32.7 C
Jakarta
Wednesday, April 9, 2025

Prisca Widiawati, Meniti Karier di Dunia Olahraga dan Meninggalkan Jejak Emas di Atas Trek Lari

Prisca Widiawati, seorang ibu dan dosen yang berdedikasi, tidak hanya menunjukkan kepiawaiannya dalam dunia akademis, tetapi juga sebagai pelatih olahraga rekreasional yang dinamis.

Meski menjalankan peran ganda sebagai ibu dan dosen, Prisca tetap menemukan waktu untuk menghabiskan momen berharga bersama buah hatinya yang berusia 2,5 tahun.

Meskipun sibuk dengan pekerjaan sebagai dosen dan pelatih, Prisca tetap menjaga semangat olahraganya. Setiap hari, dia meluangkan waktu untuk membacakan buku untuk anaknya sebelum tidur. “Setidaknya 30 menit sebelum tidur saya luangkan untuk membaca buku bersama,” ungkapnya dilansir dari Radar Malang.

Ini adalah momen berharga yang tidak hanya memperkaya khazanah budaya anak, tetapi juga membangun ikatan emosional yang kuat.

Prisca, alumni Universitas Negeri Jakarta (UNJ), memiliki latar belakang sebagai atlet bola basket dan meraih prestasi sejak SMA. Setelah meraih medali perak dalam liga kampus tingkat nasional, Prisca beralih menjadi pelatih atlet pelajar di Jakarta.

Kini, dia menggabungkan kecintaannya pada olahraga dengan tanggung jawabnya sebagai dosen di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Malang (UM). Selain itu, Prisca aktif sebagai pelatih olahraga rekreasional, khususnya dalam lari, kebugaran, dan conditioning.

Baca Juga :  Diego Michiels Bertahan di Borneo FC Hingga 2023

Keputusan untuk menjadi seorang ibu bukanlah hal yang diputuskan begitu saja. Prisca dan suaminya, yang juga aktif di dunia olahraga, mempersiapkan diri selama dua tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk memiliki momongan setelah menikah pada 2018. Meski jadwal Prisca yang padat, kehadiran anak menjadi berkah yang memperkaya hidupnya.

Prisca bukan hanya seorang dosen dan ibu yang berdedikasi; dia juga telah mencapai prestasi tinggi sebagai pelatih. Bergabung dengan Gantarvelocity membuka pintu bagi Prisca untuk menjadi pelatih olahraga rekreasional, memberikan pelatihan mulai dari kelompok hingga sesi privat. Dalam seminggu, Prisca melatih kliennya minimal dua kali, bahkan mengadakan sesi pelatihan bagi klien yang berada di luar negeri.

Di sisi lain Kota Malang, Darwati, seorang ibu berusia 50 tahun, menunjukkan semangat luar biasa dengan tetap aktif mengikuti event lari. Meski menghadapi beberapa tantangan kesehatan, seperti flu, batuk, dan meriang, Darwati tetap memutuskan untuk berpartisipasi dalam Iswahjudi Air Force 2023 di Magetan pada 17 Desember lalu.

Baca Juga :  Bungkam Newcastle, City Naik Peringkat Kelima

Keputusan Darwati untuk tetap berlari, meskipun kondisinya kurang fit menjadi bukti bahwa semangat dan dedikasi bisa mengatasi segala rintangan. Dengan keinginan untuk menyelesaikan perlombaan dan mengincar hadiah untuk basecamp lari dan jalan cepat di rumahnya, Darwati berhasil meraih posisi pertama dari 35 peserta veteran dan peringkat ke-27 dari seluruh peserta perempuan.

Darwati bersama suaminya, Hisyam Al Uwaini, memiliki mimpi untuk mencetak atlet berbakat di cabang olahraga jalan cepat dan lari. Mereka tidak hanya mengabdikan diri untuk membantu atlet-atlet di tempatnya, tetapi juga membangun fasilitas olahraga mandiri, termasuk lintasan lari dan jalan cepat, gym, dan mess. Dedikasi mereka membuahkan hasil dengan munculnya atlet berprestasi di tingkat nasional.

Kisah inspiratif dari Prisca Widiawati dan Darwati menunjukkan bahwa menjadi seorang ibu tidak menghalangi seseorang untuk mengejar passion dan meraih prestasi. Semangat olahraga dan komitmen terhadap anak-anak adalah kunci utama keberhasilan keduanya. Kisah ini memberikan motivasi bagi para pembaca untuk menjalani hidup dengan semangat, dedikasi, dan cinta.(jpc)

Prisca Widiawati, seorang ibu dan dosen yang berdedikasi, tidak hanya menunjukkan kepiawaiannya dalam dunia akademis, tetapi juga sebagai pelatih olahraga rekreasional yang dinamis.

Meski menjalankan peran ganda sebagai ibu dan dosen, Prisca tetap menemukan waktu untuk menghabiskan momen berharga bersama buah hatinya yang berusia 2,5 tahun.

Meskipun sibuk dengan pekerjaan sebagai dosen dan pelatih, Prisca tetap menjaga semangat olahraganya. Setiap hari, dia meluangkan waktu untuk membacakan buku untuk anaknya sebelum tidur. “Setidaknya 30 menit sebelum tidur saya luangkan untuk membaca buku bersama,” ungkapnya dilansir dari Radar Malang.

Ini adalah momen berharga yang tidak hanya memperkaya khazanah budaya anak, tetapi juga membangun ikatan emosional yang kuat.

Prisca, alumni Universitas Negeri Jakarta (UNJ), memiliki latar belakang sebagai atlet bola basket dan meraih prestasi sejak SMA. Setelah meraih medali perak dalam liga kampus tingkat nasional, Prisca beralih menjadi pelatih atlet pelajar di Jakarta.

Kini, dia menggabungkan kecintaannya pada olahraga dengan tanggung jawabnya sebagai dosen di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Malang (UM). Selain itu, Prisca aktif sebagai pelatih olahraga rekreasional, khususnya dalam lari, kebugaran, dan conditioning.

Baca Juga :  Diego Michiels Bertahan di Borneo FC Hingga 2023

Keputusan untuk menjadi seorang ibu bukanlah hal yang diputuskan begitu saja. Prisca dan suaminya, yang juga aktif di dunia olahraga, mempersiapkan diri selama dua tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk memiliki momongan setelah menikah pada 2018. Meski jadwal Prisca yang padat, kehadiran anak menjadi berkah yang memperkaya hidupnya.

Prisca bukan hanya seorang dosen dan ibu yang berdedikasi; dia juga telah mencapai prestasi tinggi sebagai pelatih. Bergabung dengan Gantarvelocity membuka pintu bagi Prisca untuk menjadi pelatih olahraga rekreasional, memberikan pelatihan mulai dari kelompok hingga sesi privat. Dalam seminggu, Prisca melatih kliennya minimal dua kali, bahkan mengadakan sesi pelatihan bagi klien yang berada di luar negeri.

Di sisi lain Kota Malang, Darwati, seorang ibu berusia 50 tahun, menunjukkan semangat luar biasa dengan tetap aktif mengikuti event lari. Meski menghadapi beberapa tantangan kesehatan, seperti flu, batuk, dan meriang, Darwati tetap memutuskan untuk berpartisipasi dalam Iswahjudi Air Force 2023 di Magetan pada 17 Desember lalu.

Baca Juga :  Bungkam Newcastle, City Naik Peringkat Kelima

Keputusan Darwati untuk tetap berlari, meskipun kondisinya kurang fit menjadi bukti bahwa semangat dan dedikasi bisa mengatasi segala rintangan. Dengan keinginan untuk menyelesaikan perlombaan dan mengincar hadiah untuk basecamp lari dan jalan cepat di rumahnya, Darwati berhasil meraih posisi pertama dari 35 peserta veteran dan peringkat ke-27 dari seluruh peserta perempuan.

Darwati bersama suaminya, Hisyam Al Uwaini, memiliki mimpi untuk mencetak atlet berbakat di cabang olahraga jalan cepat dan lari. Mereka tidak hanya mengabdikan diri untuk membantu atlet-atlet di tempatnya, tetapi juga membangun fasilitas olahraga mandiri, termasuk lintasan lari dan jalan cepat, gym, dan mess. Dedikasi mereka membuahkan hasil dengan munculnya atlet berprestasi di tingkat nasional.

Kisah inspiratif dari Prisca Widiawati dan Darwati menunjukkan bahwa menjadi seorang ibu tidak menghalangi seseorang untuk mengejar passion dan meraih prestasi. Semangat olahraga dan komitmen terhadap anak-anak adalah kunci utama keberhasilan keduanya. Kisah ini memberikan motivasi bagi para pembaca untuk menjalani hidup dengan semangat, dedikasi, dan cinta.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru