KAIRO- Final Piala Afrika 2019 akan
mempertemukan Senegal vs Aljazair yang diselenggarakan di Cairo International
Stadium, Kairo, Sabtu (20/7) pukul 02.00 WIB (live beIN Sports 3).
Aljazair menjadi tim kejutan pada turnamen
edisi 2019 ini. Riyad Mahrez dkk menembus babak final usai menyingkirkan
Nigeria lewat kemenangan 2-1.
Sementara Senegal berhasil melenggang ke final setelah sebelumnya menyingkirkan
Tunisia dalam laga yang dramatis.
Ada dua pemain yang menjadi sorotan jelang
pertandingan ini. Dari Senegal tentu saja nama Sadio Mane yang muncul. Pemain
asal klub Liverpool itu menjadi tulang punggung tim hingga bisa melangkah
sejauh ini dan sukses menyarangkan tiga gol ke gawang lawan.
Sedangkan dari Aljazair, pemain asal klub
Manchester City, Riyad Mahrez menjadi yang paling menonjol.
Sebenarnya, target yang dipatok kapten Senegal
Sadio Mane dan kapten Aljazair jelang final tidak jauh beda. Keduanya membidik
gelar pertama bagi timnas masing-masing.
Tapi, bagi Supermaneโjulukan Maneโdia punya motivasi lainnya. Yakni, balas
dendam kepada EL Khadraโjulukan Aljazairโkarena Senegal kalah 0-3 pada
matchday kedua fase grup (28/6).
Lebih jauh, keberhasilan juara dengan
mengalahkan Aljazair menjadikan Mane superior dari Mahrez. Sejauh ini,
โskorโ persaingan keduanya untuk 2019 sama kuat karena Mane yang
memperkuat Liverpool berjaya di Eropa sedangkan Mahrez dengan Manchester City
mendominasi Inggris.
Juara Piala Afrika juga otomatis bisa memperbesar kans eks pemain Southampton
memenangi Ballon dโOr tahun ini. Sebab, dua โpesaingโ yang juga rekan
setim Mohamed Salah dan Virgil van Dijk gagal di level internasional.
โJuara bersama negara saya, yang belum pernah Piala Afrika, tentu akan luar
biasa. Itu (juara Piala Afrika bersama Senegal, Red) menjadi impian terbesar
saya,โ ucap Mane seperti dilansir Reuters.
Hanya, ambisi winger 27 tahun itu dihambat absennya bek tangguh Kalidou
Koulibaly. Bek Napoli itu absen pada pertandingan nanti karena akumulasi kartu
kuning.
Lebih jauh, performa Aljazair menuju final juga luar biasa. Tim polesan Djamel
Belmadi itu belum terkalahkan sejak fase grup. Hebatnya, mereka berhasil
mencetak 12 gol dan hanya kebobolan 2 gol dari total 6 laga alias rata-rata 2
gol per laga.
โBerada di final Piala Afrika adalah sesuatu yang hebat. Saya rasa kami sangat
bagus di turnamen ini (dengan belum terkalahkan dan mencetak 12 gol, Red) dan
itulah sumber kepercayaan diri kami,รขโฌย kata Mahrez.
Pelatih Senegal Aliou Cisse merasa bangga
dengan pencapaian timnya saat ini. Menurut dia, generasi Mane dan kawan-kawan
menjadi yang terbaik sepanjang sejarah sepakbola Senegal, termasuk dalam
generasinya yang bisa menembus final Piala Afrika 2002 lalu.โSaya sangat
bangga. Kami sudah tidak bisa mencapai final selama 17 tahun. Ini adalah buah
dari persiapan yang panjang. Beberapa pemain bekerja ekstra keras dalam lima
tahun terakhir dan ini adalah buah dari itu,โ kata Cisse, seperti dikutip
dari Egypt Today.
Cisse dan para pemain Senegal saat ini memang
memiliki kedekatan yang positif. Sejak 2015 dia dipercaya menjadi pelatih
kepala, lalu membentuk tim dengan kuasa penuh sehingga bisa meloloskan tim ke
Piala Dunia 2018 Rusia.โSaya tidak pernah habis kepercayaan kepada para
pemain. Saya merasa mereka ingin mencapai sesuatu. Mereka melakukan apa yang
dibutuhkan untuk menang. Generasi ini jauh lebih baik dibanding saya pada 2002.
Pemain saya yang mengatakan itu, dan mereka
membuktikannya,โimbuhnya.(io/jpg/net/ram)