sleman, Barito Putera, Persiraja Banda Aceh, dan
Borneo FC.Sedangkan Stadion Sultan Agung, Bantul, jadi kandang Persija Jakarta,
PSM Makassar, dan Bali United.

Jika kasus persebaran korona tak kunjung
mereda, tentu izin pertandingan akan sulit keluar. Direktur Utama LIB Akhmad
Hadian Lukita menyadari hal tersebut. Dia menyebut pihaknya akan terus
melakukan komunikasi.

Terutama kepada Pemda Jogjakarta agar
pembukaan lanjutan Liga 1 pada 1 Oktober mendatang di Stadion Maguwoharjo,
antara PSS melawan Persebaya Surabaya, bisa digelar sesuai rencana.

’’Kami saat ini masih terus berkomunikasi,’’
ucapnya.

Malah, Lukita mengatakan bahwa pihaknya
berencana langsung berangkat ke Jogjakarta. Akan langsung menemui jajaran pemda
untuk menjelaskan secara detail mengenai protokol kesehatan dan jaminan bahwa
kompetisi Liga 1 tidak akan jadi klaster baru untuk Sleman ataupun Bantul.
’’Dalam waktu dekat kami akan ke Jogja,’’ katanya singkat.

Baca Juga :  City Rusak Pesta Juara Liverpool

Sementara itu, Sekda DI Jogjakarta Kadarmanta
Baskara Aji menyatakan, pihaknya saat ini memang sedang memberikan atensi
tinggi pada penyelenggaraan olahraga di Jogjakarta. Setidaknya, ada tiga event
yang akan digelar dalam waktu dekat. Pemda memberikan sejumlah syarat yang
harus ditaati oleh pihak penyelenggara jika ingin izin dari pemda keluar.

Syarat yang paling utama adalah menjalankan
protokol kesehatan dengan benar. Aji menegaskan tidak ingin di Jogjakarta
muncul klaster baru yang disebabkan oleh event olahraga. Baik itu Liga 1 maupun
event yang lainnya.

’’Prinsipnya kami izinkan, tetapi tetap tanpa
penonton. Jadi, kami perbolehkan asalkan tanpa penonton,’’ tegasnya.

Syarat lainnya, pihak-pihak yang akan datang
ke Jogjakarta diharap tidak bersamaan. Artinya, harus ada jadwal yang pasti
agar tidak ada penumpukan orang dalam event tersebut. ’’Datang sesuai jadwal
akan main. Sehingga tidak berkerumun di Jogjakarta,’’ lanjutnya.

Selain itu, Pemda Jogjakarta sendiri akan
melakukan pengawasan ketat. Khususnya untuk aplikasi protokol kesehatan event
olahraga yang ada. Pihaknya tidak ingin kecolongan jika ada pelanggaran yang
dilakukan penyelenggara terkait protokol kesehatan.

Baca Juga :  Arteta : Tidak Ada Kepanikan

Pemda akan ikut mengatur kedatangan para
peserta event olahraga tersebut. Salah satunya mengatur angkutan transportasi
yang datang ke Jogjakarta dari para peserta.

’’Tidak boleh berdesak-desakan. Pokoknya
semua yang terlibat harus dilakukan swab test secara berkala. Kalau ada
kerumunan, nanti tidak kami izinkan,’’ ucapnya.

Soal adanya penonton yang nekat, pihaknya
tidak mau tahu. Aji menuturkan, Pemda Jogjakarta akan menyerahkan tanggung
jawab tersebut kepada penyelenggara.

Artinya, pemda akan memberikan sanksi tegas
kepada penyelenggara jika diketahui masih ada suporter yang nekat datang ke
Jogjakarta. ’’Suporter nekat masuk yang jelas panitia akan terkena sanksi
pertama,’’ paparnya.

Jika sanksi masih tidak ampuh, pihaknya tidak
segan menghentikan penyelenggaraan. Bahkan pertandingan yang dimulai. Sebab,
Pemda DI Jogjakarta tidak mau ada klaster baru di Jogjakarta yang berasal dari
event olahraga.

’’Kalau melanggar ketentuan yang disepakati,
ya kami hentikan secara mendadak. Urusan dia dengan kontingennya dan
panitianya,’’ terangnya.

BELUM juga dimulai,
lanjutan kompetisi Liga 1 musim 2020 lagi-lagi terancam keberlangsungannya.
Kali ini, giliran Pemda Daerah Istimewa (DI) Jogjakarta yang memberikan warning
keras kepada operator kompetisi PT LIB. Warning diberikan setelah adanya
peningkatan kasus di dua daerah di Jogjakarta, yakni Sleman dan Bantul.

Tentu itu wajib jadi perhatian. Sebab, dua
daerah tersebut jadi kandang banyak klub Liga 1. Stadion Maguwoharjo, Sleman,
misalnya, jadi kandang PSS Sleman, Barito Putera, Persiraja Banda Aceh, dan
Borneo FC.Sedangkan Stadion Sultan Agung, Bantul, jadi kandang Persija Jakarta,
PSM Makassar, dan Bali United.

Jika kasus persebaran korona tak kunjung
mereda, tentu izin pertandingan akan sulit keluar. Direktur Utama LIB Akhmad
Hadian Lukita menyadari hal tersebut. Dia menyebut pihaknya akan terus
melakukan komunikasi.

Terutama kepada Pemda Jogjakarta agar
pembukaan lanjutan Liga 1 pada 1 Oktober mendatang di Stadion Maguwoharjo,
antara PSS melawan Persebaya Surabaya, bisa digelar sesuai rencana.

’’Kami saat ini masih terus berkomunikasi,’’
ucapnya.

Malah, Lukita mengatakan bahwa pihaknya
berencana langsung berangkat ke Jogjakarta. Akan langsung menemui jajaran pemda
untuk menjelaskan secara detail mengenai protokol kesehatan dan jaminan bahwa
kompetisi Liga 1 tidak akan jadi klaster baru untuk Sleman ataupun Bantul.
’’Dalam waktu dekat kami akan ke Jogja,’’ katanya singkat.

Baca Juga :  City Rusak Pesta Juara Liverpool

Sementara itu, Sekda DI Jogjakarta Kadarmanta
Baskara Aji menyatakan, pihaknya saat ini memang sedang memberikan atensi
tinggi pada penyelenggaraan olahraga di Jogjakarta. Setidaknya, ada tiga event
yang akan digelar dalam waktu dekat. Pemda memberikan sejumlah syarat yang
harus ditaati oleh pihak penyelenggara jika ingin izin dari pemda keluar.

Syarat yang paling utama adalah menjalankan
protokol kesehatan dengan benar. Aji menegaskan tidak ingin di Jogjakarta
muncul klaster baru yang disebabkan oleh event olahraga. Baik itu Liga 1 maupun
event yang lainnya.

’’Prinsipnya kami izinkan, tetapi tetap tanpa
penonton. Jadi, kami perbolehkan asalkan tanpa penonton,’’ tegasnya.

Syarat lainnya, pihak-pihak yang akan datang
ke Jogjakarta diharap tidak bersamaan. Artinya, harus ada jadwal yang pasti
agar tidak ada penumpukan orang dalam event tersebut. ’’Datang sesuai jadwal
akan main. Sehingga tidak berkerumun di Jogjakarta,’’ lanjutnya.

Selain itu, Pemda Jogjakarta sendiri akan
melakukan pengawasan ketat. Khususnya untuk aplikasi protokol kesehatan event
olahraga yang ada. Pihaknya tidak ingin kecolongan jika ada pelanggaran yang
dilakukan penyelenggara terkait protokol kesehatan.

Baca Juga :  Arteta : Tidak Ada Kepanikan

Pemda akan ikut mengatur kedatangan para
peserta event olahraga tersebut. Salah satunya mengatur angkutan transportasi
yang datang ke Jogjakarta dari para peserta.

’’Tidak boleh berdesak-desakan. Pokoknya
semua yang terlibat harus dilakukan swab test secara berkala. Kalau ada
kerumunan, nanti tidak kami izinkan,’’ ucapnya.

Soal adanya penonton yang nekat, pihaknya
tidak mau tahu. Aji menuturkan, Pemda Jogjakarta akan menyerahkan tanggung
jawab tersebut kepada penyelenggara.

Artinya, pemda akan memberikan sanksi tegas
kepada penyelenggara jika diketahui masih ada suporter yang nekat datang ke
Jogjakarta. ’’Suporter nekat masuk yang jelas panitia akan terkena sanksi
pertama,’’ paparnya.

Jika sanksi masih tidak ampuh, pihaknya tidak
segan menghentikan penyelenggaraan. Bahkan pertandingan yang dimulai. Sebab,
Pemda DI Jogjakarta tidak mau ada klaster baru di Jogjakarta yang berasal dari
event olahraga.

’’Kalau melanggar ketentuan yang disepakati,
ya kami hentikan secara mendadak. Urusan dia dengan kontingennya dan
panitianya,’’ terangnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru