28 C
Jakarta
Sunday, November 23, 2025

WAYAHE COACH! Eduardo Perez Resmi Dipecat usai Persebaya Ditahan Imbang Arema FC

Persebaya Surabaya akhirnya mengambil keputusan tegas yang langsung menggemparkan Bonek dan pecinta sepak bola nasional.

Manajemen resmi memecat Eduardo Perez hanya beberapa jam setelah laga panas kontra Arema FC berakhir imbang 1-1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (22/11/2025) sore.

Pengumuman itu terasa mengejutkan karena dirilis saat atmosfer pertandingan masih hangat dibicarakan publik.Keputusan tersebut juga menegaskan keseriusan Persebaya Surabaya mencari arah baru setelah performa tim dianggap belum sepenuhnya stabil.

Dalam pernyataannya, manajemen menulis: “Persebaya hari ini (22/11) memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan Coach Eduardo Perez. Terima kasih atas kerja sama selama enam bulan terakhir.”

Kutipan itu menjadi penanda akhir perjalanan pelatih asal Spanyol tersebut setelah separuh musim memimpin Green Force.

Persebaya Surabaya menegaskan proses pergantian pelatih bukan langkah mendadak, melainkan sudah melalui pertimbangan matang.

Manajemen juga memberikan sinyal kuat mengenai era baru yang akan segera dimulai di kursi kepelatihan.

Electronic money exchangers listing

Kabar itu disusul penjelasan tambahan dari pihak klub yang menyatakan: “Perihal pelatih pengganti, Persebaya telah mencapai kesepakatan jangka panjang. Namun, Persebaya akan bersikap profesional menunggu tuntasnya segala urusan legalitas.”

Pernyataan ini langsung memantik rasa penasaran publik soal siapa sosok yang akan datang.Situasi tersebut menjadi pusat perhatian suporter karena Persebaya Surabaya kini tertahan di posisi kedelapan klasemen sementara Super League 2025/2026 dengan 16 poin.

Kondisi ini membuat kebutuhan akan perubahan strategi dan pendekatan permainan menjadi semakin mendesak.

Baca Juga :  Laga Panas! Persebaya vs Arema, Pihak Keamanan Berikan Izin Kehadiran 30.000 Penonton di GBT

Pertandingan sebelumnya melawan Arema FC menjadi sorotan karena memperlihatkan dinamika besar yang dialami Persebaya Surabaya. Duel itu berlangsung ketat, emosional, dan penuh tensi sejak awal hingga akhir laga.

Persebaya Surabaya mengawali babak kedua dengan langsung menggempur lini pertahanan Arema. Peluang terbaik datang dari tendangan bebas Dejan Tumbas pada menit ke-54, namun bola melebar tipis dari gawang Lucas Frigeri.

Sayangnya, petaka justru hadir sembilan menit kemudian ketika Dime Dimov melakukan antisipasi keliru dan membuat gol bunuh diri. Arema memimpin 0-1 dan suasana Stadion GBT seketika berubah penuh tekanan.

Dua menit berselang, situasi berubah total setelah wasit Rio Permana mengeluarkan kartu kuning kedua untuk Matheus Blade.

Keunggulan jumlah pemain dimanfaatkan Eduardo Perez dengan memasukkan Rizky Dwi untuk memperkuat daya gedor.

Strategi itu membuahkan hasil cepat saat Bruno Moreira mencetak gol penyeimbang pada menit ke-73. Sontakannya ke tiang jauh tak mampu dibendung Lucas Frigeri dan langsung menggugah semangat seluruh stadion.

Persebaya Surabaya terus menekan di menit-menit akhir dan nyaris membalikkan keadaan pada menit ke-89.Kemelut terjadi tepat di depan gawang Arema, tetapi tak ada pemain yang berhasil menyambar bola menjadi gol.

Arema pun hampir mencuri kemenangan ketika Ian Puleillo mengeksekusi peluang berbahaya di menit 90+3. Bola melebar tipis dari gawang Ernando Ari dan membuat jantung para penonton berdegup kencang.

Setelah pertandingan yang intens itu, skor 1-1 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan. Hasil tersebut ternyata menjadi laga terakhir Eduardo Perez sebagai pelatih kepala Persebaya Surabaya.

Baca Juga :  Open 2025 Hari Ini, Ginting Hadapi Popov hingga Duel Saudara di Ganda Campuran

Manajemen tampaknya tidak ingin menunda perubahan lebih lama karena kompetisi masih panjang dan persaingan semakin ketat. Mereka bergerak cepat merapikan rencana baru agar momentum tim tidak kembali terbuang.

Bagi pemain, situasi ini menjadi tantangan karena mereka harus menjaga fokus sambil menunggu kedatangan pelatih baru. Perubahan di ruang ganti diyakini membawa suasana dan pendekatan taktik yang berbeda.

Selama enam bulan, Perez dikenal membawa ciri permainan agresif tetapi masih sering kehilangan konsistensi. Beberapa laga berjalan meyakinkan, namun beberapa momen penting justru dilewatkan tanpa hasil maksimal.

Manajemen tampaknya ingin menghindari risiko stagnasi jika tren tersebut dibiarkan berlanjut. Mereka memilih menata ulang fondasi tim dan mendatangkan sosok yang dianggap dapat memberi perubahan signifikan.

Keputusan pemecatan ini sekaligus menjadi sinyal kuat Persebaya Surabaya menargetkan peningkatan performa di sisa musim. Klub ingin kembali bersaing di papan atas dan menghadirkan permainan yang menggugah antusiasme Bonek.

Kini perhatian publik sepenuhnya tertuju pada siapa pelatih baru yang sudah diklaim sepakat secara jangka panjang.

Identitasnya belum diumumkan, namun ekspektasi suporter sudah sangat tinggi karena ini dianggap tonggak penting perjalanan musim.

Persebaya Surabaya berada pada momen penentu arah tim dan langkah ini menunjukkan keseriusan mereka dalam berbenah. Suporter kini menunggu kehadiran pelatih anyar yang diharapkan mampu membawa Green Force kembali menggigit dan tampil kompetitif. (jpc)

Persebaya Surabaya akhirnya mengambil keputusan tegas yang langsung menggemparkan Bonek dan pecinta sepak bola nasional.

Manajemen resmi memecat Eduardo Perez hanya beberapa jam setelah laga panas kontra Arema FC berakhir imbang 1-1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (22/11/2025) sore.

Pengumuman itu terasa mengejutkan karena dirilis saat atmosfer pertandingan masih hangat dibicarakan publik.Keputusan tersebut juga menegaskan keseriusan Persebaya Surabaya mencari arah baru setelah performa tim dianggap belum sepenuhnya stabil.

Electronic money exchangers listing

Dalam pernyataannya, manajemen menulis: “Persebaya hari ini (22/11) memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan Coach Eduardo Perez. Terima kasih atas kerja sama selama enam bulan terakhir.”

Kutipan itu menjadi penanda akhir perjalanan pelatih asal Spanyol tersebut setelah separuh musim memimpin Green Force.

Persebaya Surabaya menegaskan proses pergantian pelatih bukan langkah mendadak, melainkan sudah melalui pertimbangan matang.

Manajemen juga memberikan sinyal kuat mengenai era baru yang akan segera dimulai di kursi kepelatihan.

Kabar itu disusul penjelasan tambahan dari pihak klub yang menyatakan: “Perihal pelatih pengganti, Persebaya telah mencapai kesepakatan jangka panjang. Namun, Persebaya akan bersikap profesional menunggu tuntasnya segala urusan legalitas.”

Pernyataan ini langsung memantik rasa penasaran publik soal siapa sosok yang akan datang.Situasi tersebut menjadi pusat perhatian suporter karena Persebaya Surabaya kini tertahan di posisi kedelapan klasemen sementara Super League 2025/2026 dengan 16 poin.

Kondisi ini membuat kebutuhan akan perubahan strategi dan pendekatan permainan menjadi semakin mendesak.

Baca Juga :  Laga Panas! Persebaya vs Arema, Pihak Keamanan Berikan Izin Kehadiran 30.000 Penonton di GBT

Pertandingan sebelumnya melawan Arema FC menjadi sorotan karena memperlihatkan dinamika besar yang dialami Persebaya Surabaya. Duel itu berlangsung ketat, emosional, dan penuh tensi sejak awal hingga akhir laga.

Persebaya Surabaya mengawali babak kedua dengan langsung menggempur lini pertahanan Arema. Peluang terbaik datang dari tendangan bebas Dejan Tumbas pada menit ke-54, namun bola melebar tipis dari gawang Lucas Frigeri.

Sayangnya, petaka justru hadir sembilan menit kemudian ketika Dime Dimov melakukan antisipasi keliru dan membuat gol bunuh diri. Arema memimpin 0-1 dan suasana Stadion GBT seketika berubah penuh tekanan.

Dua menit berselang, situasi berubah total setelah wasit Rio Permana mengeluarkan kartu kuning kedua untuk Matheus Blade.

Keunggulan jumlah pemain dimanfaatkan Eduardo Perez dengan memasukkan Rizky Dwi untuk memperkuat daya gedor.

Strategi itu membuahkan hasil cepat saat Bruno Moreira mencetak gol penyeimbang pada menit ke-73. Sontakannya ke tiang jauh tak mampu dibendung Lucas Frigeri dan langsung menggugah semangat seluruh stadion.

Persebaya Surabaya terus menekan di menit-menit akhir dan nyaris membalikkan keadaan pada menit ke-89.Kemelut terjadi tepat di depan gawang Arema, tetapi tak ada pemain yang berhasil menyambar bola menjadi gol.

Arema pun hampir mencuri kemenangan ketika Ian Puleillo mengeksekusi peluang berbahaya di menit 90+3. Bola melebar tipis dari gawang Ernando Ari dan membuat jantung para penonton berdegup kencang.

Setelah pertandingan yang intens itu, skor 1-1 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan. Hasil tersebut ternyata menjadi laga terakhir Eduardo Perez sebagai pelatih kepala Persebaya Surabaya.

Baca Juga :  Open 2025 Hari Ini, Ginting Hadapi Popov hingga Duel Saudara di Ganda Campuran

Manajemen tampaknya tidak ingin menunda perubahan lebih lama karena kompetisi masih panjang dan persaingan semakin ketat. Mereka bergerak cepat merapikan rencana baru agar momentum tim tidak kembali terbuang.

Bagi pemain, situasi ini menjadi tantangan karena mereka harus menjaga fokus sambil menunggu kedatangan pelatih baru. Perubahan di ruang ganti diyakini membawa suasana dan pendekatan taktik yang berbeda.

Selama enam bulan, Perez dikenal membawa ciri permainan agresif tetapi masih sering kehilangan konsistensi. Beberapa laga berjalan meyakinkan, namun beberapa momen penting justru dilewatkan tanpa hasil maksimal.

Manajemen tampaknya ingin menghindari risiko stagnasi jika tren tersebut dibiarkan berlanjut. Mereka memilih menata ulang fondasi tim dan mendatangkan sosok yang dianggap dapat memberi perubahan signifikan.

Keputusan pemecatan ini sekaligus menjadi sinyal kuat Persebaya Surabaya menargetkan peningkatan performa di sisa musim. Klub ingin kembali bersaing di papan atas dan menghadirkan permainan yang menggugah antusiasme Bonek.

Kini perhatian publik sepenuhnya tertuju pada siapa pelatih baru yang sudah diklaim sepakat secara jangka panjang.

Identitasnya belum diumumkan, namun ekspektasi suporter sudah sangat tinggi karena ini dianggap tonggak penting perjalanan musim.

Persebaya Surabaya berada pada momen penentu arah tim dan langkah ini menunjukkan keseriusan mereka dalam berbenah. Suporter kini menunggu kehadiran pelatih anyar yang diharapkan mampu membawa Green Force kembali menggigit dan tampil kompetitif. (jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru