33.2 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

TETAP PRODUKTIF

BAGAIMANA jadinya jika
sebuah tim minim striker? Jika pertanyaan itu diberikan kepada Jerman dan
Belanda, mereka tidak akan cemas. Sebab, lini kedua mereka produktif. Itu
terlihat selama kualifikasi Euro 2020.

Salah satu buktinya
tersaji pada matchday pemungkas kualifikasi Rabu (20/11) dini hari. Saat Jerman
menang 6-1 atas Irlandia Utara, tidak ada gol yang disumbangkan si nomor 9.
Padahal, Timo Werner ada di line-up. Sebagai gantinya, der trainer Joachim Loew
menempatkan wide attacker Serge Gnabry sebagai false nine.

Hasilnya? Pemain Bayern
Muenchen tersebut mencetak hat-trick. Eks pemain Arsenal itu pun menjadi top
scorer Die Mannschaft sepanjang kualifikasi dengan torehan delapan gol. Total,
dari 13 caps bersama Jerman, pemain 24 tahun itu mencetak 13 gol alias 1 gol
per pertandingan. Hanya Gerd Mueller yang bisa melakukannya 50 tahun lalu.

Baca Juga :  Peduli Pembangunan Olahraga di Bumi Tambun Bungai

Trigol Gnabry kemarin
adalah yang kedua bersama Jerman. Hat-trick pertama tercipta pada debut melawan
San Marino (11/11/2016) di kualifikasi Piala Dunia 2018. Bulan lalu dia juga
tampil menghebohkan dengan mencetak quat-trick ketika Bayern menang 7-2 atas
Tottenham Hotspur pada matchday kedua fase grup Liga Champions (2/10). Lebih
jauh, dari 30 gol Jerman selama kualifikasi, 25 gol atau 83 persen berasal dari
pemain nonstriker. Bahkan, Werner hanya mendapat “jatah” dua gol.

“Rekor gol Gnabry
sangat fenomenal dan saya akan terkejut jika Jerman tidak melaju jauh (di Euro
2020, Red),” papar pelatih Irlandia Utara Michael O’Neill kepada Daily Mail. “Selain
itu, jadi misteri bagi saya karena klub-klub Inggris gagal mendapatkan
kontribusi maksimal darinya (Gnabry, Red),” lanjutnya merujuk pada kegagalan
Gnabry ketika berkostum Arsenal (2012–2016) dan dipinjamkan ke West Bromwich
Albion (2015–2016).

Baca Juga :  Puncaki Top Skor di Tengah ‘Pesta’ Gol Bunuh Diri

Selama empat musim
berkarir di Inggris, Gnabry hanya tampil dalam empat laga tanpa gol. Belanda
setali tiga uang. Produktivitas lini kedua mereka memang tidak setinggi Jerman,
tapi tetap saja mendominasi. Dari 24 gol Der Oranje selama kualifikasi, 15 gol
merupakan sumbangsih lini kedua.

Jika Gnabry moncer di Jerman, Belanda punya
Georginio Wijnaldum. Gelandang Liverpool itu melesakkan delapan gol dan
menjadikannya top scorer Belanda selama kualifikasi. Dia juga mencetak tiga gol
saat Belanda menang lima gol tanpa balas melawan Estonia, Rabu (20/11). Pemain
29 tahun itu menjadi gelandang pertama Belanda yang mencetak tiga gol setelah
Johan Neeskens pada 1972. Semakin memorable bagi Gini-sapaan Wijnaldum-karena
dia menjadi kapten pada laga tersebut menggantikan bek tengah Virgil van Dijk.
(jpc)

BAGAIMANA jadinya jika
sebuah tim minim striker? Jika pertanyaan itu diberikan kepada Jerman dan
Belanda, mereka tidak akan cemas. Sebab, lini kedua mereka produktif. Itu
terlihat selama kualifikasi Euro 2020.

Salah satu buktinya
tersaji pada matchday pemungkas kualifikasi Rabu (20/11) dini hari. Saat Jerman
menang 6-1 atas Irlandia Utara, tidak ada gol yang disumbangkan si nomor 9.
Padahal, Timo Werner ada di line-up. Sebagai gantinya, der trainer Joachim Loew
menempatkan wide attacker Serge Gnabry sebagai false nine.

Hasilnya? Pemain Bayern
Muenchen tersebut mencetak hat-trick. Eks pemain Arsenal itu pun menjadi top
scorer Die Mannschaft sepanjang kualifikasi dengan torehan delapan gol. Total,
dari 13 caps bersama Jerman, pemain 24 tahun itu mencetak 13 gol alias 1 gol
per pertandingan. Hanya Gerd Mueller yang bisa melakukannya 50 tahun lalu.

Baca Juga :  Peduli Pembangunan Olahraga di Bumi Tambun Bungai

Trigol Gnabry kemarin
adalah yang kedua bersama Jerman. Hat-trick pertama tercipta pada debut melawan
San Marino (11/11/2016) di kualifikasi Piala Dunia 2018. Bulan lalu dia juga
tampil menghebohkan dengan mencetak quat-trick ketika Bayern menang 7-2 atas
Tottenham Hotspur pada matchday kedua fase grup Liga Champions (2/10). Lebih
jauh, dari 30 gol Jerman selama kualifikasi, 25 gol atau 83 persen berasal dari
pemain nonstriker. Bahkan, Werner hanya mendapat “jatah” dua gol.

“Rekor gol Gnabry
sangat fenomenal dan saya akan terkejut jika Jerman tidak melaju jauh (di Euro
2020, Red),” papar pelatih Irlandia Utara Michael O’Neill kepada Daily Mail. “Selain
itu, jadi misteri bagi saya karena klub-klub Inggris gagal mendapatkan
kontribusi maksimal darinya (Gnabry, Red),” lanjutnya merujuk pada kegagalan
Gnabry ketika berkostum Arsenal (2012–2016) dan dipinjamkan ke West Bromwich
Albion (2015–2016).

Baca Juga :  Puncaki Top Skor di Tengah ‘Pesta’ Gol Bunuh Diri

Selama empat musim
berkarir di Inggris, Gnabry hanya tampil dalam empat laga tanpa gol. Belanda
setali tiga uang. Produktivitas lini kedua mereka memang tidak setinggi Jerman,
tapi tetap saja mendominasi. Dari 24 gol Der Oranje selama kualifikasi, 15 gol
merupakan sumbangsih lini kedua.

Jika Gnabry moncer di Jerman, Belanda punya
Georginio Wijnaldum. Gelandang Liverpool itu melesakkan delapan gol dan
menjadikannya top scorer Belanda selama kualifikasi. Dia juga mencetak tiga gol
saat Belanda menang lima gol tanpa balas melawan Estonia, Rabu (20/11). Pemain
29 tahun itu menjadi gelandang pertama Belanda yang mencetak tiga gol setelah
Johan Neeskens pada 1972. Semakin memorable bagi Gini-sapaan Wijnaldum-karena
dia menjadi kapten pada laga tersebut menggantikan bek tengah Virgil van Dijk.
(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru